Mohon tunggu...
Nisrina Noor Islami
Nisrina Noor Islami Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pembelajar

Pelajar yang sesekali menulis sebagai hobi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

KKN Tematik Pencegahan Covid-19 MMB UPI: Menembus Batas Ruang dan Waktu

29 Juni 2020   17:58 Diperbarui: 29 Juni 2020   17:54 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tahun 2020 ini terasa sungguh berbeda. Bagaimana tidak, tanpa aba-aba, di awal tahun kita dikejutkan dengan datangnya pandemi Covid-19 di Indonesia yang mengubah semua aspek kehidupan kita. Orang-orang yang awalnya bebas berkegiatan di luar rumah kini harus berlindung di balik tembok-tembok. Bukan hanya dinamika kehidupan masyarakat saja yang berubah, dinamika pendidikan beserta pengabdiannya pun turut terdampak.

Meski kehidupan berubah, hal tersebut tidak menyurutkan semangat lembaga-lembaga pendidikan untuk terus mengabdi. Lembaga pendidikan masih terus konsisten berkontribusi untuk masyarakat, salah satunya adalah dengan tetap menyelenggarakan kegiatan KKN. Salah satu lembaga dengan dedikasi tersebut adalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang meluncurkan gelombang pertama KKN Tematik Pencegahan Covid-19 untuk Mewujudkan Merdeka Belajar (MMB) pada bulan Mei lalu.

Program KKN Tematik Pencegahan Covid-19 MMB merupakan program terobosan KKN berbasis daring dengan misi utama mencegah penyebaran Covid-19 dan mewujudkan merdeka belajar. Berbeda dari sebelumnya, kegiatan KKN UPI tahun ini dilakukan secara daring, bersifat individual, dan dilaksanakan di sekitar tempat tinggal mahasiswa. Meski konsepnya terasa baru dan asing, mahasiswa UPI tetap bersemangat untuk berpartisipasi, terbukti dari terlibatnya ratusan mahasiswa dalam KKN daring gelombang satu ini.

Terkait kegiatan dalam program KKN, para mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan program apa yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan pedoman KKN yang diluncurkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPI, ada satu program wajib yang harus dilakukan dan empat program pilihan yang dapat dipilih oleh mahasiswa. Program wajib dalam KKN ini adalah pendataan penduduk di lingkungan tempat tinggal mahasiswa, dan empat program pilihan lainnya meliputi 1) edukasi pencegahan Covid-19 untuk pelajar, 2) edukasi pencegahan Covid-19 untuk masyarakat, 3) program penanganan dan pencegahan rancangan pribadi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, 4) program terkait kebutuhan Pemkot dan Pemkab Bandung.

Dari yang saya amati sebagai salah satu peserta KKN Tematik Pencegahan Covid-19 ini, program yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah edukasi pencegahan Covid-19 untuk pelajar dan masyarakat. Jika melihat halaman Instagram LPPM UPI sebagai penyelenggara utama KKN, dapat dilihat ada banyak sekali unggahan mahasiswa yang berkaitan dengan program-program itu. Tak terelakkan, saya juga merupakan salah satu mahasiswa yang memilih melaksanakan kedua program pilihan tersebut.

Berdasarkan pengalaman saya selama 30 hari mengikuti KKN, kegiatan edukasi daring merupakan salah satu program yang paling mudah untuk dilakukan. Dengan hadirnya media sosial sebagai jembatan utama yang menghubungkan peserta KKN dan masyarakat, kami tidak perlu mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat. Hal tersebut mendukung upaya physical distancing di masa pandemi ini. Selain itu, luasnya akses media sosial memungkinkan kita untuk menjaring audiens yang lebih beragam dan menyampaikan informasi secara cepat tanpa terbatas jarak dan waktu. Pemilihan program edukasi daring ini dinilai paling luas dampaknya bagi masyarakat luas, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna media sosial tertinggi di dunia.

Mungkin akan ada yang bertanya-tanya tentang apa sisi positif dari penyelenggaraan KKN di masa pandemi Covid-19. Jujur, saya merasa bahwa KKN kali ini membawa banyak efek positif bagi pihak-pihak yang terlibat. Ada tiga yang paling terasa, yaitu kualitas kerja yang lebih baik, jangkauan KKN yang luas, dan jam kerja yang fleksibel.

Melaksanakan program KKN secara individu merupakan tanggung jawab yang tidak mudah, namun hal itu yang mendorong peserta untuk berusaha bekerja secara optimal. Tidak ada lagi yang namanya berlindung di balik nama kelompok karena semua yang dilakukan dipertanggungjawabkan sendiri. Nilai juga menjadi tanggungan pribadi. Jadi, kalau hasilnya kurang optimal, tahu kan siapa biangnya? :D

Efek positif kedua yang paling terlihat adalah bertambahluasnya jangkauan KKN. Jika pada KKN sebelumnya kampus hanya mengirimkan kelompok mahasiswa ke daerah tertentu dalam jumlah terbatas saja, kini setiap mahasiswa bebas memilih lokasi pengabdiannya. Mengingat banyak mahasiswa yang berada di kampung halaman saat ini, tentunya lokasi-lokasi yang sebelumnya belum pernah terjamah program KKN kini bisa merasakannya.

Efek ketiga, yang paling saya syukuri, adalah jam kerja yang fleksibel. Ingin menyiapkan materi KKN di tengah malam atau pagi buta? Tentu bisa! Kita bebas bekerja kapan pun, asal memenuhi jam kerja harian. Belum lagi kita diberi kebebasan untuk bekerja di mana saja: di kamar, di dapur, di halaman rumah, semua kita tentukan sendiri. Hal ini tentunya memberi ruang bagi mahasiswa untuk mengatur jadwal yang sesuai dengan kesibukan masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun