Mohon tunggu...
Noni Arnee
Noni Arnee Mohon Tunggu... -

Kecoa pengembara yang belajar menjadi cantik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Eksibisionis, Kesenangan atau Penyimpangan?

14 September 2011   20:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57 2559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu, bus yang ditumpangi Neni Anggrahini (21) menuju kampus kebetulan penuh. Ia terpaksa duduk dibangku pojok belakang bersebelahan dengan seorang laki-laki tengah baya. Baru lima menit Neni duduk. "Tiba-tiba lelaki disebelahku membuka resluiting celananya, dan memperlihatkan alat vitalnya sambil tersenyum-senyum menatapku," kenang Neni menceritakan pengalaman pertamanya bertemu oraang yang mempunyai penyimpangan seksual.

Karena merasa risih, Neni hanya "membuang muka" ke jendela dan "mengumpat" dalam hati. Sampai akhirnya tidak tahan dan turun dari bus yang ditumpanginya. Mahasiswi salah satu universitas negeri di Semarang ini mengaku tidak hanya sekali mengalami pengalaman tidak mengenakkan itu.

Di kesempatan berbeda saat berada di bus langganannya ini, Neni juga mendapati seorang laki-laki dengan penampilan perlente yang berdiri menempel dan menggesek-gesekkan organ genitalnya di belakang tubuh Neni. "Padahal, busnya juga tidak penuh, tapi ia terus menempel badanku meski aku sudah berpindah tempat. Jadi risih banget deh, apalagi beberapa orang juga memandangiku dengan mimik aneh," aku Neni.

Sama halnya dengan pengalaman Lita Monica(20). Ia pernah bertemu dengan laki-laki yang suka memperlihatkan organ genitalnya tanpa malu-malu. "Waktu itu kami sedang menunggu taxi di kawasan Simpanglima. Tiba-tiba ada mobil mewah warna hitam melintas pelan di depan kami berdiri."

Tampang seorang laki-laki paruh baya ini "menyembul" ketika kaca mobilnya terbuka perlahan. Pada awalnya Lita tidak merasa curiga pada laki-laki yang ingin bertanya padanya. "Jalan Majapahit arahnya mana ya?," ujar Lita menirukan pertanyaan lelaki itu. Karena tidak terdengar jelas, Lita pun mendekat dan meminta lelaki itu mengulangi pertanyaannya. Tapi bukannya pengulangan pertanyaan yang dimaksud Lita, lelaki itu justru bertanya lagi. "Tahu obat buat "INI" ?," katanya sambil menunjukkan organ vitalnya.

"Aku kaget, langsung balik kanan dan lari ketakutan karena orang itu tidak memakai celana. Tapi anehnya, dia malah tertawa, kemudian langsung menutup kaca mobil dan berlalu begitu saja," tambah Lita sambil tersenyum kecut.

***

Menurut dr. Ismed Yusuf, Sp KJ, Neni dan Lita hanya sebagian kecil orang yang secara tidak sengaja bertemu dengan seorang ekshibisionis. Yakni orang yang mempunyai penyimpangan seksual dengan cara memperlihatkan atau menunjukkan alat vital / alat kelamin kepada orang lain untuk kepuasan seksualnya, tanpa berniat untuk berhubungan lebih akrab.

"Eksibisionis mendapatkan kepuasan secara seksual dengan mempertunjukkan organ genitalnya kepada orang lain yang bukan haknya," ujar psikiater yang juga Dosen Paska Sarjana Universitas Diponegoro ini.

Reaksi seperti yang dialami Neni atau Lita merupakan reaksi yang wajar dan spontan, karena seorang eksibisionis tidak mempunyai gejala tertentu yang mudah dikenali. Secara fisik, mereka terlihat sehat-sehat saja, meski secara kejiwaan mereka sakit. Eksibisionis kecenderungan dialami laki-laki dan melakukan "kepuasan seksualnya" itu tidak hanya dikerumunan tapi juga kepada perseorangan sesuai target yang diinginkan.

Tapi biasanya, jika kita jeli sebenarnya eksibisionis sudah menunjukkan gelagat dengan mempertunjukkan tanda terlebih dahulu. Misalnya sengaja tidak memakai celana dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun