Mohon tunggu...
Noor Lailatul Arofah
Noor Lailatul Arofah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang

Keep it up!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

New Normal Vs Corona

17 November 2021   19:30 Diperbarui: 17 November 2021   19:34 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wabah coronavirus masih menggemparkan dunia, virus ini sangat berbahaya karena dapat menyebar dengan cepat melalui kontak fisik maupun non fisik dengan penderita, bahkan kini penularan virus corona menyebar dengan berbahaya melalui udara. Virus ini pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada akhir tahun 2019, dan ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi atau wabah yang harus diwaspadai.

Tanda dan gejala umum yang disebabkan oleh corona adalah gejala gangguan pernapasan seperti batuk, demam dan sesak napas. Pada beberapa kasus berat, akan menyebabkan pneumonia, gagal ginjal, sindrom pernapasan akut bahkan kematian. Pada saat-saat genting sepertis ini, virus corona tidak dapat dipandang remeh, cepatnya virus tersebut merambat menyebabkan kepanikan sebagian besar masyarakat, bahkan adanya virus ini menimbulkan kerugian yang sangat besar dalam segala aspek kehidupan.

Beragam aturan, pembatasan dan kebijakan dipilih pemerintah untuk menekan laju penyebaran covid-19 di Indonesia, terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan dan ditempuh pemerintah, tidak dapat memprediksi secara akurat kapan pandemi covid-19 ini akan segera berakhir. Cara selanjutnya yang diambil adalah langkah penyesuaian dengan keadaan saat ini, karena roda kehidupan harus tetap berjalan, apakah kita mau terus menerus hidup dengan pembatasan yang tak kunjung usai? Mengisolasi diri dirumah terus menerus agar tak tertular virus? Tentu saja tidak kan? Dan tentunya kita ingin kembali belajar, beribadah, bekerja serta bersosialisasi atau beraktifitas seperti sebelumnya.

Saat ini, pemerintah Indonesia harus berjibaku untuk mengambil langkah penyesuaian terhadap situasi pandemi covid-19, salah satunya dengan menerapkan kebijakan new normal atau tatanan kehidupan normal. Beberapa istilah lain pun muncul untuk menggambarkan konsep tersebut, diantaranya 'Berdampingan dengan Corona', 'Berdamai dengan Corona' dan lain sebagainya. Media sosial juga berlomba-lomba untuk memberikan sajian tentang new normal atau tatanan kenormalan baru. Lalu sebenarnya apa itu new normal?

Istilah new normal menjelaskan tentang tata kenormalan baru atau tentang bagaimana kita dapat beradaptasi dengan lingkungan dalam bentuk penyesuaian perilaku masyarakat untuk kembali beraktifitas normal dengan tetap menerapkan berbagai protokol kesehatan, agar Indonesia bisa segera menangani penyebaran coronavirus ini dari segala aspek, yaitu diantaranya aspek kesehatan, sosial, ekonomi maupun aspek pendidikan. Hal ini juga bisa diartikan bahwa tata kenormalan baru merupakan cara kita beradaptasi dengan pandemi, dengan membuat diri kita nyaman ditengah situasi yang tidak pasti.

Tatanan kenormalan baru atau new normal dilakukan setelah adanya penurunan kurva penyebaran covid-19 di Indonesia yang sangat signifikan, tersedianya berbagai fasilitas kesehatan yang mumpuni dengan pengawasan ketat, dan tersedianya fasilitas kebersihan yang ada di tempat-tempat umum menjadikan masyarakat jadi lebih mudah menggunakannya.

Dalam masa pemulihan ini dilakukan serangkaian kegiatan untuk mengembalikan tatanan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena dampak, dengan cara memfungsikan atau mengembalikannya ke keadaan normal seperti semula. New normal ini dipilih guna untuk memulihkan kembali produktivitas kehidupan, pemulihan fungsi kelembagaan, sarana dan prasarana umum, pelayanan kesehatan, pelayanan publik dan mulai disesuaikan untuk menciptakan kehidupan yang aman dan tetap produktif.

Lalu, apa yang harus kita persiapkan untuk melakukan kebiasaan adaptasi tatanan kehidupan baru dalam kegiatan sehari-hari? Tentunya yang utama adalah persiapkan diri untuk menerima segala perubahan kebiasaan yang akan terjadi, dimulai dari hidup sehat dan mematuhi protokol pencegahan dengan benar.

Beberapa protokol pencegahan adaptasi new normal, diantaranya :

  1. Gunakan masker ketika beraktifitas diluar rumah. Ketika kalian beraktifitas diluar rumah, selalu gunakan masker, baik masker medis maupun masker kain, karena penggunaan masker ini akan mengurangi resiko kalian terpapar virus corona. Penggunaan masker menjadi suatu hal yang begitu penting, karena kita tidak dapat memprediksi siapa dan dimana virus corona dapat ditularkan.
  2. Memahami etika batuk dan bersin yang benar. Pastikan kalian dan orang disekitar kalian memahami etika batuk dan bersin yang benar, yaitu dengan cara menutup mulut dengan siku tangan yang ditekuk ketika batuk atau bersin.
  3. Tidak keluar rumah jika tidak memiliki keperluan mendesak. Jika kalian tidak memiliki keperluan mendesak, maka hindarilah keluar rumah. Tetapi apabila kalian keluar rumah, jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan selepas pulang jangan lupa bersihkan barang bawaan dengan cairan disinfektan atau sabun lalu segeralah mandi untuk membersihkan virus-virus yang menempel.
  4. Rajinlah mencuci tangan. Rajinlah mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun ataupun hand sanitizer (antiseptik pembersih tangan) yang mengandung kadar alkohol minimal 60% agar dapat membunuh virus-virus dan kuman.
  5. Sosial distancing. Jangan lupa tetap terapkan social distancing, jaga jarak minimal 1 sampai 1,5 meter dengan mereka yang batuk atau bersin. Alasannya, karena ketika seseorang batuk atau bersin, maka mereka akan menyemprotkan tetesan cairan kecil (droplet) dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus.

Dalam penerapan tatanan kehidupan baru atau new normal ini, semoga kita senantiasa dihindarkan dari virus corona. Tetap jalankan dan patuhi protokol kesehatan dimanapun kalian berada. Bersama kita bisa lawan corona!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun