Mohon tunggu...
Noorhani Laksmi
Noorhani Laksmi Mohon Tunggu... Administrasi - writer, shadow teacher, Team Azkiya Publishing dan Sanggar Rumah Hijau, Admin Komunitas Easy Writing

http://noorhanilaksmi.wordpress.com FB : Nenny Makmun

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kisah si Kupu Unyu

4 September 2012   06:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:56 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Unyu Yang Menggelikan

Unyu Yang Menggelikan

Unyu seekor anak ulat bulu yang mempunyai bulu sangat tebal. Unyu tinggal di pohon jambu air di tepi hutan Bukit Greenland yang subur dan sejuk. Di hutan Greenland inilan berbagai binatang hidup nyaman karena mata air pegunungan yang melintas membelah masih sangat alami.

Tepat diperbatasan antara perkampungan manusia dan hutan, Unyu anak ulat bulu bermain-main dengan berbagai binatang. Ada aturan binatang tidak boleh diburu dan dibunuh oleh manusia. Raja Faro sangat bijaksana dan adil terhadap semua mahluk hidup. Sehingga manusia, binatang dan pepohonan semua terjaga alami dan lestari. Andai bumi kita bisa seperti wilayah yang diperintah Raja Faro pasti bumi tempat kita berpijak akan bersikap bijaksana juga. Mereka tidak penuh dengan angakara murkamengirimkan banjir bandang, tsunami juga kemarau yang panjang. Semua penuh keseimbangan dan saling menghargai.

Siang yang cerah Unyu turun dari phon jambu air tempat dia tinggal sendirian. Unyu tidak mengerti kenapa dia harus hidup sendirian. Entah kemana sang ibu ? Dari pada merasa sedih Unyu turun ke bawah dengan langkah santai.

Di segerombolan rumput yang mulai terkena sinar matahari yang hangat. Ada Lala si anak belalang, Epi si anak kepik, Riri si anak jangkrik dan Unyu. Semua sahabat-sahabat Unyu. Keempatnya sebaya kerap mengumpul di bawah pohon jambu.

Tiba-tiba ketika tengah menghangatkan diri karena sinar matahari yang hangat lewat gerombolan semut yang bernyanyi-nyayi riang. Tortor seekor semut merah yang menawan tertawa terbaha-bahak.

“Ha…ha…ha…lihat-lihat si Unyu…lucu sekali sih kamu! Melihat Unyu aku jadi semakin bahagia. Unyu …Unyu…kamu dengan bulu tebalmu seperti badut. Badut barongsai* ha ha ha….,” ternyata tertawa keras Tortor disambut riang oleh kelompoknya. Semut-semut merah yang lain semakin riuh tertawa.

Ejekan konyol Tortor juga membuat Lala, Epi dan Riri mengamati penampilan fisik Unyu ulat kecil yang menggerumbul kombinasi bulu coklat, abu dan hitam membuat mereka tersenyum-senyum geli. “ Memang ya diamat-amati Unyu menggelikan ya…” tiba-tiba Lala menyeletuk.

Unyu yang tidak pernah diejek oleh sahabat-sahabatnya mendadak sedih dan malu. Unyu berteriak, “Kalian jahat! Jahaaat….” Unyu cepat melangkah pergi dengan menangis, dadanya terasa pedih. Nafasnya tersengal-sengal karena menaiki pohon jambu air yang tinggi. Wajahnya terasa panas, rasanya ingin sekali Unyu mengibas-ngibas bulunya agar teman-temannya merasakan rasa gatal akibat bulu tebalnya. Tapi Unyu tahu dari cerita burung gereja kecil sahabatnya yang kerap bersiul di dekat rumahnya.

Regi burung gereja sangat baik pada Unyu, tidak pernah ada niat untuk mematuknya. Bahkan Regi suka menasehati jangan sembarangan dengan bulu-bulunya dia, karena bila mengenai kulit mahluk lain akan merasa gatal dan panas. Unyu bersyukur masih bisa menahan amarah dengan tidak mengibas-ibaskan bulunya. Sebenarnya ingin Unyu kibaskan ke gerombolan semut, tapi takut nanti malah yang terkena sahabat-sahabatnya.

Unyu tengah termenung tiba-tiba Regi menghampiri, “Cicit cuit…cicit cuit…Unyu kenapa muram ? “

“Aku sedih Gi…tadi aku di bawah jadi bahan tertawaan…” Unyu ulat curhat.

“Memang kenapa ? kalau aku boleh tahu ? “ Regi ikutan menunjukan rasa prihatin, Regi menduga kalau Unyu merindukan ibunya. Tapi Regi juga bingung kenapa Bunda Vanya yang sebenarnya ibu Unyu tidak kembali-kembali ke pohon jambu setelah bermetamorfosis*.

“Aku dibilang binatang yang menggelikan, lucu karena buluku yang tebal dan aku menyerupai badut barongsai!” Unyu berkata kesal.

“Sudah tidak usah perdulikan mereka…Unyu…itu ibumu kemari!” Regi tersenyum cerah, Regi melihat kupu-kupu cantik berkombinasi warna ungu oranye.

“Mana…mana….!” Unyu celingukan ke kanan kekiri.

Tiba-tiba kupu cantik besar hinggap diantara Unyu dan Regi.

“Unyu, ini ibu…” kata kupu-kupu yang terengah-engah.

“Ibu ?” Unyu bingung karena ibunya bukan ulat seperti dirinya.

“Iya Unyu ini ibumu yang sudah melewati masa perubahan tau sering disebut orang-orang metamorfosis,” Jelas Regi.

“Apa itu meta…meta…” Unyu tidak mengerti dan tersekat di tenggorokan.

“Metamorfosis Unyu…maafkan Ibu baru datang. Karena Ibu habis melakukan perjalanan dulu. Unyu beberapa hari lagi kamu juga akan bermetamorfosis dan kamu akan berubah seperti Ibu…,” Ibu Vanya menjelaskan kepada Unyu,

“Jadi benar Ibu adalah Ibuku, cantik sekali ya Ibu…aku tidak menyangka…” Unyu menjadi takjub sendiri.

“Wah kalau aku sudah cantik seperti Ibu aku akan pamerin ke semut kalau Unyu yang menggelikan sudah berubah menjadi binatang yang cantik!” Unyu mendadak gembira karena dirinya tidak selamanya menjadi si Unyu menggelikan dengan bulu tebalnya.

Apa yang diberitahukan ibunya benar terjadi. Unyu tidak merasa takut karena Ibunya sudah menungguinya dan banyak member nasehat kalau proses perubahan dirinya tidak menyakitkan. Jadi Unyu bias tenang melewati proses metamorfosis.

Unyu mulai mengeluarkan hormon-hormon tertentu, yang berarti tiba saatnya untuk melanjutkan hidupnya ke tahapan selanjutnya yaitu berubah menjadi kepompong. Di dalam pupa atau kepompong ini, Unyu ulat lalu akan memulai proses yang menakjubkan untuk berubah menjadi kupu-kupu dewasa. Tahap ini rata-rata akan berlangsung selama dua belas hari.

Tepat di hari ke tiga belas Unyu keluar dari kepompong dengan perlaha-perlahan mulai Unyu kepakan sayapnya dan Unyu bias terbang.

“Ibu lihat sayapku sangat cantik….ungu, oranye dan hijau….” Unyu kagum dengan tubuhnya yang baru, semua bulu-bulu yang menggelikan sudah tidak ada lagi.

“Iya anakku kamu telah berubah menjadi seekor kupu yang cantik, terbanglah dan bermainlah…” Ibu Vanya tersenyum bahagia dengan perubahan anaknnya.

“Hai teman-teman….lihat aku….” Unyu terbang berkitar-kitar di gerombolan pagi dan ada sekelompok semut yang waktu lalu mengejeknya.

Seperti biasa Tortor comel berkomentar,”Hai kupu-kupu cantik, memang kamu siapa? Sok akrab.” Sahabt-sahabat Unyu yang lain juga bingung, mendadak ada kupu cantik yang menyapa mereka.

“Teman-teman aku Unyu, kalian ingatkan Unyu si ulat bulu yang kalian anggap menggelikan. Dan inilah aku…!” Unyu memutar-mutar badannya dan menampakan keindahan sayapnya yang semakin bersinar diterpa sinar matahari pagi.

“Oh yaaaa!” Serempak kelompok semut melongo. Apalagi mereka telah mengejek Unyu. Akhirnya mereka meminta maaf. Pagi cerah Unyu, Lala, Epi, Riri, Tortor dan kelompoknya bernyanyi riang. (Bunda Nenny Makmun)

Keterangan :


  1. Barongsai : topeng ular naga yang biasanya dipakai acara tahun baru China
  2. Metamorfosis : perubahan siklus hidup kupu-kupu yang lengkap terdiri dari empat tahap yang meliputi telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan akhirnya kupu-kupu dewasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun