Mohon tunggu...
Nopian Teguh Susyanto
Nopian Teguh Susyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Janji Untuk Sebuah Kehormatan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jalan Panjang Menjadi Pelatih Sepak Bola di Indonesia

16 September 2018   20:57 Diperbarui: 16 September 2018   21:12 4604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.panditfootball.com

Sepakbola merupakan olahraga 11 lawan 11 yang bertujuan untuk mendapatkan kemenangan dengan cara mencetak  gol lebih banyak daripada jumlah kebobolan dalam satu pertandingan. Tetapi, selain pemain yang bermain di lapangan, ada berbagai elemen atau komponen dalam sebuah tim sepakbola untuk meraih kemenangan tersebut.

Pelatih merupakan salah satu elemen penting lainnya dalam sebuah tim sepakbola, tanpa adanya pelatih yang baik, tim tidak akan meraih hasil yang maksimal dalam sebuah pertandingan maupun dalam kompetisi. Lalu bagaimana proses menjadi seorang pelatih sepak bola?

Proses menjadi pelatih sepak bola di Indonesia sangat panjang, khususnya bagi seseorang yang bukan mantan pemain sepak bola. Diperlukan pengorbanan, kesabaran dan komitmen yang lebih tinggi agar bisa menjadi seorang pelatih sepak bola dari jalur "umum".

Sama seperti sekolah, menjadi pelatih sepak bola harus melewati jenjang-jenjang pendidikan yang disebut kursus lisensi kepelatihan. Berikut merupakan lisensi kepatihan yang harus dilewati agar bisa menjadi pelatih sepak bola profesional di Indonesia.

https://www.panditfootball.com
https://www.panditfootball.com
LISENSI D NASIONAL PSSI

Lisensi D Nasional PSSI merupakan lisensi kepelatihan sepak bola paling dasar yang pelaksanaannya  langsung dilakukan oleh PSSI melalui Asosiasi Sepak Bola Kota (ASKOT) maupun Asosiasi Sepak Bola Provinsi (ASPROV).

Kursus Lisensi D Nasional PSSI biasanya berlangsung 5 -- 14 hari dengan materi yang diajarkan adalah mengenai FIFA Laws of The Game dan dasar-dasar pelatihan sepak bola usia dini 6 -- 13 tahun dengan biaya kursus sekitar 3 sampai 4 juta rupiah.

Persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti kursus adalah usia minimal 18 tahun, Ijazah minimal SMA/sederajat dan surat rekomendasi dari PS atau SSB. Dari persyaratan tersebut, surat rekomendasi PS atau SSB menjadi masalah bagi calon-calon pelatih yang belum pernah melatih sebelumnya. Namun, tidak perlu khawatir, karena saat ini ada pula kursus Lisensi D yang hanya menyaratkan fotocopy KTP tanpa surat rekomendasi PS  atau SSB, yaitu kursus Lisensi D yang dilaksanakan oleh VILLA 2000 Football Academy di Pamulang.

Sejak tahun 2016 setiap tahunnya VILLA 2000 selalu mengadakan kursus Lisensi D di kisaran bulan April -- Juli dengan biaya pendaftaran 3,5 juta rupiah. Penulis sendiri di Bulan Mei kemarin mengikuti kursus Lisensi D PSSI di VILLA 200.  Di Bulan September 2018  ini, kursus Lisensi D PSSI yang terdekat ada di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pelatih ber-lisensi D sudah bisa secara legal untuk melatih di SSB maupun tim junior tingkat kota dan provinsi.

LISENSI C AFC

Setelah minimal 1 tahun sejak mendapatkan Lisensi D, pelatih bisa mengikuti jenjang selanjutnya yaitu kursus Lisensi C  AFC yang diselenggarakan langsung oleh Asian Football Confederation (AFC). Selama kurang lebih dua minggu, peserta akan diberi materi mengenai pembinaan tim usia 13 -- 18 tahun. Untuk biaya kursus lisensi C AFC biasanya berkisar di angka 7,5 -- 9 juta rupiah.

Saat ini kebanyakan kursus Lisensi C  AFC diselenggarakan di daerah Jawa Timur dan Kalimanta. Pelatih berlisensi C  AFC secara legal sudah bisa untuk melatih di Liga 3 Indonesia.

LISENSI B AFC

Dua tahun minimal setelah mendapatkan Lisensi C  AFC, pelatih bisa mengikuti kursus Lisensi B  AFC. Biaya untuk mengikuti kursus Lisensi B  AFC berkisar di angka 15 juta rupiah dengan lama waktu kursus sekitar tiga minggu.

Materi kursus sudah mulai masuk ke arah taktik dan strategi dalam penanganan tim senior, di akhir kursus peserta akan diminta untuk mempresentasikan sebuah topik yang ditentukan oleh penyelenggara. Dengan mengantongi Lisensi B  AFC, pelatih sudah bisa untuk melatih di Liga 2 ataupun menjadi asisten pelatih di klub Liga 1 Indonesia.

LISENSI A AFC

Tahap selanjutnya adalah kursus Lisensi A  AFC, yang diselenggarakan selama kurang lebih satu bulan. Materinya pemahaman taktik dan strategi yang lebih mendalam ditambah dengan materi manajemen tim dan psikologis pemain. Biaya dalam mengikuti kursus ini berkisar di angka 30 juta rupiah. Pelatih berlisensi A  AFC sudah bisa untuk melatih di Liga 1 Indonesia dan bisa mendampingi timnya jika bertanding di Liga Champion Asia.

LISENSI PRO AFC

Lisensi Pro AFC merupakan lisensi pelatih level tertinggi, dalam dunia kependidikan bisa dikatakan seperti prosfesor dalam bidang sepak bola. Untuk mengikuti kursus ini, pelatih harus mempunyai pengalaman melatih di klub top Indonesia serta mendapatkan rekomendasi langsung dari AFC. Selain itu perlu dukungan dana yang cukup, mengingat biaya untuk mengikuti kursus Lisensi Pro AFC berkisar dia angka 300 juta rupiah.

Lama waktu kursus juga cukup panjang bahkan bisa 2 tahun dan diselenggarakan setiap memasuki libur kompetisi liga, nantinya peserta akan diminta untuk mengamati dan juga melatih klub-klub di Asia lalu mempresentasikannya. Dengan mengantongi Lisensi Pro AFC, selain bisa melatih di klub Liga 1, pelatih pun juga bisa menjadi instruktur AFC.

Sekian jalan panjang dari proses seseorang bisa menjadi pelatih di level profesional, sama seperti mengambil pendidikan sekolah formal yang berjenjang dari TK sd. S3, menjadi pelatih pun perlu kesabaran, ketekunan, pengorbanan dan komitmen yang tinggi untuk bisa menggapai mimpi menjadi pelatih dengan Lisensi Pro AFC. Tetap semangat, All Coach!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun