Seperti biasa, jalanan kota Bandung macet, bukan hanya karena weekend dan bukan karena Persib bertanding, tetapi karena memang Bandung sekarang macet di mana-mana. Entahlah, sejak Kang Emil naik menjadi gubernur Jawa Barat, Kota Bandung seakan tidak punya wali kota.Â
"Kota Bandung sekarang Auto Pilot," mengutip salah satu tweet dari teman penulis sewaktu SMA, Gading, yang beberapa waktu lalu membuka usaha "ding.coffeetruck" di Jalan Gelap Nyawang Bandung. Ya sudahlah, tulisan ini juga bukan untuk mengkritik pemerintahan Kota Bandung sekarang.
Akhirnya penulis tiba di kawasan stadion pukul 12.15, lalu memarkirkan motor di halaman rumah warga. Sekarang biaya parkir melonjak tajam dan naik hingga 200%.
Setahun yang lalu penulis masih ingat biaya parkir di tempat yang sama adalah Rp 5.000 sekarang naik menjadi Rp 15.000. Ya, tidak apa-apa, yang penting aman dan nilai tambahnya adalah terdapat toilet dan musholla yang cukup besar di sini.
Setelah itu penulis berjalan kaki ke arah stadion, ribuan Bobotoh tampak sudah memadati area stadion untuk mengantre masuk ke dalam tribun. Hingga akhirnya pada pukul 13.00 penulis bisa memasuki dan duduk di tribun timur.
Iya, jam 13.00, sedangkan pertandingan baru akan dimulai pukul 15.30, masih ada 3 jam lagi sebelum kick off babak pertama.
Mungkin bagi sebagian orang agak sedikit berlebihan karena datang 3 jam sebelum pertandingan. Tapi percayalah, datang lebih "pagi" untuk pertandingan Persib itu adalah keharusan. Mengapa?
Tidak jarang, banyak suporter Persib yang sebenarnya memiliki tiket malah tidak bisa masuk tribun karena datang terlambat, sedangkan situasi di dalam tribun sudah penuh. Aneh kan? Bagaimana bisa banyak suporter yang memiliki tiket tapi tidak bisa masuk ke stadion? Sebuah pekerjaan rumah lainnya bagi panpel Persib.
Suasana tribun Stadion Si Jalak Harupat mulai sesak dan membiru di semua tribun. Seperti biasa, tribun timur dikomandoi dan ditempati oleh Viking yang baru saja berganti kepengurusan, khususnya posisi dirigen yang saat ini ditempati oleh Mang Abdul Rikrik menggantikan posisi Mang Yana Umar.
Sementara itu tribun selatan yang juga tidak kalah meriah diisi dan ditempati oleh BOMBER (Bobotoh Maung Bandung Bersatu).
Tribun utara ditempati oleh tiga komunitas Bobotoh berbeda. Di sayap timur diisi oleh Bobotoh Casual, di bagian tengah diisi oleh Hooligan, dan di sayap barat diisi oleh Ultras La Curva Pasundan.