Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Â Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik dalam Pembelajaran
Lokasi                   : SMA Negeri 8 Tanjabbar, Jambi
Lingkup Pendidikan         : Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang Ingin Dicapai   : Meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris siswa kelas XII MIPA 2 SMA negeri 8 Tanjabbar  dengan menggunakan  model  Project Based Learning(PjBL) pada pembelajaran News Item Text dengan metode Role Play
Penulis                   : Nora Handayani, S.Pd
Tanggal                  : 9-10 Januari 2023
SITUASI
Kondisi yang Melatar Belakangi Masalah:
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Suganda dkk, 2010).Â
Mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan tersebut agar siswa mampu berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris dengan baik. Kesulitan paling esensi yang penulis alami ketika membelajarkan bahasa Inggris adalah bagaimana cara membelajarkan siswa untuk mengungkapkan bahasa tersebut secara lisan.Â
Pada umumnya siswa kurang mampu mengungkapkan bahasa lisan walaupun mereka telah mengalami pembelajaran dalam beberapa bahasan pada siklus lisan. Padahal keterampilan berbicara merupakan keterampilan penunjang keterampilan membaca dan menulis.Â
Dengan dasar keterampilan berbicara yang baik, seseorang dapat memperoleh keterampilan membaca dan menulis yang baik pula. Apalagi pada saat menyampaikan berita bahasa Inggris pada materi news item text kelas XII. pada Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal yaitu:
- Kosakata siswa terbatas
- Siswa jarang latihan berbicara dalam bahasa Inggris.
- Takut ditertawakan teman jika salah dalam pengucapan kosakata bahasa Inggris.
- Kurang percaya diri dalam berbicara bahasa Inggris
- Peserta didik tidak mendapat dukungan yang baik dalam mempraktekkan bahasa Inggrisnya
- baik dilingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan sekitar.
- Guru belum optimal menggunakan model, metode dan media  yang sesuai,menarik dan inovatif  dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan poin diatas dapat diuraikan bahwa rendahnya kemampuan peserta didik dalam berbicara menyampaikan berita dalam bahasa Inggris pada materi news item text dikarenakan siswa kurang kosakata, jarang latihan berbicara dalam bahasa Inggris, takut ditertawakan teman jika salah dalam pengucapan kosakata bahasa Inggris, kurang mendapat dukungan dari sekolah, keluarga maupun lingkungan sekitar serta guru belum optimal dalam menggunakan model, metode dan media yang sesuai, menarik, dan inovatif dalam proses pembelajaran.Â
Berdasarkan pengamatan yang guru lakukan di kelas, siswa yang memiliki kemampuan kurang, cenderung kurang partisipatif dan lebih banyak diam tanpa berkontribusi aktif. Terlebih lagi, pembelajaran pada materi ini disampaikan secara konvensional dimana guru aktif menerangkan di depan kelas, dan peserta didik diminta untuk mendengarkan serta mencatat formulasi yang dijelaskan guru.
 Guru tidak mempertimbangkan gaya belajar peserta didik yang beragam dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran, padahal gaya belajar peserta didik haruslah menjadi patokan guru dalam memilih metode pengajaran yang tepat, agar pembelajaran lebih bermakna dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.Â
Penyebab lainnya adalah media pembelajaran yang digunakan juga terkesan monoton. Padahal peserta didik yang merupakan digital native hendaknya difasilitasi dengan media ajar yang berbasis teknologi agar lebih menarik sehingga peserta didik terdorong rasa ingin tahu.Â
Berdasarkan hasil pengamatan, media berbasis TPACK dalam pembelajaran belum optimal sehingga pembelajaran saat ini cenderung kurang menarik dan kurang menstimulus siswa untuk mengembangkan daya berpikir kritis dan kreatifitasnya dalam menuangkan ide -- ide yang mereka miliki khususnya pada kegiatan speaking.
Praktik baik ini penting untuk dibagikan karena:
Dari hasil kajian literatur, dan wawancara yang dilakukan, banyak rekan guru di luar sana yang mengalami permasalahan yang sama, sehingga saya berharap dengan adanya praktik baik ini dapat memotivasi dan menginspirasi bagi rekan guru yang lain dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berbicara menyampaikan berita bahasa Inggris pada materi news item text.
Tanggung jawab saya sebagai guru dalam praktik ini:Â
Memilih model dan strategi pembelajaran yang tepat, menyusun RPP yang akan digunakan, menyiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan usia peserta didik agar lebih kontekstual, menyusun LKPD, menyusun rencana evaluasi, serta mengimplementasikan pembelajaran sesuai dengan RPP. Selain itu saya juga bertanggung jawab sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta dalam proses pembelajaran.
Tantangan
Dari identifikasi masalah yang saya lakukan melalui refleksi diri dan wawancara kepada rekan sejawat, serta kajian literatur, tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan pembelajaran antara lain:
- Motivasi peserta didik untuk mempelajari materi masih rendah.
- Belum maksimalnya pemahaman guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
- Belum maksimalnya kreatifitas guru dalam mengembangkan media ajar yang menarik
Untuk menjawab tantangan di atas, saya tergerak untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran. Dengan mengkaji berbagai literatur, melakukan wawancara dengan guru sejawat dan guru senior, serta mengikuti berbagai webinar pengembangan keterampilan guru, saya menemukan beberapa referensi yang dapat digunakan dalam perbaikan pengajaran di kelas.Â
Salah satunya adalah dengan mengimplementasikan model dan strategi pembelajaran yang inovatif.
Aksi
Sebagai upaya dalam menghadapi tantangan yang telah dipaparkan di atas, langkah yang dilakukan antara lain:
1. Memilih model dan media pembelajaran inovatif
Dalam memilih model pembelajaran, saya mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan materi yang akan diajarkan. Mayoritas siswa kelas XII MIPA 2 SMAN 8 Tanjabbar memiliki gaya belajar kinestetik, dimana mereka menyukai kegiatan fisik dalam mempelajari sesuatu. Untuk menjawab tantangan ini, saya memilih model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan media pembelajaran video
2. Menyusun RPP
Dalam kegiatan ini, saya menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi dan merumuskan Tujuan Pembelajaran yan mampu mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang diberikan dalam pembelajaranSelanjutnya, saya menyusun kegiatan pembelajaran sesuai sintak model Project Based Learning
a. Pertanyaan mendasar
b. mendesain perencanaan proyek
c. Menyusun jadwal
d. Memonitor peserta didik dan perkembangan  proyek
e. Menguji hasil
f. Evaluasi pengalaman belajar
 3. Mengembangkan media ajar
Pada materi ini, saya meminta siswa membuat video menyampaikan berita dalam bahasa inggris (role play) menggunakan aplikasi kinemaster, capcut, slide power point, serta media interaktif materi news item text.
4. Mengembangkan LKPDÂ
LKPD merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Peserta didik menuangkan hasil observasi dan diskusi di dalam lembar kerja. Dalam mengembangkan LKPD speaking news item text, saya menyesuaikan penugasan peserta didik dengan KD dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam menyusun penugasan dalam lembar kerja, saya mencari berbagai referensi yang sesuai dengan materi ajar.
5. Menerapkan pembelajaran inovatif berbasis TPACK
Langkah berikutnya adalah menerapkan pembelajaran dengan model PjBL. Dalam pembelajaran news item text pembelajaran di dalam kelas disesuaikan dengan langkah-langkah yang telah digambarkan di dalam RPP.
6. Melakukan penilaian pembelajaran
Pembelajaran peserta didik dinilai secara objektif, baik dari aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan dengan menggunakan instrumen yang lengkap, berupa kisi-kisi soal, indikator pencapaian, rubrik penilaian, dan evaluasi yang disesuaikan dengan IPK dan tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan aksi ini, pihak-pihak yang terlibat adalah Kepala Sekolah sebagai pimpinan memberikan support dan memfasilitasi kegiatan, guru sejawat dan senior yang memberikan kontribusi berupa masukan dan saran yang bermanfaat, dan peserta didik sebagai subjek belajar.
Adapun materi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan antara lain:
Sumber daya listrik
Jaringan internet
Laptop
Aplikasi kinemaster, capcut
LCD Projector
       Â
       Refleksi Hasil dan Dampak
Dampak aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
Melalui model PjBL, peserta didik terlibat aktif selama proses pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran terintegrasi TPACK mampu menarik minat dan rasa ingin tahu peserta didik terkait materi yang dipelajari, serta pembelajaran akan lebih menyenangkan.
Penggunaan Bahasa Inggris yang intens di dalam kelas membuat peserta didik belatih untuk mengembangkan kemampuan berbicara, mendengar dan menambah kosa kata mereka
Peningkatan kemampuan peserta didik dalam membuat video news item text ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh peserta didik meningkat dan berada di atas KKM.
Penilaian Kelompok
NoNama Peserta   DidikAspek Pengamatan Jumlah PoinNilaiKerjasamaMengkomunikasikan PendapatKeaktifanPenggunaan Bahasa Inggris1 Alpikri Hidayat433212752AM. Ridho433212753Cindy Aulia P4444161004Dewi Aryanti444315945Farhan Rifki N432211696Jesi Aulia433313817Kaspul Anwar433212758Mia Maryani433313819M. Ridho4232116910M. Ridwan4332127511Nadia Mailini PL4333138112Nada Nabila4343148813Putri Nadia4343148814Rindi Asriani4432138115Rizma Auliya43321275
Â
Penilaian Speaking
NoNama Peserta DidikPronunciation  Grammar   Fluency VocabularyTotalNilai1Alpikri Hidayat333312752AM. Ridho333312753Cindy Aulia P443415944Dewi Aryanti443415945Farhan Rifki N332311696Jesi Aulia443314887Kaspul Anwar333312758Mia Maryani443314889M. Ridho3323116910M. Ridwan3333127511Nadia Mailini PL4433148812Nada Nabila4434159413Putri Nadia4433148814Rindi Asriani4433148815Rizma Auliya33331275
Penilaian Produk
NoKelompokPerolehan SkorJumlah Skor PerolehanNilaiAspek ke-1Aspek ke-2Aspek ke-3Aspek ke-41Kelompok 14444161002Kelompok 2443415943Kelompok 3343313814Kelompok 443341488
Adapun tanggapan berbagai pihak mengenai penerapan model PjBL berbasis TPACK dalam pembelajaran antara lain:
- Dari peserta didik: Â Peserta didik merasa pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan karena mereka dituntut untuk berdiskusi di dalam kelompok kecil. Mereka menjadi lebih antusias dan aktif dalam proses pembelajaran (berdasarkan hasil refleksi pembelajaran)
- Dari kepala sekolah : Pembelajaran dengan model PjBL mampu memotivasi peserta didik untuk aktif terlibat dalam pembelajaran, sehingga diharapkan model ini juga diimplementasikan dalam pembelajaran lainnya.
- Dari teman sejawat. Pembelajaran yang diterapkan mampu meningkatkan motivasi dan antusias peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga rekan guru lainnya ikut termotivasi untuk menerapkan model pembelajaran ini di dalam kelas.
Adapun faktor penentu keberhasilan aksi ini adalah
- Pemilihan model, teknik, serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi serta karakteristik peserta didik.
- Perencanaan yang disusun secara matang dimulai dari menyusun RPP, mengembangkan media ajar, LKPD, dan perangkat evaluasi, hingga menerapkan pembelajaran.
- Bimbingan dan masukan dari dosen dan guru pamong sebelum pelaksanaan aksi dilakukan.
- Pihak sekolah, baik kepala sekolah maupun majelis guru yang memberikan motivasi serta masukan yang berarti selama pelaksanaan praktik baik ini.
- Peserta didik yang semangat dan antusias selama pelaksanaan pembelajaran.
Hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan aksi antara lain:
- Peserta didik yang belum terbiasa  untuk memecahkan masalah pembelajaran yang diberikan secara mandiri perlu mendapat bimbingan lebih selama proses pembelajaran.
- Kurangnya perbendaharaan kata bahasa Inggris menjadi kesulitan dalam memahami pertanyaan dan arahan yang diberikan.
Pembelajaran yang saya peroleh dari praktik ini adalah saya belajar untuk berpikir kreatif dalam mendesain pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Saya menyadari perbedaan gaya belajar dan minat peserta didik seharusnya menjadi landasan untuk memilih metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik. Untuk itu, saya harus selalu mengupgrade diri untuk bisa menjadi guru yang akti, kreatif dan inovatif agar saya dapat memfasilitasi pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H