Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gen Z: Cohort 5.0 New Style Work, Generasi Post-Milenial di Dunia Industri-Bisnis

17 Maret 2023   18:30 Diperbarui: 17 Maret 2023   18:32 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gen Z, membicarakannya tentu akan mengingatkan pada generasi kekinian yang penuh dengan dinamika dan ambisi. Siapa sebenarnya Gen Z? Ada banyak sekali jawaban, tergantung kepada siapa tentunya kita mau bertanya. 

Versi The Futures Company (2023), justru menyebut Gen Z dengan 'Centennial' dan generasi ini dikenali sebagai generasi yang tidak mementingkan diri sendiri dan lebih percaya diri. 

The Sound (2023) menyebutnya dengan 'Generation Edge', karena sifat Gen Z yang lebih realistis, ulet dan tentu saja 'banyak akal'. Tak hanya itu, definisi lain juga disebutkan oleh banyak sekali peneliti dengan definisi, sebagai generasi yang lahir di era 1995-an hingga mereka yang lahir dari 2010 dan seterusnya.

Badan Pusat Statistik  (BPS, 2020), Gen Z secara pertumbuhan mendominasi di Indonesia, dengan jumlah 74,93 juta jiwa atau 27,94% dari total penduduk Indonesia, mengalahkan jumlah pertumbuhan Gen Y atau milenial sebesar 69,38 juta, Gen X 58,65 juta dan Pre Boomer mencapai 5,03 juta. 

Gen Z akan memasuki usia produktif pada 15-21 tahun saat ini dimana peranan penting di seluruh lini kehidupan termasuk di dunia kerja industri dan bisnis yang berbasis dengan teknologi, dunia digital 5.0 atau Cohort 5.0.

Pertanyannya kemudian siapa Gen Z Cohort 5.0? Cohort 5.0 adalah sebutan pada penyesuaian teknologi dimana Gen Z hidup dildalamnya. Survei Alvara Research Center (viva.co.id, 2022), menyebutkan bahwa Gen Z merupakan pengguna terbesar dari teknologi dengan jumlah akses lebih dari 7 jam/hari.  

Akan tetapi 40% dari kalangan Gen Z, masih berada di dalam kategori literasi digital yang rendah. Ini yang seharusnya dijembatani ketika Gen Z yang notabene sangat bergantung dengan teknologi, bisa diarahkan pada model teknologi digital dengan model creation power-mengarah pada profesional industri sekaligus broadcast power yang mampu menjangkau audien dalam skala besar. 

Jika kita membuka Instagram maupun Youtube bahkan aplikasi Tik-Tok, maka hal yang pertamakali muncul adalah bagaimana visualisasi Gen Z dengan berbagai aktivitas rekam jejak mereka di dunia digital, atau bahkan digital menjadi pilihan 'social life' sekaligus dunia kerja, seperti profesi menjadi Youtuber, Podcaster, Digital Marketer, Designer Grafis, Blogger bahkan profesi sebagai Selebgram, Influencer, Tiktoker, Content Creator dan lain sebagainya.

Dalam dunia industri-bisnis, jika milenial adalah pekerja hari ini, maka Gen Z adalah pekerja di masa mendatang. Jadi, untuk membangun sebuah dunia kerja, yang penuh dengan kepercayaan, keinginan untuk maju, maka penting bagi kita yang berada di dunia industri dan bisnis mengelola Gen Z dengan pemahaman yang baik-menemukenali kapasitas dan tentu saja membentuk mereka sesuai sesuai dengan kultur kerja dan visi-misi industri-bisnis.

Sayangnya, karena Gen Z hidup dengan perubahan dunia industri dan bisnis yang cepat, membuatnya berfikir cepat dalam membangun mindset, apalagi ditengah kebaruan bisnis yang menyelaraskan dengan lingkungan dan sosial. Soal perubahan iklim, ekonomi, perubahan tata kelola lingkungan, bahkan keberlanjutan masa depan dengan semakin cepatnya digital life.

Ada yang menarik dari sini, ketika di dunia kerja bertemu atau membangun team work dengan para Gen Z. Tantangan baru bagaimana mereka mengadpatasikan kultur kerja, kebiasaan, menyeimbangkan dunia kerja dan social life yang mereka miliki. Gen Z juga disebut lebih memilih dan memilah pekerjaan sesuai dengan standar resiko yang mereka tetapkan sesuai dengan mindset yang dimiliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun