Mohon tunggu...
Adima Insan Akbar Noors
Adima Insan Akbar Noors Mohon Tunggu... -

I'm a moslem, milanisti, music lover, and your friendly neighborhood.\r\n\r\n#PMA\r\nwww.noorzandhislife.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pomade: Identitas atau Trend?

13 November 2014   15:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:54 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Jrx mengatakan bahwa semenjak Elvis dan berakhirnya era 50-an, satu-satunya skena yang loyal mempertahankan pomade sebagai identitas mereka adalah skena rockabilly dan kustom-kulture. Ditengah gempuran flower-generation/hippies (60-70 an), masivnya era glam-rock 80-an serta alternative rock 90-an, mereka (skena rockabilly/kustom-kulture) tetap loyal dengan pomade.

Paragraf tersebut berarti bahwa gaya rambut pomade merupakan gaya rambut yang identik atau pertama kali dipopulerkan oleh rockabilly dan kustom-kulture.

Rocakabilly merupakan salah satu gaya paling awal dan paling berpengaruh dalam musik rock n' roll yang muncul pada tahun 1950-an.

Rocakabilly merupakan jenis musik dengan irama blues dengan beat countryserta lirik berisi luapan emosi secara terang-terangan. Musik rockabilly disukai remaja karena lekat dengan citra pemberontak, seksualitas, dan kebebasan dari belenggu formalitas yang diciptakan orang tua dan tokoh masyarakat. Dan gaya rambut pomade merupakan lambang untuk itu semua, sebuah gaya rock ‘n roll.

Adapun kustom-kultur adalah neologisme (kata bentukan baru), digunakan untuk menggambarkan karya seni, kendaraan, gaya rambut, dan mode dari mereka yang menyetir dan membangun mobil kustom dan sepeda motor di Amerika Serikat di mulai tahun 1950 sampai hari ini.

Melalui perkembangan-nya kustom-kultur terbagi-bagi, diantaranya hot rod, rat rod, custom bike, chopper, pinstriper, lowrider, lobrow, punk rock, rockabilly, barber, skateboard, bmx dan juga tattoo, dan masih banyak yang lain.

Berdasarkan argumen tersebut bisa dikatakan bahwa sebenarnya rockabilly dewasa ini merupakan bagian dari kustom-kultur.

Sehingga sejarah pomade bisa disimpulkan merupakan sebuah identitas dari music rockabilly, sebuah gaya rock ‘n roll. Bukan sebuah gaya menata rambut yang timbul dengan sendirinya, atau hanya ada seiring berjalannya trend. Lebih dari itu pomade merupakan sebuah identitas.

Melihat sejarah seperti itu maka kritikan dilontarkan Jrx terhadap perkembangan pomade dewasa ini.


Jrx berujar bahwa ketika pomade menjadi trend seperti saat ini, orang-orang, termasuk beberapa produsen pomade lokal tidak menghargai "proses" kenapa pomade bisa sepopuler sekarang. Maka dengan kenyataan itu Jrx berkeyakinan ketika trend ini berakhir, mereka akan ganti gaya dengan mudahnya.

Dengan adanya indikasi popstars mainstream yang mulai di-endorse pomade lokal, Jrx sangat yakin bahwa dua tahun dari sekarang, anak-anak muda mungkin akan berpikir pomade dipopulerkan oleh band-band Melayu. Dimana loyalitasnya? Dimana penghargaan untuk perjuangan skena rockabilly/kustom-kulture yang membuat pomade se-populer sekarang? Hargai proses, bukan hasil. Di akhir kekhawatirannya Jrx memberikan pesan untuk berhenti menjadi generasi instan yang tidak mau tahu sejarah. Karena Jrx menambahkan bahwa dangkal itu menjijikkan.

Hal itu bisa terjadi karena, masih menurut Jrx, di era 80-an perlahan culturerockabilly/kustom-kulture memasuki ranah punkrock, mulai-lah beberapa punkrockers memakai pomade dan berambut klimis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun