Mohon tunggu...
Noorallifa A. Putri
Noorallifa A. Putri Mohon Tunggu... Penulis - MAHASISWA

ILPUS 18. SEMANGAT

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Revolusi Industri 4.0: Tersisihnya Manusia?

27 Mei 2019   22:18 Diperbarui: 27 Mei 2019   22:31 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah tau apa itu Revolusi Industri 4.0? Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali dicetuskan oleh Profesor Klaus Schwab. Ia merupakan ekonom terkenal asal Jerman sekaligus penggagas World Economic Forum (WEF) yang melalui bukunya, The Fourth Industrial Revolution. 

Awalnya, revolusi industri terjadi pada akhir abad ke-18 dengan ditemukannya alat tenun mekanik pertama pada tahun 1784. Pada abad ke-20, terjadilah revolusi industri yang mengenalkan produksi massal. Produksi massal ini memungkinkan adanya listrik dan jalur perakitan. Pada 1970, muncullah revolusi industri 3.0 yang dimulai dengan digunakannya elektronik, teknologi informasi untuk otomatisasi produksi, dan pengontrol logical (PLC). Mesin industri ini dapat menekan biaya produksi namun hal ini mengakibatkan jumlah produksi meningkat dan membuat semakin banyaknya pengangguran. Dan pada awal tahun 2018 hingga sekarang disebut dengan zaman revolusi industri 4.0.

Tetapi, apakah era 4.0 ini akan menyingkiran peran manusia? Adanya perkembangan revolusi industry 4.0 patut menjadi kekhawatiran bagi umat manusia. Perkembangan yang terjadi pada bidang teknologi informasi memberikan efek yang sangat besar pada perilaku manusia maupun peran manusia dalam kehidupan saat ini.

Dengan kemudahan-kemudahan yang didapatkan dari teknologi, perilaku manusia terhadap budaya dan nilai-nilai kemanusiaan dapat hilang tergerus zaman. Budaya komunikasi saat ini lebih banyak dilakukan secara online dengan media sosial ataupun media lainnya, hal ini tentu memberikan sentuhan yang berbeda pada berjalannya sebuah komunikasi. 

Memang terasa lebih mudah dan menghemat waktu, namun emosi dan perasaan tidak dapat dirasakan pada saat berkomunikasi melalui media sosial. Oleh karena itu, penggunaan teknologi informasi secara bertanggungjawab akan dapat menciptakan kehidupan bermasyarakat yang seimbang.

Pada era 4.0, perkembangan teknologi berpusat pada informasi dan komunikasi. Adanya internet dan gadget telah menciptakan sebuah budaya dan peradaban baru bagi umat manusia. 

Begitu juga dengan peran manusia dalam kehidupan sehari-hari yang semakin terbatas. Seperti contohnya, pabrik-pabrik lebih memilih untuk memecat karyawannya dan beralih ke mesin industri untuk menekan biaya produksi, kemudian loket-loket penjualan tiket sudah jarang ditemukan karena adanya aplikasi pada gadget yang lebih mudah dan praktis digunakan, dan masih banyak lagi. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian karena manusia pada saat ini harus bersaing bukan hanya dengan sesama manusia tetapi juga dengan teknologi seperti robot, mesin, dan lain-lain. 

Persaingan yang semakin ketat mengharuskan manusia untuk meningkatkan soft skill maupun hard skill nya agar dapat bekerja di tempat yang diinginkan.

Agar tidak tersisih oleh teknologi robot dan mesin, perlu adanya persiapan yang baik dari masyarakat maupun pemerintahnya. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan meningkatkan keterampilan seperti soft skill dan kreativitas dapat menjadi salah satu cara agar masyarakat tetap dapat berkontribusi dan bersaing di dunia 4.0.

Daftar Pustaka:

Buku High Tech High Touch

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun