Perekonomian dunia mengalami banyak guncangan dan tantangan. Inflasi juga lebih tinggi dari perkiraan, kondisi ekonomi semakin ketat dan keruh, geopolitik antara Rusia dan Ukraina, pandemi COVID-19  berkepanjangan, dan ketidaksesuaian penawaran-permintaan semakin memperlambat prospek ekonomi dunia. Meningkatnya kekhawatiran tentang harga pangan dan energi mengakibatkan tekanan biaya hidup di banyak negara, sehingga menambah tekanan inflasi.
    Selain itu, peristiwa cuaca ekstrem akibat perubahan iklim menyebabkan risiko penurunan prospek ekonomi dunia, dan kenaikan harga energi juga mengganggu jalan menuju transisi hijau. Tantangan international  berkepanjangan telah mengakibatkan meningkatnya utang dan mengganggu jalan pemulihan, yang selanjutnya berdampak pada kelompok masyarakat rentan, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang. Dalam situasi ekonomi ini, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral mengambil tindakan nyata guna mengatasi tantangan ekonomi dunia tersebut.
    Sejalan dengan tantangan ekonomi dunia saat ini, anggota G20 memfokuskan kembali komitmen mereka terhadap kebijakan tersistematis, terpola, dan dikomunikasikan dengan baik agar mendukung pemulihan berkelanjutan dan untuk mengurangi efek luka pandemi untuk mendukung pertumbuhan kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Seiring dengan tantangan yang semakin meningkat, G20 menekankan pentingnya menjaga respon kebijakan fiskal agar mampu bergerak cepat dan fleksibel, serta langkah-langkah pengendalian sementara dan tepat sasaran untuk menghindari tekanan inflasi yang meningkat.
    Dalam hal ini, G20 menekankan kembali pentingnya kerja sama kebijakan makro untuk menjaga stabilitas keuangan, dan kebijakan fiskal jangka panjang berkelanjutan, serta melindungi risiko penurunan dan dampak negatif. G20 juga menekankan kembali pentingnya kebijakan makroprudensial, kemajuan Agenda Pembangunan Berkelanjutan, dan transisi berkelanjutan. Untuk mencapai stabilitas harga dan menghindari dampak, G20 juga berkomitmen untuk mengkalibrasi laju pengetatan kebijakan moneter dan fiskal secara tepat.
Noor Amilia - Program Studi Manajemen - Fakultas Ekonomi & Bisnis - Universitas Palangkaraya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H