Meningkatkan Jiwa Wirausaha dengan Model Pembelajaran Project Based Learing
Pada era sekarang kurikulum selalu berubah-ubah hal ini dengan tujuan agar perkembangan pendidikan di Indonesia dapat mengikuti perkembangan zaman. Sekarang ini kurikulum di Indonesia dalam proses berganti ke kurikulum baru yang mana sebelumnya kurikulum 2013 sekarang berubah menjadi kurikulum merdeka.
P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek project-based learning (PjBL) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Hal ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa terbukti dari sebagian besar penelitian jurnal ilmiah menggunakan media PjBL memberikan hasil yang memuaskan untuk masa depan bangsa.
Pembelajaran produk kreatif kewirausahaan kelas XI MPLB semester ganjil SMK Widya manggala Purbalingga, diawali dengan siswa mempelajari teori teori tentang kewirausahaan yang dibimbing oleh pendidik. Kegiatan proyek ini dilakukan secara berkelompok, dan dalam setiap kelompok berjumlah 4 atau 5 peserta didik.
Dilansir dari buku Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual (2014) oleh Trianto Ibnu, yang dimaksud project based learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik dan menetapkan guru sebagai motivator dan fasilitator.Â
Di mana peserta didik diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya. Model ini menjadi suatu pembelajaran yang melibatkan banyak proyek dalam proses pembelajarannya.Â
Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, project based learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.
Tujuan yang ingin dicapai dalam proyek ini adalah peserta didik menerapkan beberapa produk makanan yang disukai oleh calon konsumen disekitarnya .Â
Langkah-langkah pembelajaran project based learningÂ
Beberapa langkah-langkah pembelajaran dengan metode project based learning, yaitu:
Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan masing-masing kelompok melaksanakan
proyek nyata.
Menentukan pertanyaan dasar.Â
Sebelum masuk materi, pendidik memberikan pertanyaan mendasar terkait materi yang akan dipelajari. Pertanyaan tersebut bisa dikemas dalam studi kasus didunia nyata dilanjutkan dengan penelusuran lebih mendalam. Peserta didik dalam kelas XI MPLB menggali informasi tentang jenis jenis produk makanan yang mudah dibuat dan disukai oleh konsumen sekitarnya . Contohnya makanan seblak atau usus crispy.
Menyusun desain perencanaan proyekÂ
Penyusunan desain proyek bersifat kolaboratif artinya kerjasama antara pendidik dan peserta didik. Peserta didik membuat desain resep makanan yang akan disajikan , berupa bahan yang akan disiapkan , sarana pengolahan produk dll
Membuat jadwal aktivitas.
Adapun contoh jadwal aktivitasnya antara lain:
a. Menentukan timeline pengerjaan.
b. Menentukan deadline pengerjaan
Melakukan monitoring pada perkembangan kinerja peserta didik.
Pendidik aktif memonitor kegiatan peserta didik, hal ini bertujuan untuk menjaga suasana belajar tetap kondusif. Kegiatan monitoring bisa dilakukan menggunakan rubrik
Menguji hasil kinerja peserta didik .Â
Penilaian ini diharapkan bisa memberikan umpan balik bagi pemahaman peserta didik. Hasil kinerja juga bisa dugunakan oleh pendidik untuk menyusun strategi pembelajaran selanjutnya.
Mengevaluasi pengalaman.Â
Evaluasi pengalaman berupa refleksi dari kegiatan yang sudah dijalankan. Pada tahap ini pendidik melakukan diskusi ringan dengan peserta didik terkait pengalam dalam proses pembelajaran berlangsung.
Kelebihan dan kekurangan project based learningÂ
Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari project based learning dilansir dari buku Pembelajaran Berbasis Proyek (2022) oleh Sunismi dan kawan-kawan, yaitu:
Kelebihan project based learningÂ
Kelebihan dari project based learning sebagai berikut:
- Memotivasi peserta didik dengan melibatkannya di dalam pembelajaran.
- Menyediakan kesempatan pembelajaran berbagai disiplin ilmu
- Membantu keterkaitan hidup di luar sekolah
- Menyediakan peluang unik karena pendidik membangun hubungan dengan peserta didik sebagai fasilitator
- Menyediakan kesempatan untuk membangun hubungan dengan komunitas yang besar
- Membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang ada
Kekurangan project based learningÂ
Beberapa kekurangan dari project based learning , yaitu:
- Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah
- Membutuhkan biaya yang cukup banyak
- Banyak pendidikan yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana pendidik memegang peran utama di kelas Banyaknya peralatan yang harus dibeli
- Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan
- Ada kemungkinan peserta didik ada yang kurang aktif dalam kerja kelompok, sehingga dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil proyek tersebut bahwa pendidikan kewirausahaan adalah usaha terencana dan aplikatif untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi peserta didik dengan perilaku kreatif, inovatif dan terbentuk kepribadian mandiri dengan sikap mental berwirausaha.
Daftar PustakaÂ
- Purnomo, E. A., & Mawarsari. (2014) PeningkatanKemampuanPemecahanMasalahMelalui Model Pembelajaran IDEAL Problem Solving Berbasis Project Based Learning. Jurnal Karya Pendidikan  Matematika, 1, 24--31.
- Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
- Trianto Ibnu Badar. ( 2014 ). Pembelajaran inovatif, progresif dan kontekstual. Jakarta, Kencana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H