Baunya berlipat-ganda... plus membuyur sel badaniku
mengiraku dia (garuda) besuku... tapi  dia bertopeng lunak
sanubariku, sudah lama jujur beritahu pengabdi kebinekaan...
tapi, raut benak kupingnya tersumbat mendengarkan perihku
pelbagai suara lebih melontarkan hanya untuk kesembuhan perihku...
tapi, dia menggapnya hal itu mustahil
tiga kali perubahan (orla, orba dan reformasi) untuk menjawab perihku...
namun itu dongeng zaman doeloe yang tidak perlu terurai kembali
kuberi suaraku untukmu jadi besuku...
jadinya diberiku bermacam-macam racun untuk tambah barah dibenakku
kupikir kau datang tanah empunyaku untuk membesuku...
tapi menyiksaku luka yang mendalam secara psikologis
bhineka punya dokter untuk kita semua... kita sama-sama punya bhineka
tapi kapankah! Mata bantinmu menoleh kearah matahari terbit?
Jika mereka juga berasal dari sang Pencipta aku...
horee, mereka mudah menolongku sampai lukaku sembuh total
Jikalau, pelontar kata sederhana "gitu aja kok repot" masih ada sampai sekarang...
aku diperhatikan dan membawah aku sampai di rumah sakit umum sedunia.
Tapi aku sadar bahwa hanyalah sang Pencipta yang bisa membesuhku luka lama nan tidak stabil sampai sedetik ini
Tuhan kuatkan Imanku... Karena imanlah yang dapat mengurai keperihanku
Tuhan... Tuhan...
Kuatkan Imanku...
Kuatkan batinku...
Tolong...Tuhan... Tolong...
Saya, kami, orang Papua ingin Sembuh!
Kota daeng-Makasar-Sulsel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H