Mohon tunggu...
Noni Maranatha
Noni Maranatha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengutipan Status Media Sosial Menjadi Bahan Berita Jurnalistik

6 Oktober 2017   11:53 Diperbarui: 6 Oktober 2017   12:04 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus di atas dapat menjadi pelajaran yang wajib jurnalis perhatikan. Jika dilihat kembali, berita jurnalistik yang bermodalkan status sosial media seorang selebriti atau orang bernama dapat di kategorikan sebagai konsep dari citizen journalist atau biasa dikenal sebagai jurnalis warga. Jurnalis warga adalah jurnalistik yang di mana masyarakat menjadi obyek sekaligus subyek dari sebuah berita. Adanya konsep citizen journalist atau jurnalistik warga menurut Kusumaningati ini muncul karena krisis kepercayaan publik Amerika kepada media-media dan juga atas kekecewaannya warga terhadap kondisi politik tahun 1988. Konsep inilah yang dapat membuat semua orang bisa menjadi jurnalis.

Konsep jurnalis warga ini juga dapat disebut sebagai collaborative reporting yang artinya kerjasama penyedia media dengan penyedia sumber berita di mana jurnalis menjadi manajernya, mengumpulkan berita dari warga media sosial, memproduksi berita hingga menyebarluaskan berita.

Tetapi fenomena jurnalis mengutip status media sosial untuk dijadikan bahan beritanya ini menjadi pekerjaan yang tidak jelas di mata jurnalis. Apakah mereka bisa disebut sebagai jurnalis? Lalu dimanakah peran jurnalis dalam beritanya jika sumber untuk berita bisa didapatkan hanya dari status tokoh media sosial? Apakah itu bisa disebut sebagai sumber informasi? Atau apakah sosial media merupakan platform baru untuk jurnalis?

Semenjak kita memasuki dunia teknologi, semua hal baik itu makanan, aktivitas, pakaian, hingga informasi, harus mengikuti perkembangan zaman. Seperti halnya dengan jurnalis. Jika jurnalis terus saja mengolah berita yang kaku dan formal, baik itu cetak maupun digital, kemungkinan besar akan sedikit orang yang berminat untuk memilih berita dari jurnalis tersebut.

 Kecenderungan jurnalis menggunakan media sosial sebagai bahan berita meningkat seiring menyesuaikan zaman. Salah satu media sosial yang menjadi sumber jurnalis untuk membuat berita adalah Twitter. Salah satu survey yang digerakkan oleh Digital Journalism Study menemukan bahwa 47 persen dari 478 jurnalis responden di 15 negara menggunakan Twitter sebagai sumber beritanya. Dengan hasil survey tersebut membuktikan bahwa fenomena ini bisa menjadi platform baru bagi jurnalis dalam membuat berita, dengan pemberitaan yang ringan dan seputar tokoh-tokoh yang diminati orang-orang. Bahkan Social Network bisa menjadi editor baru yang menjadikan percakapan di media sosial sebagai sumber informasi pertama bagi editor hingga menggunakannya sebagai agenda pemberitaan. Media sosial juga memungkinkan jurnalis untuk membangun personal brand mereka. Media sosial juga sangat bermanfaat bagi jurnalis. Menurut survey, 76 persen menggunakannya sebagai sarana memantau informasi, 46 persen sebagai sumber ide berita, 36 persen sebagai sarana monitoring/evaluasi, 31 persen sebagai sumber mencari sumber, 24 persen sebagai bahan berita dan 16 persen sebagai sarana verifikasi.

Di Indonesia sendiri, media profesional digital seperti liputan 6 atau tempo.co memiliki bidang sendiri untuk berita-berita seputar tokoh dari media sosial seperti Twitter. Dari sini bisa di simpulkan bahwa jurnalis yang membuat berita dari media sosial dapat disebut sebagai jurnalis.

Tetapi walaupun banyak survey yang mendukung media sosial sebagai bahan berita, hendaknya konten berita juga berbobot. Karena walaupun era teknologi dan berita jurnalistik bebas beredar, masyarakat juga semakin pemilih akan berita yang ingin dikonsumsinya.

Daftar Pustaka

Adam, Aulia. (2017). Selamat Tinggal Generasi Milenial Selamat Datang Generasi Z. https://tirto.id/selamat-tinggal-generasi-milenial-selamat-datang-generasi-z-cnzX 

Zuhra, Wan Ulfa Nur. (2017). Kelahiran Generasi Z Kematian Media Cetak. https://tirto.id/kelahiran-generasi-z-kematian-media-cetak-ctLa

Ramdan, Anton. Jurnalistik Islam. https://books.google.co.id/books?id=j6XOCQAAQBAJ&hl=id&source=gbs_navlinks_s 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun