Mohon tunggu...
Nopi Yuniati A.Md.T.
Nopi Yuniati A.Md.T. Mohon Tunggu... Lainnya - Apapun kata orang, bagaimanapun peradaban berubah, aku tetap menulis.

Bengkulu-Surabaya. 10 Juni 1997. D3 Agroindustri. Hanya melakukan hal-hal yang disukai meskipun harus jatuh bangun berulang kali, Sir Wala Taqif.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tips Move On dari "Menjaga Jodoh Orang"

23 Agustus 2020   21:03 Diperbarui: 23 Agustus 2020   21:01 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Menjaga jodoh orang adalah istilah yang saat ini sedang ramai diperbincangkan di dunia maya. Mereka yang menjalani hubungan pacaran selama bertahun-tahun ternyata belum tentu sampai pada pernikahan. Terlepas dari pernyataan bahwa jodoh sudah diatur oleh Tuhan, manusia tetap harus berusaha untuk meraih jodoh yang diinginkan.

Setelah berpacaran lama namun tidak berjodoh alias kandas di tengah jalan bisa diakibatkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti perselingkuhan, rasa bosan, keegoisan dan kekerasan menjadi faktor utama banyaknya orang yang hanya menjaga jodoh orang, berakhir menjadi galau dan sulit untuk move on.

Sementara faktor eksternal seperti restu orang tua, ekonomi, jarak dan beberapa faktor lainnya juga menjadi alasan kandasnya hubungan, lagi-lagi menjadi galau, susah move on atau bahkan gagal move on.

Beberapa orang memiliki cara tersendiri untuk mengobati luka hati akibat kandasnya hubungan yang sudah dijalani bertahun-tahun. Perlu diingat juga bahwa tidak semua orang mampu melupakan masa dimana mereka merasa bahagia dengan seseorang terlebih jika mantan kekasihnya lebih dulu dan lebih cepat menikah dengan orang lain.

So, teruntuk orang-orang yang baru merasakan menjaga jodoh orang atau sudah lama gagal move on dari sang mantan mari simak tips berikut:

Berproses hijrah

Tips pertama yang memang tergolong berat karena berdasarkan aturan agama. Sepakat bahwa agama islam melarang pacaran karena hal tersebut adalah mendekati zina. Tidak semua orang mampu berproses menjadi lebih baik melalui proses tidak berpacaran. Alasan agama adalah alasan yang berat karena membutuhkan niat dan hati yang lurus lillahi ta'ala.

Bagi mereka yang sudah berniat menjadi lebih baik dan melupakan mantan hijrah dapat dilakukan secara perlahan. Hal ini dilakukan dengan belajar agama secara bertahap, mengikuti kajian, membaca buku pengetahuan islam, sharing pada orang yang lebih paham dengan masalah kita atau guru agama, perbanyak ibadah dan istighfar atas diri sendiri.

Sulit jika dibayangkan untuk melakukan proses tersebut di tengah kegundahan hati, maka kembali pada niat yang baik untuk menjalankan. Insya Allah.

Hal lain yang dapat dilakukan untuk mempercepat move on adalah mengikuti kelas ta'aruf. Proses ta'aruf dilakukan untuk mendapatkan keridhoan Allah bukan menyaingi mantan yang sudah menikah. Yap, mengingat niat baik akan memberikan hasil yang baik, begitu pula sebaliknya.

Menyibukkan diri

Karir atau pekerjaan adalah salah satu faktor yang dapat mengalihkan fokus dan prioritas hidup seseorang. So, tips ini banyak dilakukan oleh mereka yang biasanya lebih berpikir secara logika. Banyak orang yang berhasil melupakan masalah perasaan dan kegagalan hatinya dengan cara sibuk mengembangkan kariernya.

Terlalu sibuk dengan karir juga tidak jarang membuat orang kebablasan lupa untuk mencari pasangan hidup. Jadi, menyesuaikan target karir dan pasangan hidup berdasarkan usia sangat penting. Ingat pula bahwa karir dan uang bukanlah hal mutlak untuk membahagiakan diri sendiri.

Memperluas relasi

Relasi merupakan hubungan yang dibangun dengan banyak orang terkait banyak hal. Hubungan yang dijalin dengan banyak orang seperti keluarga, rekan kerja, teman dan sahabat akan mempengaruhi pola pikir dan suasana hati. Oleh karena itu, menjalin relasi dapat membantu proses move on dari sang mantan yang selalu mengganggu pikiran. 

Tidak menutup kemungkinan menjalin relasi juga memberikan kesempatan untuk mengenal orang baru yang mungkin saja dapat menjadi pengganti orang yang pernah menyakiti hati.

Membuka hati

Mantan sudah menikah sedangkan kita masih terpuruk dengan kegalauan tanpa berkesudahan. Mempersulit keadaan diri sendiri. Tidak jarang banyak orang yang stress atau depresi karena persoalan gagal move on. Kondisi tersebut mendorong seseorang untuk berbuat buruk terhadap dirinya sendiri. So, belajar membuka hati untuk orang baru adalah cara yang baik untuk mengatasi masalah gagal move on.

Membuka hati bukan berarti memberikan kesempatan untuk lawan jenis seluas-luasnya. Perlu adanya pembatasan dan menyaring untuk siapa kita membuka hati. Kesalahan membuka hati untuk orang baru tidak menyelesaikan masalah tetapi justru mengulang masalah yang sudah ada sebelumnya.

Sebenarnya orang akan lebih nyaman menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan menjadi diri sendiri. Sebagian orang juga membutuhkan bantuan dan pendapat orang lain jika memang sudah tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, terutama soal hati.

Satu kalimat yang dapat mengajarkan kita untuk ikhlas, jika tidak berjodoh, artinya dia bahagia dengan yang lain. Percaya bahwa jodoh kita kelak adalah yang terbaik, karena ikhlas membuat hati tenang untuk melangkah menjadi lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun