Mohon tunggu...
Nopian Teguh Susyanto
Nopian Teguh Susyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Janji Untuk Sebuah Kehormatan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kalau Voters-nya Baik, Maka PSSI-nya Akan Baik

22 Januari 2019   16:45 Diperbarui: 23 Januari 2019   14:25 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibalik hasil kongres yang sudah disetujui oleh seluruh voters, rupanya masih terdapat hal yang mengecewakan dari kongres PSSI tersebut. Dilansir oleh kompas, Manager Madura FC, Januar Hermanto kecewa dengan jalannya Kongres PSSI karena sama sekali tidak mambahas persoalan-persoalan dasar yang membuat Edy Rahmayadi mundur, yaitu ditangkapnya beberapa exco PSSI, match fixing dan keputusan-keputusan tidak berimbang dari Komisi Disiplin. 

Sedangkan CEO Persijap Jepara, Esti Puji Lestari juga mengecam jalannya kongres karena menurutnya para voters banyak yang bernegosiasi di luar arena kongres, sehingga tidak terjadi diskusi yang mendalam di dalam kongres, sehingga kongres berlangsung cepat  dan seperti sinetron yang kejar tayang.

Dari dua pernyataan tersebut penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa sebenarnya yang selama ini melakukan kesalahan adalah para voters.

Kenapa penulis beranggapan seperti itu? Karena ternyata para voters lah yang "merusak" PSSI. Dari pernyataan Manager Madura FC tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta kongres hanya iya-iya saja dan terkesan tidak mau repot karena masalah yang sebenarnya sedang begitu hangat diperbincangkan namun malah tidak dibahas sama sekali, sedangkan publik sebenarnya sangat berharap ada terobosan besar dari setiap kongres yang dibuat oleh PSSI untuk menjawab hal-hal yang sedang diperbincangkan oleh pencinta sepakbola Indonesia. 

Terbentuknya Komite AdHoc yang merupakan salahsatu hasil kongrespun terasa terlambat karena saat ini Satgas MAfia Bola sudah membuat langkah yang kongkret, ya semoga saja komite yang nantinya akan menjadi Departemen Integritas di tahun 2020 ini bisa berjalan dengan baik dan benar.

Sedangkan dari pernyataan CEO Persijap Jepara dapat ditarik kesimpulan bahwa diskusi ternyata tidak berjalan karena adanya lobi-lobi di luar arena kongres yang membuat diskusi di dalam arena kongres berjalan hambar karena voters sudah membuat gang-gang dan kelompok, hal tersebut membuat ide-ide dan saran-saran brilian yang sebenarnya bisa mereka keluarkan di kongres tidak bisa tersampaikan.

Jadi, inti dari tulisan ini adalah sebuah masukan dari penulis agar voters-voters PSSI bertindak lebih baik dan benar dalam kongres-kongres selanjutnya. Karena sebenarnya masa depan sepakbola Indonesia ada di tangan voters PSSI. Merekalah yang memilih pengurus, merekalah yang memilih ketua PSSI dan merekalah yang diambil suaranya dalam setiap keputusan yang diambil oleh PSSI.

Penulis sebagai pecinta sepakbola Indonesia mengharapkan adanya revolusi di tubuh PSSI, penulis berharap jika nantinya ada kongres luar biasa, voters bisa melakukan revolusi di kepengurusan PSSI, mengeluarkan orang-orang lama yang terbukti tidak memberi efek positif bagi sepakbola Indonesia.

Tidak ada niat buruk apapun, namun revolusi harus terjadi di tubuh PSSI. Cobalah memilih pengurus PSSI yang masih berusia muda, agar banyak pemikiran dan ide kreatif yang muncul untuk membenahi sepak bola Indonesia, perbanyaklah pengurus seperti Ratu Tisha, muda, energik, penuh pemikiran dan berintegritas. 

Cobalah memilih pengurus yang tidak terlibat dengan politik praktis, karena permainan kasar saling menjatuhkan yang biasa dipertontonkan di arena politik hanya akan merusak keindahan dari sepakbola. 

Cobalah memilih pengurus yang tidak mempunyai jabatan apapun di dalam klub sepakbola Indonesia, agar tidak terjadi benturan kepentingan dan rasa saling curiga antar supporter, bagaimanapun apakah tidak lucu saat seorang panitia ikut berkompetisi di lomba yang ia buat sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun