Mohon tunggu...
Amel_
Amel_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fitri amelia

Female

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Review Novel Hujan by Tere Liye

20 Juni 2021   10:16 Diperbarui: 20 Juni 2021   10:32 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tulisanya membuat saya terlarut ke dalam cerita dan diajak untuk berimajinasi membayangkan tentang masa depan, kecanggihan teknologi dan permasalahan pada planet bumi.

Topik yang diangkat dalam cerita dikemas dengan bahasa yang ringan dan gampang dipahami. Meskipun cukup tebal halamannya namun alurnya tetap bagus, sesuai jalan cerita, tidak dipanjang-panjangkan ataupun diperlambat sehingga tidak membosankan.

Ada beberapa bagian yang ceritanya dipercepat. Jalan ceritanya sulit untuk ditebak sehingga membuat pembaca penasaran.

Banyak kejutan-kejutan menarik yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Contohnya saat, terjadinya gunung meletus menyebabkan musim dingin berlangsung panjang. Akibat campur tangan manusia, kini cuaca berubah menjadi musim panas dan menimbulkan malapetaka. Tidak ada orang yang tahu kapan musim panas akan berakhir. Hujan pun tidak kunjung turun membasahi bumi. Hal-hal tersebut mampu melambungkan imajinasi dari pembaca. Ditambah lagi kehadiran berbagai teknologi canggih seperti anting-anting yang berfungsi untuk pemandu online, kendaraan tanpa sopir, alat komunikasi yang ditanam di tangan dan masih banyak lagi lainnya. Semua benda-benda tersebut tampak nyata dan seolah benar-benar ada di masa depan.

Ketiadaan sinopsis pada sampul belakang dan daftar isi mengundang daya tarik pada novel karena sukses membuat semua orang penasaran untuk mengikuti sampai akhir.

Dalam buku tersebut juga banyak sekali pesan yang bisa diambil, salah satunya adalah kita harus menjaga alam sebaik mungkin, agar alam dapat selalu bersahabat dengan kita, agar alam tetap lestari sampai ke keturunan selanjutnya.

Untuk novel science fiction bahasa yang digunakan cukup sederhana dan mudah dipahami . Tulisan dari Tere Liye ini sangat membentuk imajinasi bagi para pembacanya, saya pun terhanyut sampai menitikkan air mata saat Esok dan Lail berpisah (walaupun tidak jadi) pokoknya not bad kok buat dibaca, apalagi bagi kalian yang menyukai genre romance.

Kekurangan

Penulis menyatakan dalam novelnya "secanggih-canggihnya teknologi, tidak ada yang dapat menandingi kekuasaan Tuhan". Namun penulis tidak menyisipkan hal-hal yang menerangkan agama ataupun kegiatan berdoa pada tokoh-tokoh dalam novel. Hal tersebut menjadi terasa janggal.

Ya pribadi, sekali pun realistis dan menyukai cerita kehidupan, mungkin karena sudah mengikuti banyak novel penulis satu ini, rasanya pesan yang disampaikan begitu-begitu saja... Tentang penerimaan dalam hidup ini, tentang sabar yang pasti mendapat ganjaran besar di akhir, seputar itu.

Ada beberapa bagian yang menurut saya terlalu muskil untuk sebuah kehidupan, yakni ketika Lail dan sahabatnya menerobos hujan badai, melewati hutan dan menyelamatkan warga dari bencana alam. Apakah waktu yang ditempuh dengan berlari cukup untuk menjangkau peristiwa alam? Kembali lagi, ini novel fiksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun