Mohon tunggu...
Noorita Yulinda
Noorita Yulinda Mohon Tunggu... I'm a mother, a wife and an English teacher.

I love writing! So... I share my writing to share good things Insha Allah.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Tips untuk Tetap Kosong-kosong dengan Tetangga Sehabis Lebaran

26 April 2023   07:32 Diperbarui: 28 April 2023   14:15 2070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lebaran (sumber: Shutterstock/Creativa Images via kompas.com)

Pagi itu sehabis sholat Ied kami sekeluarga berniat silatuhami ke lingkungan sekitar. Baru melangkah keluar rumah, kami berpapasan dengan tetangga yang juga akan melakukan hal sama. 

Beberapa dari mereka memakai baju sarimbit bahkan ada yang berkostum mengikuti trend warna tahun ini, hijau sage. Sedangkan kami tetap konsisten memakai  baju kebesaran lebaran dari dulu sampai sekarang, warna putih.

“Selamat lebaran. Mohon maaf lahir dan batin, sekarang kosong-kosong, ya,” demikian ucap salah satu dari mereka.

“Mohon maaf lahir dan batin juga, Pak, Bu. Saya banyak salah,” jawab saya.

Kosong kosong. Perumpamaan ini  kita pahami bahwa hal tersebut merupakan ungkapan untuk saling memaafkan, terutama pada saat lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. 

Lebih mendalam lagi ini berarti ketika seseorang mengucapkan kata kosong-kosong maka berarti orang tersebut telah memafkan segala kesalahan yang mungkin pernah kita lakukan baik disengaja maupun tidak disengaja. Hal ini berarti juga meminta kita untuk memaafkan kalau mereka, para tetangga itu pernah berbuat salah.

Moment maaf memaafkan saat lebaran. Konon tradisi ini hanya ada di negara kita saja, bahkan di negara timur tengah tidak ada. 

Meski kita tahu sebenarnya menunggu waktu lebaran tiba untuk meminta maaf adalah kurang tepat karena sebagai seorang muslim, hal tersebut semestinya segera dilakukan tatkala kita berbuat salah. 

Namun demikian ada kalanya berat bagi kita. Jadi moment maaf memaafkan saat lebaran seakan memberi kita keleluasaan. Rasa lebih percaya diri dan membuang jauh gengsi untuk meminta maaf karena mereka pun melakukan hal yang sama.

Tidak dipungkiri hidup  bertetangga pasti tidak selamaya mulus, baik dan rukun. Ada kalanya hal-hal sepele jadi pemicu yang membuat masalah. Suka kepo urusan tetangga. Tidak sengaja salah satu mengajak ber-julid ria lalu menggibah, dan ah kita pun asyik menurutinya. 

Mau hal sepele apalagi besar, mempunyai masalah dengan tetangga wajib kita hindari. Selain membuat hidup kita tidak nyaman, punya masalah dengan tetangga membuat kita kesulitan terutama saat kita butuh bantuan. 

Tidak mungkin, kan saudara yang tinggalnya jauh dari kita yang menolong kalau bukan tetangga dekat . Dan yang lebih dari itu, semua ketidak baikan kita bisa membuat dosa.

Setelah maaf-maafan sekarang kosong-kosong. Hatiku menjadi bersih, demikian juga dengan hatimu.

Kemudian score kosong-kosong ini akankah akan terus kosong-kosong atau akan terisi sebuah angka yang lebih besar? Jangan lah, biarkan tetap kosong-kosong saja karena ada banyak manfaat hidup rukun dengan tetangga

Mulai dari jauhnya konflik, lingkungan terasa lebih nyaman dan aman, serta kehidupan terasa lebih nyaman, harmonis, saling menjaga dan saling menolong. 

Dan terlebih lagi, denan rukun bersama tetangga, kita seakan punya keluarga baru yang bisa diajak berdiskusi, berbagi keluh kesah terutama bagi yang hidup di perantauan.

Agar kebersamaan kita bersama para tetangga dengan perbedaan latar belakang, suku, budaya, dan karakter, serta ekonomi dalam bertetangga  tidak menimbulkan benturan, kita perlu tahu tips-tipsnya.

Berbicara tentang ini, sebenarnya Islam sudah memberikan sejumlah adab bertetangga secara baik.

Sebagaimana disebutkan Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû'ah Rasâil al-Imam al-Ghazâli (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 444), sebagai berikut:

"Adab bertetangga, yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara, tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah.”

Adab tersebut mudah  dilakukan dan sangat relevant diterapkan sampai kapanpun.

  • Mendahului berucap salam

Bagi seorang muslim sunah hukumnya mengucapkan salam ketika bertemu dengan muslim lainnya. Selain sebagai penghormtan atau sapaan, ucapan salam juga merupakan sebuah doa. 

Sedangkan bagi tetangga yang berbeda keyakinan, menyapa mereka terlebih dahulu juga merupakan sebuah penghormatan.

  • Tidak lama-lama berbicara

Hal ini bukan berarti membatasi komunikasi kita terhadap tetangga, ya. Sikap tidak lama-lama berbicara ini baik karena menghindarkan kita dari banyak hal negatif, seperti menggosip atau mengganggu waktu tetangga. 

Hal ini juga sebagai salah satu cara menjaga lisan kita agar tidak terpeleset berucap salah yang mungkin saja meyinggung perasaan lawan bicara.

  • Tidak banyak bertanya

Sering kali kita sebal jika ada orang yang suka banyak bertanya. Begitu juga dengan orang lain jika kita berbuat hal yang sama. Secara tidak sadar sikap terlalu banyak bertanya kelewat batas sampai bisa berpotensi mencampuri urusan orang lain. 

Anak gaul sekarang menyebutnya ‘kepo’yang berarti rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan atau urusan orang lain. 

Sebaiknya kita hargai privasi mereka dengan tidak banyak bertanya dan jangan ikut campur kalau tidak diminta. Karena rentan sekali muncul kesalahpahaman yang  membuat masalah.

  • Menjenguk yang sakit

Menjeguk tetangga yang sakit merupakan sebuah kepedulian. Menjenguk dengan membawa kesan positif, dan memberi semangat agar segera pulih membuat orang yang didatangi merasa senang. Ini juga merupakan wujud kasih sayang kita terhadap tetangga.

  • Berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah

Berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah merupakan wujud simpati kita terhadap orang lain. Kedatangan kita untuk membantu dan menghibur tetangga yang tertimpa musibah bisa meringankan sedikit beban mereka.

***

Selain adab yang disebutkan di atas, kebiasaan baik dalam  berbicara dengan lembut kepada anak tetangga, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan.

Tolong menolong serta ikut bergembira saat tetangga mendapatkan suatu kebaikan  bisa membuat hubungan bertetangga tetap harmonis dan terjalin tali silaturahmi yang baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun