Mohon tunggu...
Prasasti
Prasasti Mohon Tunggu... Dokter - Searching ....

iloveu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hidup adalah Perjanjian dengan Tuhan

1 Desember 2020   05:01 Diperbarui: 1 Desember 2020   05:24 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prasasti

Dunia, tempat yang akan ditinggal,  tempat meninggal, bukan tempat tinggal

Dunia,  tempat ujian,  bukan tujuan

Dunia,  tempat berjuang,  bukan tempat bersenang senang

Dunia,  tempat singgah sebentar namun sangat berarti bagi hidup sesudah mati. 

Dunia ini hanya sementara,  namun sangat berharga buat kehidupan yang selama lamanya. 

Maka gunakan waktumu,  sebaik baiknya,  selagi masih diberi kesempatan

Selalu berbenah,  koreksi, berbenah koreksi,  berbenah,  begitu seterusnya

Seberat apa pun pendakian menujuNya,  teruslah mendaki, meski begitu terjal,  licin,  dan berliku,  teruslah .

 Pasti ada luka,  pedih,  perih menganga,  obatilah,  kemudian teruskan kembali pendakianmu. 

Pastinya ada koyak bajumu,  terlihat kulitmu,  jahitlah,  tutup kembali,  perbaiki,  kemudian lanjutkan perjalanan menujuNya terus hingga sampai.

 Walau tak sempurna,  penuh luka,  koyak sana sini, rupa salah dan dosa,  nyaris putus asa,  teruslah. 

 TuhanMu menunggu dengan para kekasihNya,  dengan cinta sempurna dan berbagai rupa hadiah sebab perjuanganmu. 

***

Lir-ilir, lir-ilir...Tandure wis sumilir...Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar...Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi...Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro...

Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir...Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore...Mumpung padhang rembulane,mumpung jembar kalangane...Yo surako... surak iyo...

(Ki Sunan Kalijogo) 

Terjemahan Bahasa Indonesia

Bangunlah, bangunlah 

Tanaman sudah bersemi

Demikian menghijau bagaikan pengantin baru

Anak gembala, anak gembala panjatlah(pohon) belimbing itu

Biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping

Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore

Mumpung bulan bersinar terang,mumpung banyak waktu luang, A

yo bersoraklah dengan sorakan iya

Nb: Belimbing,  perlambang kelima rukun islam dalam bentuk buah lima sudutnya.  

Bersyahadat,  shalat,  zakat,  puasa, dan haji. 

Sesulit apa pun laksanakan kelima limanya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun