Kita sebagai masyarakat indonesia sudah mengenal tentang berbagai agama bukan? Kenapa demikian?. Karena di indonesia sendiri terdiri dari beragam suku, budaya, ras dan juga agama. Keberagaman ini membuat indonesia memiliki khas tersendiri dari negara-negara yang lain.
Meskipun berbeda-beda, masyarakat indonesia tetap hidup berdampingan dengan nyaman dan tentram seperti semboyan negara indonesia sendiri yaitu, “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”.
Jika berbicara mengenai agama, indonesia memiliki beberapa macam agama yaitu, agama hindu, budha, islam, kristen, katolik, konghucu, dll. Dengan ini, sebagai masyarakat indonesia hendaknya kita harus memiliki sifat toleransi antar sesama.
Toleransi ini tidak dilakukan antar sesama agama saja tetapi juga dengan agama lain. Seperti halnya degan yang diterapkan oleh agama konghucu di klenteng Eng An Kiong.
Sebelumnya klenteng Eng An Kiong adalah salah satu klenteng yang saya kunjungi yang berada di Jl.Martadinata, kota lama, kec kedungkandang, Malang.
Menurut bunsu anton klenteng Eng An Kiong ini memiliki makna tersendiri dari setiap katanya. Eng yaitu berarti istana, An berarti keselamatan, dan Kiong berarti abadi.
Jadi, arti dari klenteng Eng An Kiong adalah istana keselamatan yang abadi. Kemudian,tahu kah kalian bahwa ternyata klenteng Eng An Kiong menjadi tempat peribadatan tiga agama yang menjadi satu atap yaitu agama Kong Hu Cu, Thao, dan Budha Mahayana. Adanya tiga agama dalam satu atap ini menunjukkan tingginya toleransi antar umat beragama meskipun sangat jelas perbedannya.
Penjelasan dari bunsu Anton mengenai toleransi yaitu toleransi adalah sikap kita dimana dapat menghormati orang lain dengan tidak memandang bulu siapapun orang tersebut.
Contoh sedikit yang diambil dari ligkungan sekitar yang dilakukan oleh orang konghucu di klenteng Eng An Kiong ini, setiap tahunnya selalu mengadakan agenda yaitu sedekah bumi. Sedekah bumi yang dilakukan oleh orang konghucu ini dilakukan hanya 1 tahun sekali.
Dan yang perlu ditekankan, kegiatan sedekah bumi tidak hanya diperuntukkan jemaah konghucu saja, melainkan juga untuk semua masyarakat sekitar. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk rasa sosial orang konghucu dalam menghargai sesama makhluk tuhan. ujar bunsu Anton.
Selain itu peran masyarakat sekitar juga sangat penting dalam kegiatan yang di adakan di klenteng. Misalnya, jika ada hari besar konghucu atau perayaan hari imlek masyarakat sekitar atau juga umat muslim ikut serta dalam menjaga keamanan klenteng Eng An Kiong.
Begitupun sebaliknya, apabila umat muslim merayakan hari raya maka mereka sebagai umat chinis ikut berpartisipasi sebagai bentuk rasa toleransi. Kegiatan ini membuktikan bahwa negara indonesia yang kita tempati ini menjunjung tinggi nilai toleransi dan rasa persatuan dan kesatuan. Tanpa adanya sikap toleransi maka tidak akan ada persatuan antar sesama.
Sedikit cerita dari bunsu anton, bahwa jaman dahulu banyak terjadi pemberontakan yang di alami oleh indonesia karena tidak adanya rasa persatuan dalam diri masyarakat indonesia.
Yang awalnya mereka melawan para penjajah sendiri-sendiri tanpa menjalin persatuan antar sesama, kemudian setelah mereka menjalin persatuan barulah mendapat yang namanya sebuah kemenangan.
Suatu pelajaran untuk kita semua bahwasannya dengan sikap toleransi yang kita lakukan akan menjaga persatuan agar tidak timbulnya perpecahan. sehingga hidup yang kita jalani lebih tentram dan damai dalam melakukan kegiatan di dunia.
Sekian dari saya,mohon maaf apabila ada salah kata dan penulisan... semoga bermanfaat;))
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI