Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mencanangkan target produksi 1 juta BPOD dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030. Pencanangan itu mendapat  dukungan dari para pemangku kepentingan dalam Konvensi 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas yang diadakan di Jakarta, 2 -- 4 Desember 2020 lalu.
Ada empat pilar yang diharapkan dapat mendukung terwujudnya hal ini, yaitu produksi existing, percepatan resource to production, penerapan enhance oil recovery (EOR) dan giant discoveries. Selain maintenance untuk lifting migas, pilar pertama juga akan didukung jasa operasi yang terdiri dari well intervention, drilling atau workover hingga O&M. Areal produksi Pertamina yang tersisa di Kasiau, boleh jadi termasuk salah satu dari kategori ini.
Di luar minyak, Pulau Kalimantan sesungguhnya juga memiliki potensi gas yang besar. Misalnya di Kalimantan Utara, terdapat potensi gas yang tersebar di kabupaten-kabupaten Kabupaten Bulungan, Tana Tidung dan Nunukan. Salah satu terdeteksi mengandung 764 juta Barrels minyak dan 1,4 triliun cubic feet gas.
Industri hulu migas setiap tahun berinvestasi sebesar US $ 10 milliar dengan faktor multiplier effect bisa mencapai 1,6 kali berdasarkan hasil kajian SKK Migas. UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja berupaya mengatasi persoalan ketidakpastian melalui penyederhanaan perizinan.
Selain itu, Â pengembangan investasi sector hulu migas juga perlu membangun link antara investor asing dengan pelaku usaha local. Selain aspek ekonomi, kelayakan teknologi yang dibawa juga perlu mempertimbangkan aspek social dan aspek lingkungan. Pemberian prioritas dan insentif perlu mempertimbangkan ketiga aspek ini.
Pengembangan sector hulu migas pada gilirannya akan membawa dampak positif pada ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. Merujuk data ketenagakerjaan 2021, jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam sector pertambangan dan penggalian mencapai 1.352.236 orang, diantaranya ada 115.911 tenaga kerja perempuan. Jumlah yang relative besar pada masa pandemic ini.
Seiring dengan bergeliatnya kembali sector hulu migas, Refinary Unit V Pertamina yang selama ini berpusat di Balikpapan memindahkan kegiatan operasional ke Murung Pudak setelah kontraknya habis dengan pemerintah daerah setempat. Fasilitas yang sempat terbengkalai dan mengalaimi kerusakan, akan diperbaiki kembali. Keberadaan unit eksploitasi Pertamina di Desa Kasiau memiliki arti strategis dalam mendorong bergeliatnya kembali ekonomi desa-desa di sana.
Semoga ada penemuan spektakuler ladang minyak baru yang bisa menyalakan kembali Tugu Obor Mabuun dan mendukung terwujudnya target produksi 1 BPOD minyak dan 12 BSCFD gas alam pada tahun 2030. Sekaligus membantu penyelesaian pembangunan infrastruktur pada desa-desa terisolir dan mengatasi persoalan social-ekonomi yang dihadapi masyarakat.*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H