Mohon tunggu...
Nopian Teguh Susyanto
Nopian Teguh Susyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Janji Untuk Sebuah Kehormatan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Persib Vs PSM, Menyaksikan Perpisahan Hariono dari Tribun Si Jalak Harupat

24 Desember 2019   16:57 Diperbarui: 24 Desember 2019   21:37 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu, 22 Desember 2019 lalu, sekitar kurang lebih 25 ribu orang kompak datang ke Stadion Si Jalak Harupat. Bukan untuk merayakan hari Ibu, tetapi untuk menyaksikan laga klasik dua tim era perserikatan, Persib Bandung melawan PSM Makassar.

Pertandingan tersebut menjadi pertandingan penutup kedua tim di Shopee Liga 1 musim 2019 ini. Baik Persib maupun PSM sudah tidak punya kepentingan apa-apa dalam pertandingan ini, juara sudah diambil Bali United di pekan ke-30, sedangkan zona degradasi sudah "di-booking" oleh Semen Padang, Perseru Badak Lampung FC, dan Kalteng Putra.

Persib yang di awal musim menargetkan juara harus puas di peringkat 6 klasemen akhir. Sedangkan PSM Makassar lebih parah lagi, mereka tertahan di peringkat 12. Musim yang berat memang bagi PSM dikarenakan mereka sangat sulit meraih kemenangan di partai tandang.

Tapi setidaknya musim ini PSM sudah mendapatkan trofi dari turnamen terpanjang di seluruh dunia, Piala Indonesia. Gimana tidak panjang, turnamen ini berlangsung 8 Mei 2018 s.d. 6 Agustus 2019. Edan emang, sungguh profesionalnya PSSI kita tercinta.

Calo Online?
Drama terjadi sebelum laga tersebut berlangsung, bukan karena psy war dari pemain atau pelatih kedua tim. Sesuatu yang sangat jarang terjadi di sepakbola Indonesia, kecuali seperti yang dilakukan oleh pelatih idola sekaligus instruktur penulis saat mengambil Lisensi D kepelatihan, Coach Iwan Setiawan, beberapa tahun yang lalu kepada Coach Djajang Nurjaman.

Drama tersebut bersumber dari suporter Persib Bandung yang kecewa karena sekitar 25.000 tiket pertandingan yang dijual 100% secara online ludes terjual hanya dalam waktu 1 jam saja.

Ya, musim kompetisi selalu berganti, tapi masalah dan pekerjaan rumah Panitia Pelaksana (Panpel) Persib tetap saja di pendistribusian tiket pertandingan.

Tiket online yang tadinya diharapkan menekan jumlah calo malah menimbulkan masalah baru, yaitu penipuan. Saat ini modus penipuan dilakukan dengan cara melakukan print ulang tiket berkali-kali yang nantinya dijual ke para Bobotoh (sebutan suporter Persib) yang sudah putus asa karena tidak kebagian tiket.

Drama terus berlanjut karena banyak Bobotoh yang beranggapan ada "permainan" di internal Panpel Persib sehingga tiket Persib yang katanya sudah habis dijual secara online ternyata masih ada yang bisa menjual di berbagai media lain seperti Instagram dan Twitter dengan harga lebih dari 3 kali lipat.

Sebuah kecurigaan yang belum bisa terjawab, tapi penulis berharap hal tersebut hanya sebuah kecurigaan dan panpel Persib benar-benar bisa memperbaiki sistem pendistribusian tiket mereka musim depan. Aamiin.

Berangkat ke Stadion
Setelah makan siang dengan tongseng sapi yang dibeli di Warung Soejo, sebuah tempat makan yang cukup terkenal dekat daerah kampus Telkom University, penulis mulai berangkat menuju ke stadion dari rumah penulis di kawasan By Pass Bandung.

Seperti biasa, jalanan kota Bandung macet, bukan hanya karena weekend dan bukan karena Persib bertanding, tetapi karena memang Bandung sekarang macet di mana-mana. Entahlah, sejak Kang Emil naik menjadi gubernur Jawa Barat, Kota Bandung seakan tidak punya wali kota. 

"Kota Bandung sekarang Auto Pilot," mengutip salah satu tweet dari teman penulis sewaktu SMA, Gading, yang beberapa waktu lalu membuka usaha "ding.coffeetruck" di Jalan Gelap Nyawang Bandung. Ya sudahlah, tulisan ini juga bukan untuk mengkritik pemerintahan Kota Bandung sekarang.

Akhirnya penulis tiba di kawasan stadion pukul 12.15, lalu memarkirkan motor di halaman rumah warga. Sekarang biaya parkir melonjak tajam dan naik hingga 200%.

Setahun yang lalu penulis masih ingat biaya parkir di tempat yang sama adalah Rp 5.000 sekarang naik menjadi Rp 15.000. Ya, tidak apa-apa, yang penting aman dan nilai tambahnya adalah terdapat toilet dan musholla yang cukup besar di sini.

Setelah itu penulis berjalan kaki ke arah stadion, ribuan Bobotoh tampak sudah memadati area stadion untuk mengantre masuk ke dalam tribun. Hingga akhirnya pada pukul 13.00 penulis bisa memasuki dan duduk di tribun timur.

Iya, jam 13.00, sedangkan pertandingan baru akan dimulai pukul 15.30, masih ada 3 jam lagi sebelum kick off babak pertama.

Mungkin bagi sebagian orang agak sedikit berlebihan karena datang 3 jam sebelum pertandingan. Tapi percayalah, datang lebih "pagi" untuk pertandingan Persib itu adalah keharusan. Mengapa?

Tidak jarang, banyak suporter Persib yang sebenarnya memiliki tiket malah tidak bisa masuk tribun karena datang terlambat, sedangkan situasi di dalam tribun sudah penuh. Aneh kan? Bagaimana bisa banyak suporter yang memiliki tiket tapi tidak bisa masuk ke stadion? Sebuah pekerjaan rumah lainnya bagi panpel Persib.

dok. pribadi
dok. pribadi
Menjelang Kick Off Babak Pertama
Suasana tribun Stadion Si Jalak Harupat mulai sesak dan membiru di semua tribun. Seperti biasa, tribun timur dikomandoi dan ditempati oleh Viking yang baru saja berganti kepengurusan, khususnya posisi dirigen yang saat ini ditempati oleh Mang Abdul Rikrik menggantikan posisi Mang Yana Umar.

Sementara itu tribun selatan yang juga tidak kalah meriah diisi dan ditempati oleh BOMBER (Bobotoh Maung Bandung Bersatu).

Tribun utara ditempati oleh tiga komunitas Bobotoh berbeda. Di sayap timur diisi oleh Bobotoh Casual, di bagian tengah diisi oleh Hooligan, dan di sayap barat diisi oleh Ultras La Curva Pasundan.

Tribun barat juga terisi penuh oleh Bobotoh, pemain Persib Putri yang akan bertanding di Leg 1 Final Liga Putri malam harinya, serta tamu undangan lainnya.

Tidak lupa pula, di tribun barat sayap selatan hadir teman-teman suporter beratribut merah-merah, The MaczMan, sekitar 100 orang, yang datang membawa spanduk dukungan untuk PSM Makassar dan berbaur dengan Bobotoh yang menempati tribun tersebut.

Suasana semakin riuh saat bus Persib masuk ke area stadion. Bobotoh di semua tribun mulai menyanyikan chants dukungan untuk menyambut kedatangan bus Persib tersebut.

Tidak lama kemudian bus PSM Makassar pun tiba, yang juga disambut dengan tepuk tangan dari para suporter yang hadir ke stadion, sebuah suasana yang sangat positif bagi sepak bola Indonesia.

Pukul 14.45 pemain dari kedua kesebelasan mulai melakukan pemanasan. Hariono menjadi sorotan Bobotoh di stadion dikarenakan ini adalah pertandingan terakhirnya bersama Persib. Kontraknya tidak diperpanjang musim depan. Ferdinand Sinaga juga mendapat sorotan karena namanya masih sering dielu-elukan oleh Bobotoh.

Menjelang berakhirnya pemanasan, announcer mengumumkan satu persatu susunan starting eleven dari kedua kesebelasan. Starting eleven Persib adalah I Made, Supardi, Jufriyanto, Indra, Zalnando, Dedi, Nazari, Febri, Ghozali, Vizcara, dan Ezechiel dengan formasi 4-2-3-1.

Sedangkan PSM bermain dengan formasi 3-5-2 memainkan Hilmansyah, Asnawi, Benny, Kipuw, Arfan, Pratama, Maitimo, Pellu, Rasyid, Ezra, dan Ferdinand Sinaga.

Kick Off Babak Pertama
Kick off babak pertama dimulai, Persib mengambil inisiatif serangan dan bahkan mempunyai peluang di menit awal babak pertama, namun sayangnya Ezechiel yang sudah berhadapan satu lawan satu dengan kiper PSM lebih memilih menjatuhkan badannya meminta penalti, namun wasit cukup jeli dan penalti pun tidak diberikan.

PSM Makassar malah mencetak gol terlebih dahulu melalui aksi Ferdinand Sinaga pada menit ke-6 tanpa melakukan selebrasi yang langsung disambut tepuk tangan oleh seisi stadion. Respect.

Satu menit berselang, Persib yang nampaknya masih  kaget dengan gol tersebut langsung membuat kaget pula Bobotoh dengan membalas gol lewat aksi King Eze.

Permainan terbuka dilakukan oleh kedua kesebelasan, mebuat pertandingan tidak membosankan untuk disaksikan. Persib yang memang lebih menguasai pertandingan akhirnya membalikkan keadaan pada menit ke-32 lewat gol kedua King Eze, skor 2-1 pun bertahan hingga akhir babak pertama.

dok. pribadi
dok. pribadi
Istirahat Babak Pertama
Ibu penulis pernah bertanya, apa yang dilakukan penonton pertandingan sepakbola saat 15 menit istirahat  babak pertama.

Jawabannya banyak, Bu. Ada yang jajan, membeli makan dan minum dari pedagang yang ada di tribun, ada yang sholat, ada yang merokok, ada yang main handphone, bahkan dulu ada yang melamar kekasihnya di tribun stadion. Ngeri, bray.

Khusus pertandingan Persib, ada satu kebiasaan yang dilakukan oleh Panpel, yaitu menampilkan Prabu, maskot ofisial dari Persib untuk berjoget dan hal itu juga dilakukan pada pertandingan ini. Namun ada hal yang sedikit berbeda, pada kesempatan kali ini Prabu ditemani oleh Simba, maskot dari BOMBER.

Mungkin bagi pembaca yang tidak terlalu mengikuti Persib, sejak lama Bobotoh mempunyai maskot bernama Simba (Si Maung Bandung). 

Hingga akhirnya di awal musim ini muncullah Prabu (Pangeran Biru) yang menjadi maskot ofisial dari Persib. Hal tersebut sempat menjadi perbicangan Bobotoh khususnya di dunia maya sampai akhirnya mungkin semua selesai pada pertandingan Persib vs PSM ini. 

Hal tersebut dikarenakan melalui announcer pertandingan diumumkan bahwa Simba juga ditarik menjadi maskot ofisial bersama Prabu. Duh, Prabu aja udah berdua, kamu kok masih sendirian aja sih? Hehehehe.

dok. pribadi
dok. pribadi
Kick Off Babak Kedua
Setelah dihibur oleh kelincahan Prabu dan Simba selama istirahat babak pertama, pertandingan dimulai kembali. Diawali oleh koreografi 3D dari Viking di tribun timur tempat penulis berada, Persib tetap menguasai permainan namun sulit untuk kembali mencetak gol. Ripuh jow.

Suasana di tribun tetap meriah, namun dengan suasana yang cukup berbeda dari pertandingan-pertandingan Persib lainnya.

Bobotoh terus bernyanyi namun seakan menunggu dan bertanya dalam hati. Bukan hanya menunggu dan bertanya kapan gol dari Persib datang kembali, tapi menunggu dan bertanya kapan sang legenda hidup, Hariono, untuk masuk ke dalam lapangan.

Betul saja, penulis tidak melihat menitnya, tapi Hariono akhirnya dimasukkan oleh Coach Robert Alberts menggantikan Ghozali Siregar. Sebuah pergantian yang sangat emosional. Seisi stadion menggemakan namanya, berteriak dengan mata yang berkaca-kaca.

Masuknya Hariono disambut sebuah pelukan hangat dari Supardi yang langsung memasangkan ban kapten kepadanya. Sebuah momen mengharukan yang sangat beruntung penulis bisa berada di sana dan melihat hal tersebut secara langsung.

Masuknya Hariono membuat semangat pemain Persib seperti naik pada level teratas. Mereka seakan ingin memberikan sebuah perpisahan yang layak bagi Mas Har. Sampai akhirnya sebuah momen ajaib terjadi saat Febri dilanggar di kotak penalti dan wasit menunjuk titik putih tanda pelanggaran.

Seisi stadion dengan spontan langsung meneriakkan nama Hariono, meminta agar dirinya lah yang menjadi eksekutor. Febri yang sudah bersiap menjadi eksekutor penalti lalu memberikan bola tersebut ke Hariono, dan setelah itu semuanya menjadi sejarah saat Hariono sukses mengeksekusi penalti tersebut, skor berubah menjadi 3-1. 

Tidak ada selebrasi dari pemain berambut gondrong tersebut. Semua pemain, bahkan I Made Wirawan yang berposisi sebagai kiper maju untuk memeluk Hariono. Bobotoh bersorak dan meneriakkan namanya.

Penulis terharu melihat kondisi yang luar biasa tersebut. Tidak sedikit pula Bobotoh disamping penulis yang meneteskan air matanya.

Beberapa menit kemudian, Hariono lagi-lagi membuktikan kelasnya. Kali ini dia membuat sebuah assist untuk gol ketiga King Eze pada menit ke-70. Lagi-lagi selebrasinya sangat mengiris hati. King Eze berlari ke arah Hariono dan berselebrasi dengan cara mengusap sepatu Hariono lalu disambut pelukan dari pemain Persib lainnya. Luar biasa emosional.

Skor 4-1 tidak bertahan lama. Mantan pemain Persib lainnya, Raphael Maitimo berhasil memperkecil ketertinggalan lewat gol sundulannya pada menit ke-73. Pesta kemenangan Persib akhirnya ditutup oleh gol keempat dari King Eze, 10 menit kemudian.

Menjelang berakhirnya babak kedua, Bobotoh mulai menyalakan flare untuk merayakan kemenangan. Sebuah hal yang menurut regulasi dilarang, tetapi menurut penulis flare merupakan sebuah seni dan kreatifitas yang wajar-wajar saja dilakukan oleh supporter.

Lapangan pun mulai tertutupi oleh asap dari flare, pemandangan yang fantastis. Di tengah-tengah kondisi jarak pandang hanya sekitar 5 meter tersebut, wasit akhirnya meniup peluit akhir pertandingan. Persib meraih kemenangan berharga 5-2 atas tamunya, PSM Makassar. Sebuah kemenangan yang manis dan indah, semanis dan seindah senyumanmu.

dok. pribadi
dok. pribadi
Perpisahan Hariono
Setelah pertandingan berakhir, diadakan sebuah acara seremonial perpisahan untuk Hariono yang kontraknya tidak diperpanjang oleh Coach Robert Alberts musim depan. Sebuah acara seremonial yang sangat menyentuh, Hariono yang terkenal pendiam di luar lapangan menyampaikan sebuah speech yang membuat suasana haru tidak terelakkan.

Spanduk, bendera, teriakan bernada memuji dan mengelu-elukan Hariono terus dikibarkan dan dilantangkan oleh semua Bobotoh. Hingga akhirnya dia mengakhiri speech-nya dengan salam penutup yang menggetarkan seisi stadion. Seremonial itu pun berakhir dengan tradisi Viking Clap, dan tentu saja Hariono lah yang memimpinnya.

Akhirul kalam, ada satu kalimat dari Hariono yang masih terngiang-ngiang di otak penulis, "Apalah arti sebuah nama di punggung dibandingkan lambang di dada."

Selamat jalan, Legend. Mungkin manajemen Persib dan Coach Robert Alberts tidak mengerti cara menghargai loyalitasmu selama ini. Tapi semua Bobotoh Persib khususnya penulis tidak akan pernah lupa semua pengorbananmu membela Sang Maung Bandung selama 11 tahun ini.

Terima kasih pula atas trophy Piala Celebes 2012, Piala Walikota Padang 2015, Liga Super Indonesia 2014 dan Piala Presiden 2015 yang kau telah persembahkan.

 Suatu saat saat kamu pasti kembali. Sukses selalu untuk kariermu ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun