Mohon tunggu...
Nono Kustruwan
Nono Kustruwan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyebaran Pemahaman dan Pembuatan Keyakinan Kelas di SD Negeri Jambugeulis

16 Agustus 2024   17:09 Diperbarui: 16 Agustus 2024   17:14 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif: Penyebaran Pemahaman di SD Negeri Jambugeulis

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia mengacu pada filosofi Ki Hadjar Dewantara, yang menekankan pentingnya pembimbingan dalam perkembangan anak untuk mencapai kebahagiaan sebagai individu dan anggota masyarakat. Dalam konteks ini, sekolah berfungsi sebagai lahan subur bagi pembentukan karakter siswa. Tanggung jawab guru adalah menciptakan lingkungan sekolah yang menyenangkan, aman, dan mendukung, yang memungkinkan siswa untuk tumbuh dan belajar dengan optimal.

Lingkungan yang positif akan mengurangi tekanan yang dapat menghambat proses pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk membentuk budaya sekolah yang baik. Budaya ini akan muncul dari kebiasaan baik yang dilakukan secara konsisten, baik oleh guru maupun siswa, dan berkembang menjadi karakter-karakter positif. Budaya positif ini pada gilirannya akan membentuk komunitas sekolah yang produktif dan harmonis.

Guru berperan penting dalam pembentukan karakter pelajar Pancasila dengan menunjukkan nilai-nilai positif dan menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Pembiasaan nilai-nilai ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur.

B. Tujuan

1.  Mewujudkan Budaya Positif: Menciptakan lingkungan di mana siswa menjalankan "keyakinan kelas" yang telah disepakati dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan.

2.  Membentuk Karakter Positif: Membangun karakter siswa melalui kebiasaan dan perilaku positif yang didukung oleh semua anggota sekolah.

3.  Menumbuhkan Motivasi Instrinsik: Memotivasi siswa untuk menerapkan nilai-nilai kebajikan secara intrinsik melalui pembiasaan dan teladan.

C. Tolak Ukur

1. Keyakinan Kelas: Terbentuknya "keyakinan kelas" yang merupakan hasil dari kesepakatan antara wali kelas dan siswa.

2. Penerapan Keyakinan: Kemampuan siswa untuk menerapkan "keyakinan kelas" secara konsisten tanpa adanya tekanan.

3.  Komunikasi Aktif: Terjalinnya komunikasi yang aktif dan konstruktif antara guru dan siswa.

D. Linimasa

1. Pengenalan Keyakinan Kelas: Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai apa itu "keyakinan kelas" dan bagaimana cara kerjanya.

2. Pembentukan Keyakinan Kelas: Bersama siswa, menentukan dan menyepakati "keyakinan kelas" yang akan diterapkan.

3. Pemasangan Keyakinan Kelas: Memasang "keyakinan kelas" di ruang kelas sebagai pengingat dan motivasi.

4.  Dukungan Kepala Sekolah: Mendapatkan dukungan dari kepala sekolah untuk implementasi dan penguatan budaya positif di sekolah.

5.  Sosialisasi dengan Rekan Guru: Mensosialisasikan aksi nyata budaya positif kepada rekan guru untuk mendapatkan dukungan dan kolaborasi.

6. Penumbuhan Kebiasaan Positif: Mengintegrasikan kebiasaan budaya positif dalam kegiatan sehari-hari di kelas dan sekolah.

E. Dukungan yang Dibutuhkan

1. Kepala Sekolah dan Rekan Sejawat: Dukungan administratif dan moral dari kepala sekolah serta kerja sama dengan rekan-rekan guru.

2. Siswa: Partisipasi aktif dari siswa dalam pembentukan dan penerapan keyakinan kelas.

3. Orang Tua Siswa: Dukungan dan kerjasama orang tua dalam menerapkan budaya positif di rumah.

4. Sarana dan Prasarana: Fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk mendukung implementasi budaya positif.

F. Hasil Aksi Nyata

Aksi nyata ini menghasilkan keyakinan kelas di SD Negeri Jambugeulis yang telah diterima dan dijalankan oleh siswa dengan disiplin. Hasilnya terlihat pada peningkatan perilaku positif di antara siswa dan kesadaran yang lebih tinggi mengenai pentingnya budaya positif di sekolah. Seluruh peserta berbagi pemahaman dan merasakan manfaat dari perubahan yang terjadi.

Pembuatan keyakinan kelas bersama dengan murid kelas 6, saya lakukan pada tanggal 15 Agustus 2024. Murid-murid sangat antusias dalam membuat keyakinan kelas.

G. Rencana Perbaikan

1. Koordinasi Berkelanjutan: Terus berkoordinasi dengan kepala sekolah, rekan guru, dan seluruh warga sekolah untuk memperkuat budaya positif.

2. Evaluasi Berkala: Melakukan evaluasi secara berkelanjutan terhadap efektivitas penerapan keyakinan kelas dan budaya positif.

3. Posisi Kontrol Manajer: Berusaha menempatkan diri dalam posisi kontrol manajer untuk memastikan kelancaran implementasi dan perbaikan berkelanjutan.

Melalui upaya ini, diharapkan budaya positif akan semakin mengakar di SD Negeri Jambugeulis, menciptakan lingkungan belajar yang harmonis dan produktif bagi semua pihak yang terlibat.

https://youtu.be/y6ANuoh_xhw


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun