World Ocean Summit Insight Hour (13/08) kali ini bertajuk "Meet the Ocean Changemakers" diadakan oleh World Ocean Initiative (WOI) yang dipimpin oleh  Matrin Koehring.  World Ocean Initiative (WOI) adalah sebuah  organisasi yang bergerak dibidang ekonomi kelautan. Organisasi ini mempunyai keinginan dan impian besar tentang laut yang sehat dan impact nya terhadap kekuatan perekonomian masyarakat.  Dalam setiap diskusinya, WOI mengajak kepada semua orang di dunia untuk bercakap mengenai tantangan terbesar yang dihadapi oleh lautan, mereka menginspirasikan pemikira-pemikiran yang berani, menjalin kemitraan baru, serta mencari tindakan efektif untuk membangun ekonomi kelautan yang berkelanjutan.Â
Pada diskusi kali ini Martin Koehring mengundang 6 tokoh perempuan yang mempunyai peran dalam dunia perikanan dan kelautan. Tiga orang  perempuan  inspiratif dari seluruh dunia pemenang kompetisi yang diadakan oleh WOI yang berjudul "Women and the Ocean: Changemakers Challenge" pada 12 Februari 2020 lalu yaitu :
1. Â Dr Katie St. John Glew, Peneliti Postdoctoral, University of Southampton dan Marine Stewardship Council, Inggris.
2. Â Dr Ling Ka Yi, Chief Scientific Officer / salah satu pendiri, Shiok Meats Pte. Ltd., Singapura
3. Â Olga Luca Caro Jcome, CEO dan salah satu pendiri, Procoreef, Kolombia
Kompetisi ini disponsori oleh The Nature Concervacy.  Tujuan dari acara ini adalah memberikan perhatian serta menampilkan para perempuan pembaharu yang juga merangkap sebagai enterpreneur. Para perempuan hebat ini telah melakukan pengembangan solusi  bisnis perikanan kelautan serta menawarkan inovasi dan solusi  untuk masalah-masalah yang dihadapi di dunia perikanan kelautan. Demi mewujudkan ide dari ketiga pemenang, mereka akan mendapatkan bimbingan dari tiga orang perempuan terkenal yang memimpin gebrakan - gebrakan pembaharuan tentang kelautan perikanan. Tiga orang mentor tersebut adalah:
1. Maria Damanaki, global ambassador for oceans, The Nature Conservancy. Maria adalah mentor dari r Dr Katie St. John Glew dengan idenya mengenai "to verify fish catch locations and improve traceability".
2.  Maren Hjorth Bauer, chief executive and co-founder, Katapult Ocean. Maren adalah mentor dari  Dr Ling Ka Yi dengan inovasinya mengenai "cell-based clean meat".
3.  Susi Pudjiastuti, former minister of maritime affairs and fisheries, Indonesia; founder, PT ASI Pudjiastuti Aviation. Susi adalah mentor dari Olga Luca Caro Jcome dan project nya yaitu "to protect and restore coral reefs through eco-tourism".
Project Olga Lucia Caro Jacome  yang di bimbing oleh Ibu Susi Pudjiastuti dapat dilihat pada video dibawah ini.
Pada kesempatan  kali ini bu Susi memberikan komentar mengenai ide dari Olga mengenai  menggaet wisatawan untuk bersama memperbaiki  salah satu dari 3 habitat penting di perairan yaitu terumbu karang dan keberlanjutan  bisnis pariwisata. Hal ini menjadi salah satu ide terbaik untuk melibatkan wisatawan yang terkait dengan goal dari kegiatan  keberlanjutan  lingkungan.  Dengan mengajak wisatawan untuk aktif dalam kegiatan tersebut, maka secara tidak langsung, akan membuat sustain bisnis yang telah kita ciptakan. Â
Salah satu kegiatan serupa pernah dilakukan oleh mahasiswa  dari Indonesia yang bernama Agustin Capriati. Bertema tentang "RISING UP LOCAL LESSON LEARNT TO PROVIDE GLOBAL IMPACT ON SAVING CORAL REEF ECOSYSTEM"  Agustin mengajak masyarakat setempat untuk menjadi orang tua asuh untuk terumbu karang. Â
Agustin  dan tim memberikan nama programnya "Coral Nanny".  Tidak lain hal ini adalah  kegiatan untuk mengembalikan habitat terumbu karang menjadi  tempat yang layak huni untuk ikan tumbuh dengan baik. Â
Program ini mencoba membuat orang sekitar peduli dengan kesehatan  terumbu karang. Agustin dan tim juga menawarkan masyarakat untuk menjadi orang tua asuh bagi satu atau lebih coral asuhan dengan cara mendonasikan cash money dalam bentuk barang, merchandise, atau souvenir yang dapat diberikan langsung kepada masyarakat setempat. Donatur akan mendapatkan sertifikat  sebagai bukti bahwa telah berkontribusi sebagai orang tua asuh bagi coral tersebut.  Kegiatan ini juga dilakukan juga dilain tempat oleh dua organisasi yaitu HUMANERA dan SALAM (Sahabat Alam) di daerah Malang selatan, Jawa Timur. Â
Keberhasilan kegiatan dan keberanian melakukan gebrakan demi menghadapi tantangan perikanan kelautan yang dilakukan oleh Ibu Susi dan  para mahasiswa ini semoga bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.  Dukungan dari masyarakat, para pegiat lingkungan, mahasiswa, dosen, dan peneliti menjadi suatu hal yang sangat penting untuk menjaga  lingkungan laut agar tetap lestari. Â