Nayla mencoba menulis pesan di hp. "yank..."
Belum sempat menulis pesan kata berikutnya yang ingin ditulis untuk kekasihnya, tiba-tiba hp Nayla jatuh terpelanting di lantai. Ia terkulai lemas dan sejurus kemudian matanya tertutup.
Waktu menunjukkan pukul 03.30 pagi.
Terdengar sayup-sayub petikan gitar dan suara laki-laki menyanyikan lagu D'masiv.
"Cinta ini membunuhku....."
Entah dari mana suara itu datang.
***
"Bau apa ni," kata beberapa orang yang berkerumun di depan rumah Nayla.
Rumah sepi, pintu dan jendela rumah kontrakan Nayla masih tertutup rapat. Lampu teras pun masih menyala. Tidak ada tanda kehidupan. Sementara beberapa warga terus saja ingin menuntaskan rasa penasaran ketika mencium bau tak sedap yang berasal dari rumah Nayla. "Seperti bau bangkai," kata mereka.
Pintu rumah kontrakan Nayla pun coba diketuk warga yg berkerumun. Tak terdengar jawaban dari dalam.
"Mungkin mbak Nayla pergi. Sudah 3 hari ini ga kelihatan," ucap salah seorang dari mereka.
"Tapi kenapa rumahnya bau sekali. Mungkin ada binatang yang mati di dalam rumah ini..."
Sesaat kemudian, Bude Mirah datang dengan tergopoh-gopoh. Ia pemilik kontakan tempat Nayla tinggal selama tiga tahun terakhir ini.
"Ada apa ?" tanya Bude Mirah penasaran melihat beberapa warga berkerumun di rumah kontrakan miliknya.
"Itu..kok di rumah mbak Nayla ada bau menyengat, takutnya mengganggu warga bude. Gimana kalau dibuka saja. Sampeyan kan punya hak sebagai pemilik rumah.."
"Ya sudah, saya ambil kunci duplikat dulu di rumah. Tunggu sebentar,"kata Bude Mirah.
**
Pintu depan rumah kontrakan Nayla pun terbuka perlahan. Beberapa warga masuk, begitu juga bude Mirah.