Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Perempuan Memilih Berhenti di "Lampu Merah" atau Waithood, Fenomena Sosial-Global?

1 Maret 2024   09:37 Diperbarui: 1 Maret 2024   22:18 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makna yang berbeda dengan posisi laki-laki, Putra misalnya yang memaknai pernikahan sebagai manifestasi strata sosial untuk kehidupan di masa depan.

Soal pernikahan, Data BPS RI (2022), menunjukkan bahwa Indonesia mengalami trend penurunan pernikahan sangat tajam dalam 10 tahun terakhir. 

Di tahun 2022, pernikahan secara nasional sebanyak 1,7 juta, dengan usia di atas 22 tahun dan rata-rata kelahiran anak hanya satu.

Paradigma soal quality life paska menikah menjadi isu krusial di sini. Beberapa penyebab yang menjadi latar belakang lainnya adalah:

1) Pendidikan dan karir. Bagi gen Z Pendidikan menjadi kebutuhan dasar yang nantinya akan membantu mereka untuk meraih apa yang menjadi harapan.

Pendidikan menjadi hal yang sangat urgen karena generasi ini mengalami berbagai krisis sosial yang dihadapi dengan berbagai kultur dan coraknya. 

Sehingga Pendidikan dan karir masuk dalam kategori "very important" dengan jumlah 83% diberbagai belahan dunia (83%), termasuk 39% dimana perguruan tinggi juga sama 'very important' (Gallup and Walton Family-US Youth Survey, 2023).

2) Psikologi Sandwich. Generasi Z umumnya berada pada posisi "Sandwich Phsicology" atau dalam bahasa jurnal Dorothy A. Miller, Kentucky University (1981), "Adult Children of The Aging".

Secara psikologis, generasi ini adalah dimana seseorang memiliki tanggung jawab ganda menghidupi dua generasi sekaligus, misalnya si Perempuan ini harus menanggung ibu dan adeknya sekaligus. Sehingga tak memiliki kesiapan finansial yang cukup.

Hal ini membuat berbagai situasi yang rumit sehingga membuat perempuan gen M ataupun gen Z memilih untuk menunda pernikahan.

3) Belum bertemu dengan "matching soulmate". Mencari pasangan yang cocok dan sesuai kriteria tentu juga bukan hal yang mudah. Bahkan tak jarang selalu gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun