Mohon tunggu...
nopana
nopana Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

uqnq bukan dirimu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Arti Warna Aura Kuning dalam Spiritual

18 Agustus 2022   20:47 Diperbarui: 18 Agustus 2022   20:51 35194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fluktuasi energi sering kali terkait dengan berbagai tahap kehidupan atau tantangan yang mungkin dialami seseorang.

aura kuning pucat

Aura kuning pucat terhubung dengan awal yang baru, kebangkitan baru atau awal dari perjalanan spiritual. Warna aura ini memiliki warna yang lembut seperti bayi yang baru lahir. Warna ini akan dipupuk saat orang dengan energi ini matang dengan pengalaman baru. 

Orang yang menciptakan aura kuning pucat mungkin sedang memulai fase kehidupan baru atau membuka pengalaman baru. Seperti sinar pertama matahari terbit, kuning pucat dipenuhi dengan harapan dan kemungkinan.

Aura kuning cerah

Sementara energi kuning pucat sering dianggap optimis, kuning cerah dapat dikaitkan dengan konflik atau perjuangan batin. Orang dengan warna kuning cerah mungkin sedang berjuang dengan kesehatan mental mereka.

Orang-orang ini sering cenderung menolak untuk mengatasi akar masalah mereka. Sebaliknya, mereka terjebak oleh kecemasan atau depresi. Obat untuk energi negatif dan konflik batin adalah dengan bermeditasi atau mencari waktu untuk menikmati alam.

aura emas

Orang dengan aura emas-perunggu dianggap "sebagus emas". Pemimpin besar, guru tercerahkan, penyembuh adalah pemancar aura emas. 

Aura emas dikaitkan dengan kekuatan pribadi, kebijaksanaan, kedermawanan, dan pencerahan spiritual. Pencerahan spiritual terhubung dengan aura emas dan sering diartikan sebagai warna positif.

Beberapa cara untuk terhubung dengan aura kuning emas antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun