Mohon tunggu...
Novi Indah
Novi Indah Mohon Tunggu... -

menulis ikuti kata hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Kamu

2 Februari 2012   15:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:08 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku benci kalimat itu..", ucapmu lirih.. "Kenapa benci..?" Selidikku.. "Aku benci maknanya,,"lanjutmu.. "Karena aku ingin kau dan aku menjadi kita!" Pelan kau raih kedua tanganku. Menggenggamnya,, lembut. "Aku tak ingin kita berpisah,, selamanya kita bersama, bahagia.. Apakah kau tak menginginkannya?" Kutatap mata teduh itu. Ada kesungguhan disana. Ada cinta yang kuharapkan, ada sayang yang terpancar.. Aku yakin, aku pasti kan bahagia dengannya..
Ah, ingin rasanya secepat mungkin aku mengangguk, mengiyakan, dan kau pasti akan segara memelukku.. Pelukan yang hangat, penuh cinta dan sayang..
Ah, aku sangat menyayangimu...
Tak sanggup aku menatap teduh matamu. Mata yg masih bertanya, dan menunggu kepastianku...
"Ka,, maafkan aku..." terbata, terdiam... Tertunduk menghitung batu yang membisu, seakan ikut merasakan kegalauan hati.
"Aah, mengapa...?? " lirih dan putus asa.. Pelan kau lepaskan tanganku.. "Tak sayangkah kau padaku?
"Sangat sayang..." pelan kujawab.

------------- """" -------------

Hari berganti,, bulan berlalu,,, tahun berbilang....

Entah berapa lama tak berjumpa denganmu..
Tak terhitung waktu...
Aku tak pernah bisa.......melupakanmu..

------------- """" ---------------

"Mall kiri ya Bang.." kataku. "Baik Neng..".. Angkot berjalan pelan ke pinggir. Hup,, bergegas aku melompat turun, menyerahkan sejumlah uang, dan berlalu meninggalkan angkot yg masih lapar penumpang..
Gerimis lembut tak kuhiraukan. Waktu seakan terus mengejar, memanggilku untuk segera menyelesaikan tugas dr kampus..
"Huft,, hujan yang ramah.. Terimakasih masih mau membasahi bumiku.." bisikku sambil terus sibuk mengeringkan beberapa titik air di anak rambutku.
Bruukk,,!! " Aduh,, hati2 dong kalau jalan!" Sedikit kaget bercampur kesal ketika seseorang menabrakku.. "Ups, maaf mbak.. Sorry,, aku terburu-buru.. Mbak nggak papa kan?" ucap si Penabrak.. "Iya, nggak papa.."jawabku singkat seraya melirik si Penabrak..
Hei, sepertinya.. Sekali lagi kupandang lelaki yang menabrakku.. "Hai,, kamu... Kaka'..!!" setengah berteriak aku memanggil si Penabrak.
Tertegun, diam sejenak,, dan,, "Hai,, kamuu.. Tia ya?? " Mata teduh yg ku kenal itu berbinar.. Hmmm,, seandainya dunia milik berdua,, akan ku peluk lelaki di hadapanku ini..
"Waahh,, nggak nyangka bisa ketemu disini.. Bagaimana kabarmu Tia?"

------- o --------

Kikuk,, grogi,,debar jantung yg berlompatan,, tak mampu aku sembunyikan..
Pura-pura sibuk mengaduk minuman di depanku, sambil sesekali mencuri pandang ke arah lelaki yang entah berapa lama tak bersua..
Belum banyak yang berubah.. Hmm,, hanya badannya saja sekarang nampak lebih berisi..
"Hei, jangan melamun!," suara yang dulu akrab ditelingaku memecah kebisuan . "Maaf, aku begitu kaget dengan pertemuan ini.."jawabku..
Di luar,, gerimis lembut masih setia menemani reuni dadakan antara kau dan aku..
----- oo ----

"Makasi ya,, pertemuan yang menyenangkan.. Kapan-kapan kita ketemu lagi ya..? ujarmu. "Iya, mudah-mudahan.." jawabku. "Hati-hati di jalan Ka'..". "Pasti.." jawabmu. Senyum yang selalu membuatku rindu itu mengembang. "Kamu juga hati-hati ya Tia.." Hanya anggukan kecil dan senyum tipis yang kuberikan. Sementara mataku tak lepas menatap setiap gerak gerik tubuhnya.. Hmm,, masih seperti dulu..
Lambaian tangannya pun tak ku balas.. Seperti tak rela melihatmu kembali pergi.. Hanya punggungmu,, ya,, hanya punggunggmu kini yang nampak. Semakin jauh,, tanpa menoleh lagi..
Seperti sadar akan sesuatu,,, "Ka'..!!" teriakku.. Berlari aku mengejarmu.. Ketika tiba-tiba...

-------- ooo --------

Melayang dan terhempas.. "Ya Allah,, sakit sekali kepalaku,," rintihku. Sesuatu yang hangat kurasakan mengalir perlahan dari hidungku.. "Ah,, kenapa harus pilek lagi..??" gumamku. Tiba-tiba semua tampak kabur.. Entah mengapa begitu banyak orang disekitarku. Semua mengelilingiku. Hei,, aku juga melihatmu Ka'.. Tapi mengapa kau seperti berteriak memanggil-manggil namaku..?? Aku mendengarmu Ka'.. Aku lihat mata teduhmu begitu khawatir melihatku.. Seperti ada kepanikan disana. Ada apa ini Ka..?? Aku baik-baik saja. Tiba-tiba kamu memelukku Ka'.. Senangnya hatiku.... Sesaat,, semuanya menjadi gelap..

----------- oooo -----------

Masih kulihat dirimu disana, Ka.. Berdiri mematung di depan gundukan tanah merah dengan begitu banyak bunga menutupinya.. Kamu hanya terdiam Ka'... Kulihat mata teduh itu sembab.. Kamu menangis Ka'..? Jangan,,!! Kamu adalah lelaki tegar yang pernah aku kenal.. Kamu kuat Ka'.. Sayang, kita tak mungkin bertemu lagi...
Selamat tinggal Ka.. Semoga kita masih bisa bertemu di dalam mimpi.. Mimpi yang indah, dimana aku dan kamu selamanya menjadi kita..

#untukmu,,,, Bintang hatiku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun