Kami di sini selalu bersamamu...
Bangga mengawal kau kebanggaanku...
Tak pernah lelah dan takkan menyerah...
Di sini kami s'lalu bersamamu...
Ayolah Maung Bandungku, kami selalu ada untukmu...
Ayolah Maung Bandungku kami berjuang bersamamu...
Kami percaya kamu...
Kami bangga padamu...
Engkaulah kebanggaan di hatiku...
Itulah lirik chant atau yel-yel berjudul "Kebanggaan di Hatiku" yang mulai dikumandangkan oleh supporter Persib (lebih akrab dengan sebutan Bobotoh) sejak awal tahun 2017 kemarin. Chant yang menggunakan nada dari lagu berjudul "Sepanjang Jalan Kenangan" ciptaan A. Riyanto dan dipopulerkan oleh Tetty Kadi ini selalu dikumandangkan oleh Bobotoh Persib dimanapun Persib bertanding. Liriknya yang sederhana namun menimbulkan emosi tersendiri khususnya di 3 baris terakhir membuat siapapun yang mendengarnya akan bergetar.
Hari ini, tanggal 14 Maret 2018 klub kebanggaan saya dan semua Bobotoh se-Alam Dunia tersebut sedang ber-ulang tahun yang ke-85, sebuah umur yang tentunya sudah tidak muda lagi. Kalau perhitungannya sama dengan manusia mungkin Persib sudah dipanggih Mbah Buyut, sudah ompong dan keriput, pokoknya sudah tidak kuatlah kalau disuruh balap lari sama saya di Lapangan Sabuga. Namun, sejatinya Persib baru terlahir kembali tahun 2009 setelah ada aturan mengenai klub sepakbola tidak boleh lagi didanai oleh APBD, Persib-pun lahir menjadi klub profesional dengan badan hukum PT Persib Bandung Bermartabat. Hal tersebut berarti secara profesional Persib baru berusia sekitar 9 tahun.
Selama 9 tahun menjadi klub profesional, Persib berkembang menjadi sebuah klub yang mandiri dan bahkan banyak yang menyebut Persib adalah klub terkaya di Indonesia. Entah benar atau tidaknya hal tersebut kita tidak pernah tahu, karena setahu saya  belum ada klub Liga Indonesia yang secara transparan membuka buku tahunannya ke publik. Hal yang menurut saya mungkin bisa jadi pekerjaan rumah bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kedepannya, bukan berprasangka buruk, tetapi kemungkinan klub sepakbola menjadi sebuah tempat aman bagi pelaku suap dan korupsi bisa saja terjadi, contoh kasusnya bisa dilihat dalam kasus Cilegon United tahun 2017 yang lalu.
Kembali lagi ke topik Persib yang dianggap menjadi klub terkaya di Indonesia. Hal tersebut merupakan suatu hal yang tidak mengada-ada jika kita melihat jumlah sponsor yang menempel di jersey tim dan kemampuan Persib untuk mendatangkan pemain dunia sekelas Michael Essien dan Charlton Cole. Dua contoh bukti bahwa bukan hal yang berlebihan kalau Persib dianggap sebagai klub terkaya di Indonesia.
Namun sejatinya sepakbola adalah soal prestasi, itulah hal yang mungkin sedang dilupakan oleh Persib. Kegagalan Persib di kompetis musim lalu yang hanya bertengger di peringkat ke-13 membuka fakta bahwa tidak selamanya uang adalah yang utama, Persib  seakan terlena oleh kesuksesannya dalam hal mencari keuntungan. Persib memang terakhir meraih juara di kompetisi Liga di tahun 2014 kemarin, tidak seperti klub-klub era Perserikatan lainnya semacam Persija, PSM ataupun PSIS  yang sudah lama tidak menjadi juara di Liga Indonesia. Namun apakah Bobotoh harus kembali menunggu gelar juara lagi seperti yang dilakukan kalian saat paceklik gelar di tahun 1996 -- 2013?
Hasil pramusim yang buruk, perekrutan pemain-pemain tua ditambah dengan segala permasalahan internal kalian membuat banyak Bobotoh pesimis soal prestasi Persib yang akan memulai perjuangannya di Liga 1 2018 saat melawan PS Tira nanti tanggal 25 Maret 2018. Bahkan jika dibuat surveiseperti Pemilu, mungkin hasilnya adalah 45% Bobotoh pesimis Persib akan Juara, 45 % Bobotoh optimis Persib tidak akan juara dan 10% lainnya belum menentukan pilihannya.
Sikap pesimis yang masih  terus coba dibungkam oleh manajemen Persib dengan janji akan membuat faslitas latihan sendiri agar nantinya sang pelatih, Mario Gomez tidak bingung harus berpindah-pindah lapangan, janji akan membeli striker anyar padahal kuota pemain asing yang sudah penuh dan janji-janji lainnnya yang sepertinya tidak akan kalian tepati.
Kalian boleh terus berjanji dan tidak menepatinya, tetapi bagi Kami, janji setia menjadi sekelompok manusia yang terus mendoakan dan mendukungmu itu tidak akan pernah bisa diingkari. Karena hanya maut-lah yang akan membuat Kami tidak bisa lagi mendoakan dan mendukungmu.
Sudahlah, sepertinya saya terlalu jahat mengritik Persib di hari ulang  tahunnya sendiri. Lebih baik Kita berdoa agar Persib bisa tetap meraih prestasi sebaik mungkin musim ini. Selamat Ulang Tahun, Persib. Bangkitlah Kau Kebanggaanku!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H