Mohon tunggu...
Noni Kensiwi
Noni Kensiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Islam Negeri Semarang. Berminat dengan kajian sosial, politik maupun pemerintahan. Senang belajar hal hal baru dan berorientasi pada politik tapi tidak berminat menjadi seorang politikus.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Pengembangan Desa Wisata Jatiajar Kebumen

13 Maret 2023   19:36 Diperbarui: 13 Maret 2023   19:48 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT  DESA JATIJAJAR  KEBUMEN

Kabupaten Kebumen merupakan salah satu daerah penyandang predikat sektor pariwisata yang masyhur di Provinsi Jawata Tengah. Hal ini diperkuat dengan data jika jumlah  penyumbang PAD dengan jumlah 5 miliar berasal dari kabupaten ini. Letaknya yang strategis yaitu berada di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan beberapa daerah yaitu Kabupaten Purworejo di sebelah timur, Kabupaten Cilacap dan Banyumas di sebelah barat juga Samudera Hindia di sebelah selatan yang tentunya membuat kabupaten ini semakin eksotis yang membuat unggul bidang pariwisatanya.

Semakin tahun jumlah wisatawan pun semakin meningkat, tidak hanya itu pembukaan destinasi wisata baru juga gencar dilaukan pemerintah guna meningkatkan pendapatan ekonomi di sektor ini. Hal ini pun turut menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah kabupaten di bidang pengelolaannya. Pentingnya perlu adanya strategi pengembangan masyarakat yang notabennya bisa meningkatkan maupun membenahi strategi yang sudah di implementasikan pada masyarakat guna mencapai taraf kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

Desa Jatijajar merupakan salah satu dari banyak desa di Kabupaten Kebumen yang  mempunyai banyak destinasi wisata (Dewi, 2013). Culture masyarakatnya yang masih mempertahankan nilai nilai lokal menjadi nilai lebih tersendiri bagi desa ini. Banyaknya obyek wisata seperti Goa Jatijajar, Goa Barat, Wisata Kampung Keteb dan Kampung Inggris Kebumen (KIK) menjadi salah satu sektor penunjang ekonomi masyarakat di desa ini. Para masyarakatnya mayoritas berkerja di sektor kerajinan, kuliner, tekstil, sampai gerabah, tak hanya itu banyak masyarakat juga yang menyediakan jasa akomodasi home stay. 

Tradisi leluhur juga masih terasa kental keberadaanya, dalam malam Satu suro rutin digelar selamatan wayang kulit di alau alun Goa Jatijajar, tak hanya itu juga digelar pagelaran seni budaya seperti music hadroh sampai kreasi seni tarian adat dari masyarakat setempat. Dalam menyediakan fasilitas ataupun pelayanan akomodasi, para masyarakatnya pun tergolong unggul dalam pengimplementasiannya, Nah,  persyaratan diatas penulis rasa sudah cukup dalam memenuhi kriteria sebuah desa wisata dan religi. Tapi sayangnya perencanaan pembangunan di desa Jatijajar yang belum terselenggara dengan baik yang menjadi salah satu faktor kurang maksimalnya penyerapan ekonomi di desa ini.

Dalam sistem pemerintahan yang sentralistik seperti di pedesaan  rata rata regulasi perencanaan pembangunannya menggunakan metode bottom up atau masyarakat sebagai objek partisipa utama. Dan menurut saya dewasan ini bangsa Indonesia sudah cukup banyak mengalami masalah baik ekonomi, social, politik yang berkepanjangan. Disini partisipasi serta peran dari masyarakat sangat penting diikut andilkan demi menunjang pembangunan di desa (Sidiq). Peningkatan partisipasi masyarakat sendiri adalah salah satu bentuk dalam upaya pemberdayaan masyarakat (social empowerment) yang nantinya akan berorientasi pada pembangunan desa. 

Dalam upaya pemberdayaan tersebut banyak upaya yang bisa ditingkatkan seperti dalam aspek masukan atau input, aspek proses dan aspek keluaran. Pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dinilai dari kedudukan masyarakat tersebut sendiri karena mereka yang sejatinya lebih mengerti sepenuhnya akan kebutuhan ataupun kepentingan diri mereka sendiri, mereka juga lebih memahami dan menguasai keadaan geologi atau lingkungan tempat mereka tinggal dan mereka juga diharapkan bisa menjadi solusi atas apa permasalahan yang ada. 

Dengan adanya partisipasi masyarakat disini perencanaan pembangunan akan lebih terarah baik rencana, program, implementasi, dan terlaksan efektif atau tidaknya. Di Desa Jatijajar sendiri, karakteristik desanya yang sentralistik dirasa cocok jika diterapkan strategi pembangunan berbasis masyarakat partisipatif dan ekonomi syariah karena keadaan masyarakatnya yang notabene taat pemerintah dan agama. Karena ini merupakan salah satu factor yang cukup signifikan dalam terselenggaranya proses strategi pembangunan tersebut.

Dalam tata sekolah pemerintah Desa Jatijajar berbasis pada kehidupan bermasyarakat ada suatu masalah utama yang menjadikan Desa Jatijajar diperlukannya sebuah pembangunan politik di ranah partisipasi masyarakat. 

Melihat bahwa Desa Jatijajar adalah desa wisata dengan penyumbang PAD sebesar 5 miliar rupiah dan dalam kemajuan Desa Jatijajar terdapat banyak sekali pengangguran yang pada dasarnya tidak memiliki pekerjaan tetap bahkan tidak bisa memanfaatkan kondisi desa wisata yang bisa saja dimanfaatkan untuk membuat sebuah UMKM atau perdagangan, akan tetapi ketika membuat sebuah UMKM diharuskannya masyarakat yang partisipatif terhadap pemerintah guna mendukung pemerintah Desa Jatijajar menjadi lebih baik.

 Tidak hanya itu masalah yang kedua mengenai sebuah partisipasi masyarakat yang kurang dalam pembangunan politik di desa Jatijajar menjadikan masyarakat sekitar menjadi tidak peduli apa saja yang telah dilakukan oleh Pemerintah Desa guna membangun desa tersebut, hal ini terjadi karena masyarakat terlalu fokus kepada UMKM di sana Dan juga hal ini terjadi dikarenakan masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan yang kemudian membuat masyarakat tersebut tidak peduli terhadap pemerintah (Septiawan, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun