Almarhum kembali memenuhi panggilan negara untuk memenuhi tugas mulia sebagai Panglima Komando Mandala. Sejarah pun telah mengabadikan peristiwa besar itu sebagai paduan dari upaya diplomasi dan militer yang berhasil. Â Â Â Â Â Â Â Â
Ketika bangsa kita kembali diuji oleh peristiwa G30S/PKI, almarhum kembali tampil mengemban tugas untuk menyelamatkan keutuhan negara, keutuhan bangsa, serta melaksanakan pemulihan dan ketertiban. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Sejumlah prestasi dan keberhasilan telah dicapai oleh pemerintahan yang almarhum pimpin yang pada hakekatnya menghantarkan bangsa Indonesia setapak demi setapak menjadi bangsa yang makin maju dan makin sejahtera."
Beda Bung Karno  dengan SBY                                                                                                             Sangat mungkin pointers yang menjadi pertimbangan Presiden Soekarno pada waktu menetapkan  Sutan Syahrir sebagai Pahlawan Nasional, tidak jauh berbeda dengan pointers yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat pemakaman almarhum Haji Muhammad Soeharto.
Meskipun tidak ada Keputusan Presiden yang nenetapkan Haji Muhammad Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, namun jauh sebelum wafat, berdasarkan Ketetapan MPR no V tahun 1983, Presiden Soeharto dianugerahi gelar sebagai "Bapak Pembangunan." Ketetapan MPR adalah keputusan yang strata hukumnya di atas Undang-Undang, di bawah Undang-Undang Dasar. Â Atau dua tingkat di atas Keputusan Presiden.
Karena itulah  tulisan disatu media berjudul "Pantaskah Haji Muhammad Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional?" Maka jawabnya adalah bukan pantas atau tidak pantas---tapi yang pantas menjawab adalah Presiden, karena penetapan seseorang menjadi Pahlawan Nasional hanya berdasarkan keputusan politik presiden yang tertuang dalam Keppres. Tentu saja tidak ada maksud saya menuliskan  bahwa Bapak Pembangunan lebih bermakna daripada Pahlawan Nasional.  []                                                        Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H