Mohon tunggu...
Noorhani Laksmi
Noorhani Laksmi Mohon Tunggu... Administrasi - writer, shadow teacher, Team Azkiya Publishing dan Sanggar Rumah Hijau, Admin Komunitas Easy Writing

http://noorhanilaksmi.wordpress.com FB : Nenny Makmun

Selanjutnya

Tutup

Catatan

CaBun (Catatan Bunda) - Aku Belajar...

28 Februari 2011   10:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:11 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12988875701531474442

Aku belajar diam dari banyak bicara

Aku belajar sabar dari sebuah kemarahan

Aku belajar mengalah dari keegoisan

Aku belajar menangis dari kebahagiaan

Aku belajar tegar dari kehilangan

Orang yang paling bahagia tidak selalu memiliki sesuatu yang terbaik, tapi hanya berusaha menjadikan setiap apapun yang hadir dalam kehidupannya yang terbaik –

medio penutup Feb 2011

 

Itulah yang nasehat yang aku dapat dari salah satu teman, ketika aku juga mendengarkan segala permasalahan dia.

Disaat kesepian melanda ketika separuh hati harus pergi sesaat jauh  ke negeri seberang.

Betapa berat bila belahan jiwa jauh dari sisi.

Ku tanya bisa bilang “sabar Mbak,” karena aku belum merasakan apa yang kau rasa.

Dalam kehidupan Rumah Tangga, ketika suami sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya, tiada pilihan lagi harus jauh berpisah karena tugas dari kantor adalah merupakan tantangan yang kerap terjadi.

Sementara sang istri yang membantu roda ekonomi juga mempunyai pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan menjadikan suatu keputusan untuk berpisah sementara.

Mungkin mudah dalam teori tetapi berat dalam kenyataan, seperti temanku yang terpaksa terpisah sementara.

BBM ku tidak lepas dari curhatannya,…”Mbak seperti separuh hatiku hilang,” keluhmu.

Apalagi putrid-putrimu dalam sepekan terus sakit, karena seperti kehilangan figure ayah yang sangat dekat dengan mereka.

Kerap aku harus mendengar curhatan mu dan tangisanmu, duh beratnya ya kalau hatus terpisah dengan suami tercinta.

Sebaga sahabat aku hanya bisa menghibur, sabar…sabar…

Semua pasti akan terlewati dengan baik, aku menguatkannya kalau ada yang mendesak jangan ragu untuk mengontak ku.

Dan semalam, putrimu panas … aku sayang dengan putrimu yang juga aku anggap seperti putriku. Sambil mengompres aku liat dari raut wajahmu yang sungguh stress, putrimu juga sedih.

Betapa berat ya suatu perpisahan.

Setelah agak turun panas putrimu, aku ijin untuk pulang.

Kalau ada apa-apa ph aja, aku ol (pesan sebelum pulang).

Hari ini aku terima pesan darimu , dan kutuangkan dalam catatan hari ini.

Aku menangkap suatu pesan, banyak perenungan dan banyak kejadian telah terjadi pada dirimu.

Diluar semua yang telah engkau ungkapkan, ku belajar dari kalimat-kalimat yang kamu kirim.

Betapa hidup adalah perjuangan, kita harus berjuang dengan sebaik-baiknya.

 

BEJ, closing time on Feb 2011 ….

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun