Mohon tunggu...
Noor Afeefa
Noor Afeefa Mohon Tunggu... -

Mengembalikan Kemuliaan Perempuan di Bawah Tuntunan Syariah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyelamatkan Rumah Tangga dari Penyimpangan Seksual

24 Maret 2016   13:21 Diperbarui: 24 Maret 2016   13:30 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu, hendaklah mereka menyadari bahwa semua itu adalah perbuatan menyalahi aturan Allah SWT.  Sungguh, tidak ada gunanya bersenang-senang di dunia jika ternyata di akhirat menderita. Hendaklah mereka meminta ampun dan bertaubat kepada Allah agar Allah mengampuni dosa-dosa itu. 

Hendaklah terus mempelajari Islam untuk menguatkan akidah, meningkatkan takwa dan agar tidak goyah (selalu istiqomah) ketika harus meninggalkan dunia yang selama ini digeluti.  Sebab, meninggalkan perbuatan seperti itu memang tidak mudah.  Dengan belajar Islam mereka akan mendapatkan kontrol, penguatan dan jalan keluar.

Memang, mengobati lebih sulit daripada mencegah.  Karena itu, saat ini kita cukup sulit mengendalikan pertumbuhan orang-orang yang menyimpang kecenderungan seksualnya.  Ini karena faktor-faktor sistemik yang mempengaruhinya belum bisa diselesaikan, sehingga orang-orang yang sudah terkena dan hendak kembali cukup kesulitan, meski ada juga yang benar-benar bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. 

Dengan demikian, pendekatan personal harus didukung oleh pendekatan sistemik, yaitu perjuangan agar syariah Islam diterapkan dalam negara.  Di sinilah, kita berharap hadirnya negara Khilafah Islam menjadi jalan keluar yang akan menyelamatkan keluarga dan rumah tangga dari ancaman penyimpangan seksual apapun.  Mudah-mudahan kita semua bisa turut memperjuangkannya dengan segenap kesungguhan.  Aamiin. [] Noor Afeefa

 

http://noorafeefa.blogspot.co.id/2016/03/menyelamatkan-rumah-tangga-dari.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun