Panas terik menyambutku ketika keluar menuju lapangan parkir. Kulihat sekilas di HP, suhu udara siang ini mencapai 35C. Pantas saja rasanya gerah dan kering. Sepertinya sudah lebih dari seminggu yang lalu, sejak hujan turun terakhir kali menyapa.
Aku bergegas mengendarai mobil menembus terik mentari pukul 12-an siang dan kemacetan Jl Margonda Raya -- Depok. Menuju daerah Jagakarsa - Jakarta Selatan yang jaraknya sekitar 9 km. Biasanya bisa kutempuh dalam waktu kurang dari 30 menit, tapi sepertinya kali ini aku harus lebih bersabar karena kondisi jalan yang padat merayap.
Bresss... Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, tanpa ada tanda-tanda gerimis yang mendahului.Â
Banyak yang panik menyelamatkan diri agar tidak kebasahan. Para pengendara sepeda motor bergegas menepi untuk berteduh, orang-orang yang berjalan di sepanjang Margonda Raya berlarian mencari tempat perlindungan.Â
Pengamen biola yang biasa mangkal di lampu merah pertigaan Margonda -- Jl Juanda, juga sibuk mengamankan biola dan speaker-nya. Semua kaget dengan datangnya hujan yang mendadak dan diiringi angin yang cukup kencang.
Entah dari mana awalnya, bermunculan-lah abang-abang pedagang mantel plastik sekali pakai. Mereka menjajakan di pertigaan lampu merah, di bawah jembatan penyeberangan dan di pinggir-pinggir jalan. Dagangan mereka laris-manis dibeli orang dengan harga Rp10.000/pc.
Hujan pertama di bulan ini membawa berkah bagi banyak orang. Salah satunya berkah bagi abang-abang pedagang mantel warna-warni. Dan sekaligus berkah juga untuk orang yang membeli, karena mendapat solusi agar tidak basah kuyup. Alhamdulillah...
"Allahumma shoyyiban nafi'an. Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat"... Aamiin...
Jakarta, 2 November 2024
-nonk-
#KMJCA
#challenge30harimenulisdiary
#D2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H