Mohon tunggu...
Noorita Purwatiningsih
Noorita Purwatiningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Mengejar Impian yang sudah didepan mata

Semoga yang saya perbuat menjadi inspirasi buat semua orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19 dan Stigma Masyarakat

13 Desember 2021   21:27 Diperbarui: 13 Desember 2021   21:32 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semenjak adanya Virus COVID-19 penyebarannya begitu cepat sampai ke penjuru  pelosok dan hampir semua negara sudah menutup jalur keluar masuknya pengunjung, berbagai kalangan pemerintah dan masyarakat di Indonesia kurang percaya dengan adanya penyakit yang begitu mematikan dan begitu nyata.

Masyarakat yang kurang percaya dengan  adanya virus Covid -- 19 ini seolah-olah tidak ada dan percaya diri kalau tidak akan terkena  Virus Covid-19 ini dan yakin kuat dan seolah-olah tidak mempan sama Virus tersebut sehingga kita juga tidak tahu kapan wabah ini berakhir karena yang merasakan imbasnya adalah kalangan menengah kebawah karena memikirkan bagaimana mereka bisa menghidupkan anak dan istrinya ( keluarganya ) kedepannya nanti . Keberadaan virus Corona yang mengancam semua kalangan dan sebagian besar masyarakat yang kehilangan pekerjaannya disuatu perusahaan besarpun banyak pengurangan pekerja ditambah lagi rasa ketakutan yang labih besar dan yakin besok atau lusa diri kitalah yang akan meninggal.

Dengan adanya virus COVID-19 ini semua masyarakat menyalahkan yang dalam arti gara-gara Covid -19 kami semua kehilangan keluarga terdekat ataupun pekerjaan. Kepanikan dan kesetresan yang selalu ada dibenak pikiran kita semua. Rasa ketakutannya dengan wabah ini masyarakat melakukan pengurangan berpergian, aktifitas yang biasa mereka lakukan kini hanya berdiam diri dirumah karena rasa ketakutan mereka keluar rumah pun tidak, kaluar keluar pun hanya seperlunya saja atau mau kaluar hanya membeli kebutuhan mereka yang sudah  habis.

Dalam kondisi saat ini, masyarakat selalu memandang keluarga yang terkena Virus Covid -- 19 ini hanya Aib dan tidak boleh ditengok atau pun didekatin dan lebih kasiannya yaitu dikucilkan dari lingkungannya. Tindakan ini mampu untuk menenangkan masyarakat disaat kondisi sekarang ini, yaitu mengurangi berpergian dan kita mempersiapkan bahan-bahan  dan makanan apa saja yang kita butuhkan untuk beberapa hari kedepan. Dan saling mengingatkan kalau sekarang ini kita jangan terlalu sering kontak atau ketemu sama siapapun.

Peningkatan wabah Covid-19 terus menerus mengalami pelonjakan dengan sangat cepat yang tidak bisa kita hindarkan karena virus ini tidak bisa dianggap sepele ataupun dipandang sebelah mata yang betul memang adanya  maka dari itu  penulis menyimpulkan untuk memberikan gambaran tentang apa itu pandemi COVID-19 yang wajib kita ketahui bersama bahwa mengerti dengan seksama apa COVID-19 itu sebenarnya, dan wajib kita ketahui seperti apa yaitu kita atau keluarga kita yang terkena covid harus ditempatkan yang terpisah atau yang disebut karantina dengan yang tidak terkena covid 19.

Untuk itu  pemerintah melakukan agar memutus rantai penyebaran covid 19 dengan cara di berbagai tempat keramaian seperti Mall, tempat bermain, atau jalan-jalan yang sering dikunjungi untuk menutup sementara karena dilakukan mengurangi keramaian.

Beberapa Sikap Prasangka sebagai berikut :

  1. Sikap yang ada didalam pikiran kita yang tidak ada hubungannya sama Virus tersebut
  2. Sikap ketakutan yang berlebihan
  3. Sikap mengucilkan dan kita tidak mau untuk berbuat menolong apalagi mendekati seolah-olah itu suatu aib yang besar.

Macam -- Macam Tindakan yang kita lakukan kepada yang terdampak Covid-19 yaitu:

  • Memberikan kepercayaan kepada para medis yang lebih paham cara menanggulangi pada virus ini
  • Memberikan rasa ikut merasakan apa yang mereka rasakan
  • Kita harus tahu apa itu virus agar tidak mendengar kata orang yang disebut katanya dan katanya
  • Memberikan motivasi dan cara-cara agar keluarga terhindar dari penyakit

Ada beberapa cara para medis merahasiakan identitas kepada keluarga yang terkena covid -19 yaitu :

  • Masyarakat terlalu berlebihan kepada penderita seolah-olah itu penyakit yang sangat menakutkan
  • Menghindari menyebut identitas pasien yang terinfeksi kepada masyarakat atau warga disekitarnya
  • Melakukan pemisahan diri  agar dapat memutus rantai penularan

Pandangan  yang menyedihkan

Banyak  petugas medis yang bertugas diberbagai wilayah atau Kab/Kota sudah berkorban buat masyarakat demi tugas yang mulia tapi apa tanggapan masyarakat ke petugas medis hanyalah sebagai pembawa Virus yang akan menularkan kepada disekitar lingkungan rumah mereka sehingga mereka tidak diperbolehkan kemabli kerumahnya sendiri. Masyarakat ketakutan apabila keluarga ada yang sakit ataupun dirawat dirumah sakit adalah terkena virus covid-19 padahal belum tentu penyakitnya apa.

Dampak Terhadap Penularannya yaitu :

  1. Adanya stigma sosial dan diskriminasi di masyarakat terhadap penderita atau yang suspek menderita menjadikan pencegahan penularan lebih lanjut semakin susah. Efeknnya, resiko perkiraan penyebaran semakin tidak dapat di disangka.
  2. Upaya agar kita terhindar dari wabah itu adalah melakukan 3 M.

Ada beberapa usaha untuk mengurangi kecemasan terhadap Covid-19, yaitu:

  1. Tidak mau melihat televisi tentang covid -19, agar mengurangi kecemasan yang berlebihan.
  2. Mencari informasi dari sumber yang benar dan cara simple untuk pencegahan terhadap  bagaimana cara dijauhkan  dari mereka atau keluarga terdekat dan orang-orang yang terpapar Virus Penyakit
  3. Carilah informasi terkini dan terbatas waktunyahanya
  4. Carilah informasinya yang benar-benar akurat adanya agar mengurangi rasa cemas
  5. Menghindar dari gossip-gosip yang belum tentu kebenarannya
  6. Berikan motivasi kepada oarng-orang yang sudah terpapar covi-19 agar bisa menjaga perasaan mereka
  7. Hargai para medis yang sudah berkorban demi menolong sesama manusia yang terpapar covi-19

Untuk itu disini penulis menambahkan situasi dimana hasil wawancara dengan para tenaga Kesehatan yang turun langsung ke tempat yang terpapar covid-19 dan menjelaskan pada warga agar dapat suatu pemahaman apa itu skrining pake alat yang tidak asing lagi yaitu Rapit Tes adalah memeriksakan keadaan antibody kita dimana dalam keadaan sakit agar ketahuan kit aitu hasil nya Positip atau Negatif dengan tanda garis ada dua atau satu kalua memang hasilnya satu itu negative tapi harus tetap menajaga kondisi badan agar tidak lemah dan begitu juga dengan hasil Positip maka petugas harus cepat konultasikan ke dokter agar di tindak lanjuti selanjutnya.Setelah hasilnya Positif maka dilakukan pemeriksaan Swab Antigen yaitu yang diambil sampel dari Hidung dan Mulut kalua memang hasilnya positif juga kita beritahukan ke pasien untuk tidak keluar rumah dalam waktu 2 minggu lamanya dan harus langsung memisahkan dari orang-orang dirumah untuk tidak saling bersentuhan dahulu karena takut tertular apalagi yang sudah lanjut Usia sangat cepat atau Rentan setelah itu kita hubungi ke pasien lewat telepon untuk menanyakan bagaimana keadaan /kondisi sekarang dan kita tanyakan yang kontak erat sama siapa saja didalam rumah atau pun diluar rumah kalau memang ada perlu kita datangi yaitu kunjungan rumah untuk melakukan Swab Antigen  bagi yang ada keluhan kalau yang tidak ada keluhan cukup minum Vitamin yang sesuai anjuran dokter.

Penulis menyimpulkan bahwa dimasa pandemik covid 19 ini kondisi negara kita yang begitu cepat peningkatan penularan virus covid -19 nya, maka kita harus saling mengingatkan kepada masyarakat agar terus menjaga kesehatan dan tetap melakukan protokol kesehatan 3M. Dan jangan terlalu cepat menyimpulkan pada orang dalam keadaan sakit langsung dibilang terkena Covid-19, begitu juga ada yang meninggal pasti dikatakan meninggal karena Covid-19 bisa jadi itu meninggal karena penyakit lain seperti penyakit Jantung, Diabetes atau Ashma.  Untuk penyakit penyakit tersebut juga cara perlakuannya semua jenazah nya di Rumah Sakit memakai Protokol Kesehatan penanganan zenazah Covid-19.

Himbauan bagi masyarakat, membuat stigma covid-19 yang belum tentu kebenaran  dan kabarnya,  yang masih simpang siur jangan langsung memutuskan sesuatu hal dengan sebelah pihak,,kita sebagai masyarakat harus dapat menjaga perasaan bagaimana cara menyikapi ke warga yang terpapar Covid -- 19, sebaiknya harus lebih memotivasi agar tidak turun dan stress mendengar kata-kata yang kurang  enak.

Petugas Kesehatan juga mengharapkan bagi warga yang tidak punya penyitas wajib  menjaga kesehatan dan saling mengingatkan ke sesama  agar selalu jaga jarak dalam kondisi apapun demi mengurangi penularan virus Covid-19 yang begitu cepat. Bagi masyarakat setempat tidak melakukan pengasingan terhadap Tim Mesdis yang semata-mata hanya menolonng ke sesama manusia yang sudah mengorbankan   kelurganya yang dia tinggalkan demi membantu pengurangan penularan Covid-19 ini, mohon sekiranya masyarakat paham m bahwa memakai baju Hazmat itu yang tertutup rasanya panas,gerah dan paramedis tidak bisa melakukan aktifitas seperti menahan haus dan lapar, kenyataan diluarmasih banyak masyarakat tidak banyak menghargai apa yang sudah tim medis lakukan, hanya dipandang sebelah mata, paramedis bekerja siang dan malam melaksanakan tugas demi  kesehatan  masarakat. Semoga kita semua terhindar dari Covid-19 dan wabah cepat hilang dibumi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun