Dengan kenaikan PDB ini tentu saja menjadi harapan baru dalam geliat ekonomi pengembangan Kota Mandiri yang terkait dengan hunian penduduk Indonesia terutama gen Z yang mendominasi sebagian besar jumlah penduduk.
Kota Mandiri menjadi penting bagi Indonesia karena berbagai alasan dan faktor utama, seperti jumlah populasi yang terus bertambah, menyempitnya lahan, alih fungsi lahan, degradasi lingkungan, kerusakan lahan yang semakin kritis dengan geliat ekonomi yang terus tumbuh.
Minimal, penggunaan lahan optimal, berimbang dengan laju pertumbuhan ekonomi semakin baik, serta pengendalian populasi dengan model selektifitas yang menjadi ciri khas gen Z mampu menjadi risk mitigation dari dampak negatif dari adanya menyempitnya lahan. Karenanya, Kota Mandiri yang bersifat berkelanjutan di Indonesia menjadi kebutuhan untuk kelestarian lingkungan yang lebih baik di masa mendatang.
Nilai keberlanjutan Kota Mandiri di sini, tentu dari sisi kelestarian lingkungan dapat dipertahan dengan pola optimalisasi pemnfaatan lahan dan konservasi lahan hijau melalui penataan kota yang lebih baik di tengah fenomena urbanisasi yang semakin pesat berkembang dan menjadikan Kota Mandiri sebagai pemukiman, perkantoran, dan pusat bisnis yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan sesuai dengan SDGs 11 'Sustainable Cities and Communities', dengan Pembangunan kota terpadu, infrastruktur, pelayanan perkotaan seperti penanganan kualitas air, udara, sampah dan lainnya, minimalisir resiko kebencanaan hingga perubahan iklim yang terjadi di perkotaan sesuai dengan the Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya