Mohon tunggu...
Noor Hazlinda
Noor Hazlinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ITHB

menyukai konten sains, art serta technology

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Apakah Karya AI Dapat Menyayingi Hasil Karya Seniman Asli?

17 April 2023   16:55 Diperbarui: 17 April 2023   17:08 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DeepFace Facebook AI ini berfungsi untuk mengenali wajah orang yang ada pada postingan foto. Dengan teknologi ini, kamu tidak perlu lagi menandai seseorang yang ada pada foto secara manual, karena AI ini yang akan melakukannya. Datanya didapatkan saat kamu menandai orang di foto sebelumnya dan dari hasil saran AI terhadap orang yang ada di foto yang kamu setujui. Setelah AI berlatih dan memiliki banyak data maka AI nantinya akan dapat mengidentifikasi seseorang yang ada di foto.

theatre-d-opera-spatial-ai-643d101808a8b559f12d1422.jpeg
theatre-d-opera-spatial-ai-643d101808a8b559f12d1422.jpeg

Gambar 1. Hasil Karya Thtre D'opra Spatial yang dihasilkan oleh Jason Allen dengan menggunakan AI Midjourney

2.  PEMBAHASAN

2.1.  Apakah AI Dapat Menandingi Serta Menggantikan Karya Lukisan dari Seniman Asli?

Banyak keraguan serta pertanyaan yang diungkapkan oleh seniman, diantaranya Apakah AI dapat menandingi serta menggantikan karya lukisan dari Seniman asli? Pertanyaan ini banyak diperbincangkan dimedia sosial karna baru -- baru ini karna karya AI Midjourney memenangkan pertandingan karya digital dengan karyanya yang bernama Thtre D'opra Spatial oleh Jason Allen. Seperti yang diketahui, lukisan ekspresi atau penerapan keterampilan dan imajinasi kreatif manusia, biasanya dalam bentuk visual seperti lukisan atau pahatan, menghasilkan karya untuk diapresiasi terutama karena keindahan atau kekuatan emosionalnya. Lukisan juga memiliki arti lain yaitu, adalah cara untuk mengekspresikan emosi dan perasaan kita. Ini dapat digunakan untuk mengkomunikasikan ide dan pemikiran itu dapat digunakan sebagai alat ekspresi diri, digunakan sebagai bentuk terapi, atau bahkan sebagai sarana untuk menemukan keindahan dalam hidup.

Meskipun kemungkinan besar bahwa seni AI benar-benar dapat menggantikan seniman manusia, ada kebutuhan untuk analisis mendalam. Skenario serupa dimainkan dengan seniman cat minyak / air di tahun 1800-an ketika kamera dan cetakan muncul. Mereka juga merasa tidak aman dengan perdagangan mereka, tetapi hasil akhirnya adalah apresiasi yang lebih besar terhadap lukisan buatan tangan, bahkan hingga hari ini. Demikian pula, kekuatan seni dan animasi yang dibuat oleh Seniman manusia akan selalu mendapatkan minat dan nilai uang yang lebih besar dibandingkan dengan gambar yang dihasilkan komputer yang dapat dibuat dalam beberapa menit. Ann Ploin dari Institut Internet Oxford percaya bahwa generator seni AI tidak akan menggantikan seni manusia tetapi hanya akan melengkapi pekerjaan mereka, memungkinkan mereka menghasilkan karya berkualitas lebih baik dalam waktu yang lebih singkat. Meskipun beberapa aspek proses kreatif mungkin digantikan oleh AI, bagian pengambilan keputusan kreatif yang kritis tidak dapat diambil alih oleh teknologi AI. Misalnya, mesin AI tidak dapat dilatih untuk menghasilkan seni sehubungan dengan situasi dunia yang berbeda karena itu adalah sesuatu yang hanya dapat dilihat dan dilakukan oleh manusia.

Namun, AI Ada juga beberapa kendala yang jelas bahwa model ini hanya bisa menghasilkan seni digital. AI tidak bisa bekerja dengan minyak atau pastel seperti yang bisa dilakukan orang. Hal ini terutama berlaku dalam kasus seni pesanan ketika output tertentu dibutuhkan. AI sendiri tidak mungkin menghasilkan apa yang Anda butuhkan. AI tidak berpikir dengan cara yang sama dengan cara desainer atau seniman berpikir. Jika seorang seniman diminta untuk menggambar pisang dalam kotak, maka ia akan mengidentifikasi dua benda yaitu pisang dan kotak, hasilnya bisa jadi pisang dalam kotak yang transparan yang menunjukkan bangun ruang kotak dan bentuk pisang di dalamnya. Sedangkan AI tidak berpikir dengan cara itu, ketika AI diminta untuk menggambar pisang di dalam kotak maka ia akan mengidentifikasi ribuan atau mungkin jutaan gambar pisang dan kotak sekaligus kemungkinan-kemungkinan penyatuan kedua bentuk tersebut bukan dalam koridor bentuk tapi dalam koridor kode.

Karya yang dihasilkan oleh AI adalah berdasarkan karya yang telah ada. Lukisan adalah hasil perasaan atau emosi oleh seorang seniman yang diungkapan melalui lukisan manakala AI tidak memiliki perasaan dan hanya melukis berdasarkan lukisan yang telah ada sejak lama.

2.2.  Tantangan Apa Saja yang Dihadapi Oleh Pelukis Terhadap AI

 Justru pasti banyak yang berfikir tentang tantangan -- tantangan yang harus dihadapi oleh seniman. Seniman Andry Boy Kurniawan membuka suara terkait viralnya AI art, dia mengungkap secanggih apapun teknologi AI dalam membuat gambar, hasilnya tetap 'kering'. Sebab visual yang dihasilkan hanya berdasar algoritma mesin, alih-alih emosi laiknya dibuat manusia. Termasuk lukisan yang dibuat secara manual dengan menggunakan medium cat hingga kuas. "Yang tidak bisa dilakukan kecerdasan buatan adalah mengolah emosi. Sebab seberapa canggih karya yang dihasilkan oleh AI Art tidak akan bisa mengolah situasi unik dari sisi emosional artis untuk mencipta", papar Andry Boy Kurniawan yang merupakan Seniman. Namun, sebagai desainer, kita dapat bersaing dengan dengan terus mengembangkan dan mengasah kemampuan dan kreativitas, seperti membuat desain yang menggabungkan emosi dan pengalaman manusia. Fenomena AI di khalayak umum menurut Andry justru dibutuhkan, Sebab lewat tren tersebut setidaknya dapat memantik serta menyadarkan para seniman untuk keluar dari zona nyaman dalam mengaktualisasikan diri di tengah zaman yang terus bergerak.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun