Mohon tunggu...
Nor Rofiah
Nor Rofiah Mohon Tunggu... Lainnya - Nor Rofi'ah Universitas Islam Sultan Agung

Nor Rofi'ah 8 Juli 1998 cancer girl

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Virus Corona China Mendunia

1 Juli 2020   15:10 Diperbarui: 1 Juli 2020   15:15 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

VIRUS CORONA CHINA MENDUNIA

Oleh : Nor Rofi'ah

Penyakit ini ditimbulkan oleh koronavirus jenis baru yang dibernama SARS-CoV-2. COVID-19 pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan saat bulan Desember 2019. Diduga menyebar karena melewati percikan pernafasan (droplet) yang dikeluarkan sewaktu batuk, percikan ini dapat melewati bersin seseorang dan pernafasan dengan cara normal. Virus covid ini bisa menyebar dengan cara menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dan bisa juga menyentuh wajah seseorang.

Semua orang dapat terjangkit  COVID  saat orang yang menderitanya memiliki gejala, meski penyebaran telah mungkin terjadi sebelum mengalami gejala tersebut muncul. Masa waktu antara paparan virus dengan munculnya gejala biasanya terjadi lima hari, tapi dapat berkisar dua hingga empat belas hari. Gejala umum diantaranya yakni demam, batuk, serta sesak nafas. Komplikasi yang terjadi pada wabah virus ini dapat berupa pneumonia dan penyakit pernafasan yang akut.

Untuk beberapa saat ini pengobatan primer yang diberikan hanya terapi simtomatik dan suportif. Langkah pencegahan yang dianjurkan diantaranya yakni mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, dan menjaga jarak dari orang lain, serta pemantauan serta isolasi diri untuk masyarakat yang mencurigai bahwa mereka terinfeksi atau terpapar virus covid-19 tersebut.

Pandemi coronavirus 2019-2020 atau dikenal sebagai pandemic COVID-19 yakni peristiwa menyebarnya penyakit covid-19 di seluruh dunia. Wabah covid-19 pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan. Pasien nol yang diduga sebagai dalang dari pandemi ini adalah seorang wanita penjual udang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan, Wuhan berumur 57 tahun bernama Wei Guixiang. awalya, pada 10 Desember 2019, dia merasa demam dan tidak badan. Dia memeriksakan diri ke klinik terdekat. Namun, setelah memeriksakan diri, dia mulai kembali berjualan. Saat itulah, SARS-CoV-2 menyebar. Namun setelah itu beberapa orang mengalami gejala yang sama seperti si penjual tersebut dan pada tanggal 31 Desember 2019, ada pemberitahuan di Wuhan tentang pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya telah menyebar ke-25 orang.

Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar hampir ke seluruh negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Virus ini diduga menyebar diantara orang-orang terutama melalui percikan pernafasan (droplet) yang dikeluarkan selama batuk. Percikapan ini juga bisa dihasilkan dari bersin dan pernafasan normal. Selain itu virus dapat menyebar bila menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi serta menyentuh wajah seseorang yang terkena penyakit menular saat orang yang menderitanya memiliki gejala, meskipun penyebarannya mungkin saja terjadi sebelum gejala terjadi.

Total kasus positif corona di dunia semakin mendekati angka 4 juta pasien. Lonjakan jumlah kasus terus meningkat karena pada saat angka infeksi baru di sebagian negara menurun, di wilayah lain justru mengalami peningkatan pesat. Data Worldometers yang diperbarui per pukul 15.23 WIB, Rabu sore, 6 Mei 2020 menunjukkan jumlah total kasus positif corona di dunia hari ini sudah mencapai 3.741.276 pasien.

Diantara 3,74 juta kasus poitif corona di 212 negara dan sejumlah kawasan lain serta dua kapal pesiar itu, 258.511 pasien covid-19 telah meninggal dunia. Sementara pasien covid yang telah sembuh baru sekitar 1.247.417 orang. Berdasarkan data update di Worldometers, sebanyak 2.235.348 pasien covid-19 di seluruh dunia saat ini masih dala perawatan. Dari 2,23 juta orang tersebut, 49.243 (2 persen) pasien covid-19 mengalami kondisi kritis atau gangguan serius.

Untuk beberapa saat ini pengobatan primer yang diberikan hanya terapi simtomatik dan suportif. Langkah pencegahan yang dianjurkan diantaranya yakni mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, dan menjaga jarak dari orang lain, serta pemantauan serta isolasi diri untuk masyarakat yang mencurigai bahwa mereka terinfeksi atau terpapar virus covid-19 tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran virus termasuk pembatasan perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan dan pembatalan acara, serta penutupan fasilitas.

Upaya ini termasuk karantina Hubei, karatina nasional di Italia dan di tempat lain termasuk Eropa, serta pemberlakuan jam malam di Tiongkok dan Korea Selatan, berbagai penutupan di perbatasan negara atau pembatasan terhadap penumpang yang masuk, penapisan di bandara dan stasiun kereta, serta informasi perjalanan mengenai daerah dengan transmisi lokal. Sekolah dan universitas telah ditutup baik secara nasional maupun lokal di lebih dari 124 negara dan memengaruhi lebi dari 1,2 miliar siswa.

Wabah ini juga menyebabkan gangguan sosioekonomi global, penundaan atau pembatalan secara olahraga dan budaya, dan kekhawatiran luas tentang kekurangan persediaan barang yang mendorong pembelian. Misinformasi dan teori konspirasi tentang virus telah menyebar secara daring, dan telah terjadi insiden xenophobia dan rasisme terhadap orang Tiongkok dan orang-orang Asia Timur atau Asia Tenggara lain.

Perkembangan covid-19 pada 30 Juni di Indonesia terhitung 24 jam dari 29 Juni dari sini telah terkonfirmasi kasus baru covid-19 sebanyak 1.293 k dilihat dari sebaran kasus ini bahwa Jawa Timur mengkonfirmasi menambahkan kasus baru sebanyak 331 orang dan mengkonfirmasi 121 orang sembuh, kemudian DKI Jakarta mengkonfirmasi 193 kasus baru dan 394 sembuh, kemudian juga ada Jawa Tengan 153 kasus baru 50 sembuh, Kalimantan Selatan 106 kasus baru dan 38 sembuh, Sulawesi Selatan mengkonfirmasi 89 kasus baru dan 69 sembuh, 19 provinsi pada tanggal ini mengkonfirmasikan bahwa dibawah 10. Dan sementara terdapat 7 provinsi yang mengkonfirmasikan tidak ada penambahan kasus baru diantaranya adalah Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kep. Riau, Riau dan Nusa Tenggara Timur. Kasus sembuh kini sudah cukup banyak dan beberapa provinsi melaporkan kasus sembuh sudah lebih dari 80%.

Diantaranya adalah NTB 81,1% sembuh, kemudian Kalimantan Timr 73,7% sembuh, Yogyakarta 85,3% sembuh, Gorontalo 80,2% yang sembuh, Sulawesi Selatan 82,3% kasus sembuh, Kalimantan Utara 73,5% sembuh, Lampung 79,3% sembuh, Sulawesi Barat 72,8% sembuh, Bangka Belitung 86,8% sembuh, Bengkulu 71,2% sembuh, Kalimantan Barat 81,9% sembuh, Kep. Riau 81,6% kasus sembuh, dan Riau 73,5% sembuh. Angka presentasi sembuh global ditingkat dunia adalah 50,3% artinya begitu banyak beberapa provinsi di Indonesia yang mencapai kesembuhan diatas 80% total sembuh yang dicatat pada hari ini adalah 1006 orang sembuh sehingga akumulasi sembuh yakni 24.806 orang dan masih melakukan pemantauan terhadap ODP sebanyak 43.797 orang dan PDP 13.182 pasien.

Ini semua tentunya dibutuhkan disiplin yang sangat kuat, komitmen yang kuat dari semua yang bersangkutan agar penyakit ini tidak menular ke orang lain dan harusnya ini juga kita maknai bahwa kita sekalian yang berada dilingkungan mereka atau berada diaktivitas kita sehari-hari juga dituntut untuk mampu melindungi diri dengan cara yang sebaik-baiknya.

Cara itu sudah beberapa kali dan berkali-kali akan terus disampaikan yaitu dengan mematuhi protocol kesehatan, menjaga jarak secara fisik dengan oran-orang yag ada disekitar kita, setidaknya pada jarak lebih 1 meter, menggunakan masker bagi siapapun dan kemudian secara sering rajin mencucui tangan dengan menggunakan sabun.

Pada situasi aktivitas kita sehari-hari seringkali kita dihadapkan pada satu kondisi menjaga jarak menjadi sesuatu yang agak suli dilakukan, misalnya berada dikendaran umum, berada dipintu masuk pada sebuah institusi yang kemudian bersama-sama dengan orang lain, oleh karena itu menggunakan masker menjadi sesutau yang mutlak bagi diri sendiri untuk mencegah terpaparnya wabah tersebut.

Kini corona virus menjadi perhatian banyak khalayak uumu dan dengan sebutan terbarunya yang kin disebut Novel Corona Virus. Namun pada sebagian orang (lanjut usia) sangat beresiko yang sangat tinggi yakni dapat menjadi masalah kesehatan yang menahun seperti sakit jantung, darah tinggi, maupun diabetes, corona dapat menjadi masalah yang serius bagi orang-orang yang sudah berumur, dapat menjadi resiko tinggi bagi mereka, dan kebanyakan korban berasal dari penyakit-penyakit y

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun