Mohon tunggu...
noni arnee
noni arnee Mohon Tunggu... Freelancer - Pengembara

Pengembara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpa Judul

22 Agustus 2010   13:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nayla mencoba menulis pesan di hp. "yank..."
Belum sempat menulis pesan kata berikutnya yang ingin ditulis untuk kekasihnya, tiba-tiba hp Nayla jatuh terpelanting di lantai. Ia terkulai lemas dan sejurus kemudian matanya tertutup.

Waktu menunjukkan pukul 03.30 pagi.
Terdengar sayup-sayub petikan gitar dan suara laki-laki menyanyikan lagu D'masiv.

"Cinta ini membunuhku....."
Entah dari mana suara itu datang.

***
"Bau apa ni," kata beberapa orang yang berkerumun di depan rumah Nayla.

Rumah sepi, pintu dan jendela rumah kontrakan Nayla masih tertutup rapat. Lampu teras pun masih menyala. Tidak ada tanda kehidupan. Sementara beberapa warga terus saja ingin menuntaskan rasa penasaran ketika mencium bau tak sedap yang berasal dari rumah Nayla.  "Seperti bau bangkai," kata mereka.

Pintu rumah kontrakan Nayla pun coba diketuk warga yg berkerumun. Tak terdengar jawaban dari dalam.

"Mungkin mbak Nayla pergi. Sudah 3 hari ini ga kelihatan," ucap salah seorang dari mereka.
"Tapi kenapa rumahnya bau sekali. Mungkin ada binatang yang mati di dalam rumah ini..."

Sesaat kemudian, Bude Mirah datang dengan tergopoh-gopoh. Ia pemilik kontakan tempat Nayla tinggal selama tiga tahun terakhir ini.

"Ada apa ?" tanya Bude Mirah penasaran melihat beberapa warga berkerumun di rumah kontrakan miliknya.

"Itu..kok di rumah mbak Nayla ada bau menyengat, takutnya mengganggu warga bude. Gimana kalau dibuka saja. Sampeyan kan punya hak sebagai pemilik rumah.."
"Ya sudah, saya ambil kunci duplikat dulu di rumah. Tunggu sebentar,"kata Bude Mirah.

**
Pintu depan rumah kontrakan Nayla pun terbuka perlahan. Beberapa warga masuk, begitu juga bude Mirah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun