Keberhasilan membuat pesawat N-250, menjadikan Indonesia sebagai  satu-satunya negara di Asia yang membuat pesawat terbang komersial saat itu, setelah pabrik pesawat terbang  turboprop TS-11 buatan Jepang guling tikar tahun 1960.                                                        Â
Dengan luas Indonesia yang memiliki tiga zona waktu, dan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau, maka ratusan pesawat  N-250 akan diserap oleh pasar domestik yang berarti tidak sulit mencapai break event point, dan menghasilkan profit dari pasar luar negeri yang waktu itu sudah melakukan pesanan.
Namun semua menjadi berantakan  mana kala krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1997---1998.
                                                   Â
International Monetary Fund (IMF) yang saat itu memberikan bantuan dana kepada Indonesia dalam menangulangi krisis, meminta agar dana tersebut tidak digunakan untuk pengembangan proyek pesawat N250.
Akhirnya pengembangan pesawat N250 terhenti.
Sayangnya, di era reformasi, setelah badai krisis berlalu, presiden berikutnya mulai BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY dan Jokowi, tidak seorangpun yang peduli pada proyek pesawat N-250.
Sampai pada tanggal 21 Agustus 2022, pesawat N250 Gatotkaca yang momen terbang perdananya  dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional---malah dijadikan "artefak" di Museun Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta.
Kereta Cepat
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan tidak hadir saat groundbreaking proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Walini, Jawa Barat. "Saya menyelesaikan perjanjian konsesi kereta cepat dan izin pembangunan kereta cepat," jelas Jonan kepada detikFinance, Kamis (21/1/2016).
Sulit ditutupi bahwa  ada pembangkangan dari menteri teknis mengenai proyek kereta cepat ini. Alasan Jonan tidak hadir karena menyelesaikan izin pembangunan dan perjanjian konsensi malah membuat terang bahwa proyek ini tergopoh-gopoh.                                        Â