Sebuah struk transfer uang via ATM berlogo Bank Mandiri sedang viral di Twitter, sejak Ahad (14/1/2018) lalu. Pengirimnya adalah seorang netizen dengan nama akun Areza Malik Madhavan (@agilgil) yang nyaris jadi korban penipuan lewat Mandiri E-cash.
Di akun Twitternya, Reza mengaku nyaris menjadi korban penipuan dengan modus aktivasi kode tertentu agar uang yang dikirim ke nomor rekeningnya bisa diproses oleh sistem bank. Kodenya tertulis di bagian bawah lembar struk bukti transfer yang dikirimkan oleh penipu via WhatsApp.
Hampir aku tertipu dengan modus seperti ini. Sekilas struk ini keliatan asli. Tapi pas diperhatiin di paling bawah ada kode dana & amount yang ternyata kode tersebut buat ngisi e-cash si pelaku. #beawarepic.twitter.com/FSYRat4VLr— areza malik madhavan (@agiligil) 14 Januari 2018
Struk itu sekilas terlihat biasa dan asli. Di bagian atas terdapat logo Mandiri dan rincian waktu transfer, lengkap dengan lokasi dan nomor rekam (No. Record). Lalu dibawahnya tertulis nama pengirim "Ade Irawan" dengan nomor rekening 1261117121333. Uang yang ditransfer sejumlah Rp 2.050.000.
Lalu bagian bawah terdapat instruksi untuk pengaktifan kode. Selama menjadi nasabah Mandiri, Reza merasa belum pernah melihat bagian ini di struk-struk sebelumnya.
Di situ tertulis kalimat:
Pemberitahuan Kepada Penerima Silakan Aktifkan KODE DANA & KODE AMOUNT RP DI ATM MANDIRI
KODE DANA: 80083183053138
KODE AMOUNT RP: 4981273
Untuk Penambahan Saldo Penerima
Simpan sebagai bukti
Dalam rangkaian kicauan yang sudah mendapatkan 4.400 lebih retweet ini, Reza menceritakan awal kejadian yang dialami sampai akhirnya mendapatkan struk tersebut.
Ceritanya, dia ingin menjual ponselnya lewat toko online OLX. Tidak lama kemudian, seorang calon pembeli yang mengaku bernama Ade Irawan dan tinggal di Bandung menyatakan minatnya. Anehnya, dia tidak menawar harga sama sekali.
Baca juga:
- Bank Indonesia Haramkan Peredaran Bitcoin di Indonesia
- Terbitkan Uang Elektronik, Bank DBS Gandeng Bank Mandiri
"Lalu gue saranin buar COD, dia gak mau. (Kecurigaan kedua, ini sebelum dia ngasih tau klo dia org bandung)," lanjutnya.
Sejam berselang, Ade menginformasikan bahwa uangnya sudah ditransfer ke rekening Mandiri Reza. Tapi setelah dicek saldo, ternyata uang tersebut tidak masuk sama sekali ke dalam rekeningnya.
Sejam kemudian Ade ini ngasih kabar kalo dia udah trf ke rekening sy. Otomatis sy buka mutasi rekening di m-banking untuk liat mutasi dana. Betapa anehnya pas diliat, dana saya tidak nambah sama sekali. Tidak ada sepeserpun dana yg masuk!— areza malik madhavan (@agiligil) 14 Januari 2018
Nah, setelah Reza memberitahukan bahwa uang yang ditransfer belum masuk, Ade memintanya untuk mengaktifkan kode dana yang ada di bawah struk tersebut lewat mesin ATM, tapi dia menolak.
Dari situ, Reza bertambah curiga. "Sejak kapan mau terima duit-masuk kudu masukin kode dana dan kode amount?" Tulisnya.
Akhirnya, Reza memutuskan untuk mengabaikan si penipu dan mencari informasi di internet. Lalu dia mendapatkan fakta bahwa yang diklaim sebagai kode aktivasi itu adalah nomor e-cash dan jumlah uang yang diminta si penipu.
"Ternyata ini adalah modus yang digunain pelaku buat ngisi e-cash nya sendiri. Hamdalah sy masih eling.... ga kemakan rayuan maut pelaku!" Lanjutnya.
Perhatikan rincian struk di bawah ini:
KODE DANA: 80083183053138 > adalah nomor e-cash penipu
KODE AMOUNT RP: 4981273 > adalah jumlah uang yang akan berpindah dari rekening korban ke rekening e-cash penipu (sebesar Rp. 4.981.273)
Dan berdasarkan informasi yang dikumpulkan Reza, dia meyakini pelaku penipuan itu tidak menggunakan identitas aslinya, tapi menggunakan identitas orang lain yang kemungkinan pernah jadi korbannya. Artinya, nama Ade berikut nomor rekeningnya sebagaimana tertulis dalam struk itu hanya kamuflase si pelaku.
"Oke sekian cuitan saya. Semoga dr pengalaman sy ini dpt dijadikan contoh buat kalian semua yg mau jual beli online. Hati-hati jangan mudah terpengaruh dg kata-kata pelaku! #BeAwareBeSecure," pungkas Reza.
Bukan Kasus Pertama
Rupanya, modus penipuan seperti ini sudah berlangsung lama dan memakan banyak korban. Dan banyak pengguna Twitter yang terlibat dalam percakapan di atas mengaku menjadi korbannya.
Salah satunya seperti diakui pemilik akun Twitter @candraaps yang dalam rangkaian kicauan Reza menceritakan bagaimana dirinya menjadi korban. "Saya rugi 950.000 (Rupiah). Ngakunya orang Medan," akunya.
bahkan saya sudah tertipu dengan hal ini. Kasusnya sama dengan saya waktu itu, dia nyuruh pake bahasa inggris lewat telpon. dan gobloknya saya percaya. Saya rugi 950.000. Ngakunya orang Medan. untung teman saya langsung tau. Dan saya berkali2 menyumpahi dia😢— I Can !!! (@candraaps) 15 Januari 2018
Pengguna Twitter lain, @Zekyog, malah menceritakan bagaimana adiknya hampir menjadi korban sang penipu. Lucunya, setelah pelaku diberitahu saldo calon korbannya kurang dari Rp 600.000, dia mengirimkan struk lain dengan kode yang berbeda, yaitu 599999 (maksudnya Rp 599.999).
Pertanyaannya, bagaimana pelaku bisa memiliki struk tersebut? Apakah dia bekerjasama dengan pihak bank?
Akun Twitter bernama @nyopus yang mengaku bekerja di bank memastikan bahwa si penipu bekerja sendiri tanpa bantuan orang dalam. "Struk itu dibikin sendiri. Kreatif hehe. Font struk atm bukan seperti itu mas. Saya bantu share threadnya supaya tmn2 saya bisa aware. Thank you," jelas @nyopus.
Cara Menipu Korban
Lalu bagaimana caranya agar penipu berhasil menyedot uang dari nomor rekening korban ke nomor e-cash miliknya?
Wawan yang juga terlibat dalam percakapan di Twitter itu membagikan gambar berisi "langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengambil dana transferan dari Mandiri E-cash" yang dibuat oleh si penipu.
Yaitu dengan cara memasukkan kartu ATM dan memilih bahasa Inggris. Lalu masuk ke menu Mandiri E-cash dan pilih "Top Up". Setelah itu, calon korban diminta memasukkan Kode Dana (yang sebenarnya nomor ecash penipu) dan Kode Amount Rp (yang tak lain tak bukan adalah jumlah uang yang diinginkan penipu).
pic.twitter.com/QSkyVfuLPR— Wawan (@WawanReds) 16 Januari 2018
Tapi berhubung calon korban berada dalam layanan berbahasa Inggris (sesuai dengan instruksi dari penipu), maka akan banyak calon korban yang tidak paham dengan apa yang sedang dia lakukan di mesin ATM.
Jadi, waspadalah! Jangan lupa sebarkan cerita ini agar keluarga atau teman Anda tidak jadi korban penipuan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H