Mohon tunggu...
Nonk Mardjono
Nonk Mardjono Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Tertarik masalah pendidikan, kesehatan, keluarga, wisata, kuliner, kebudayaan dan lain-lain. Mencoba menulis cerita fiksi, mudah-mudahan segera terwujud. Aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berprasangka Baik kepada Allah

9 November 2024   00:55 Diperbarui: 9 November 2024   02:44 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa sudah memasuki hari Jumat, Insyaa Allah membawa keberkahan untuk kita semua. Aamiin...

Tiba-tiba telponku berdering, ternyata dari mbak Ana -- teman sejawat suamiku di kantor. "Assalamualaikum mohon maaf pagi-pagi telpon, bu."

Aku sempat deg-degan, kok tumben mbak Ana telpon pagi-pagi. Jangan-jangan ada masalah dengan kesehatan suaminya. Persis suamiku, suami mbak Ana adalah pasien CKD on HD -- pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan Hemodialisa/HD secara rutin. Suamiku dan suami mbak Ana ditangani oleh dokter ahli ginjal hipertensi yang sama. Suamiku cuci darah di Depok -- di RS tempat dokter tersebut praktek, sedangkan suami mbak Ana cuci darah di Bogor -- dekat rumah mereka.

"Waalaikumsalam, nggak apa-apa mbak. Ada yang bisa aku bantu?"

"Begini bu. Suamiku divonis kena Hepatitis B sehingga butuh mesin HD khusus. Sedangkan nggak semua RS di Bogor punya mesin khusus untuk pasien terinfeksi. Apakah di RS tempat bapak biasa HD ada mesin seperti itu, bu?"

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Yang sabar yaaa mbak", aku terkejut dan prihatin sekali.

"Setahu aku ada mesin khusus untuk pasien yang terinfeksi. Nggak dicampur dengan mesin yang digunakan pasien lainnya. Tapi aku nggak tau pasti, kondisi mesin itu bagaimana. Aku kirim no telp-nya, mbak Ana langsung kontak ke sana aja, ya. Mungkin suster akan menanyakan hal-hal lain mengenai kondisi suami."

Setelah mengucap terima kasih, mbak Ana langsung menutup telpon.

Aku seketika termangu, terbayang di pelupuk mata kondisi mbak Ana saat ini di rumahnya. Pasti sangat kalut dan bingung. 

Suami mbak Ana sudah menjadi pasien CKD on HD jauh sebelum suamiku menjalani cuci darah. Secara fisik, suaminya sehat dan masih bisa berangkat ke kantor secara rutin. Kantor memberi kebijakan untuk WFH -- work from home di hari Rabu, ketika jadwal HD setiap Rabu dan Sabtu.

Suami mbak Ana masih berusia 40 tahun, anak-anak mereka masih kecil dan Mbak Ana-pun masih berstatus sebagai karyawati. Mbak Ana harus bertanggungjawab hadir di kantor setiap hari, belum lagi jika ada tugas lembur sampai malam atau lembur di hari libur. Rumah mbak Ana di Bogor, sedangkan kantor di Depok. Terbayang pusing dan lelahnya menghadapi itu semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun