Mohon tunggu...
Noor Amilia
Noor Amilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Palangkaraya

Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

3 Masalah Ini Jadi Ancaman bagi Ekonomi RI 2022? Berikut Kebijakan Fiskal Pemerintah!

22 November 2022   21:35 Diperbarui: 25 November 2022   06:49 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Perekonomian dunia mengalami banyak guncangan dan tantangan. Inflasi juga lebih tinggi dari perkiraan, kondisi ekonomi semakin ketat dan keruh, geopolitik antara Rusia dan Ukraina, pandemi COVID-19  berkepanjangan, dan ketidaksesuaian penawaran-permintaan semakin memperlambat prospek ekonomi dunia. Meningkatnya kekhawatiran tentang harga pangan dan energi mengakibatkan tekanan biaya hidup di banyak negara, sehingga menambah tekanan inflasi.

       Selain itu, peristiwa cuaca ekstrem akibat perubahan iklim menyebabkan risiko penurunan prospek ekonomi dunia, dan kenaikan harga energi juga mengganggu jalan menuju transisi hijau. Tantangan international  berkepanjangan telah mengakibatkan meningkatnya utang dan mengganggu jalan pemulihan, yang selanjutnya berdampak pada kelompok masyarakat rentan, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang. Dalam situasi ekonomi ini, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral mengambil tindakan nyata guna mengatasi tantangan ekonomi dunia tersebut.

       Sejalan dengan tantangan ekonomi dunia saat ini, anggota G20 memfokuskan kembali komitmen mereka terhadap kebijakan tersistematis, terpola, dan dikomunikasikan dengan baik agar mendukung pemulihan berkelanjutan dan untuk mengurangi efek luka pandemi untuk mendukung pertumbuhan kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Seiring dengan tantangan yang semakin meningkat, G20 menekankan pentingnya menjaga respon kebijakan fiskal agar mampu bergerak cepat dan fleksibel, serta langkah-langkah pengendalian sementara dan tepat sasaran untuk menghindari tekanan inflasi yang meningkat.

       Dalam hal ini, G20 menekankan kembali pentingnya kerja sama kebijakan makro untuk menjaga stabilitas keuangan, dan kebijakan fiskal jangka panjang berkelanjutan, serta melindungi risiko penurunan dan dampak negatif. G20 juga menekankan kembali pentingnya kebijakan makroprudensial, kemajuan Agenda Pembangunan Berkelanjutan, dan transisi berkelanjutan. Untuk mencapai stabilitas harga dan menghindari dampak, G20 juga berkomitmen untuk mengkalibrasi laju pengetatan kebijakan moneter dan fiskal secara tepat.

Noor Amilia - Program Studi Manajemen - Fakultas Ekonomi & Bisnis - Universitas Palangkaraya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun