Berkaca dengan kondisi yang aku alami, sepertinya aku harus selalu banyak bersyukur kepada Allah. Selalu berprasangka baik terhadap semua kehendak Allah.
Seperti kata bijak dari Jalaluddin Rumi,
"Jalani hidupmu seolah-olah semuanya dirancang untuk kebaikanmu".
Yaa betul, Allah pasti sudah merencanakan semua hal untuk kebaikanku.
Saat ini aku tidak lagi berstatus sebagai karyawati dan tidak juga sedang terikat pekerjaan tetap tertentu. Waktuku bisa lebih fleksibel merawat dan membersamai suamiku. Pikiran dan perhatianku bisa hanya fokus untuk merawat suamiku yang sakit macam-macam.
- Sakit gagal ginjal kronis -- sehingga harus kutemani cuci darah rutin 2x sepekan.
- Sakit stroke, tidak bisa menggerakkan kaki dan tangannya secara leluasa -- sehingga harus aku bantu melakukan semua hal.
- Sakit demensia/pikun -- sehingga sering kali harus diingatkan karena melupakan banyak hal.
- Sakit jantung -- sudah pasang 2 ring jantung.
Alhamdulillah aku bisa mendampingi suamiku 24 jam dalam seminggu, tanpa harus dipusingkan dengan tanggungjawab di kantor yang pasti menyita pikiranku.
Anak-anakku juga sudah besar-besar, sudah mandiri dan bisa bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Anak gadis sudah bekerja, anak bujang sudah kelas 12. Mereka sangat sayang kepada kami dan selalu siap sedia pulang ke Jakarta walaupun berdomisili di Yogya. Alhamdulillah...
"Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan (wahai jin dan manusia)?"
Ketika siang menjelang sholat Jumat, aku mengirimkan pesan kepada mbak Ana. Menanyakan perkembangan dari hunting tempat cuci darah dengan mesin khusus.
Mbak Ana membalas pesanku, "Alhamdulillah sudah dapat RS di Bogor bu. Terimakasih atas doanya".Â
Subhanallah... Allah Maha Baik...