Menulis itu berdimensi sosial. Dengan menulis, kita memberikan diri secara terbuka kepada orang lain. Kita menyingkapkan ketersembunyian diri kita sehingga diri kita menjadi jelas terlihat dihadapan orang lain. Dengan menulis, segala gagasan yang kita miliki tidak hanya kita konsumsi untuk diri kita sendiri tapi dibagi-bagikan juga kepada orang lain. Tidak ada lagi yang kita sembunyikan; tidak ada lagi yang kita simpan untuk diri kita sendiri. Semuanya telah kita ungkapkan dan singkapkan secara otentik, jelas dan tajam melalui tulisan kita.
Tulisan berbeda dengan foto. Melalu tulisan, kehidupan kita bisa dijelaskan, tetapi foto hanya menampilkan tubuh tanpa kehidupan. Foto tidak menampilkan ide, gagasan atau pengalaman kita, sedangkan tulisan menampilkan secara jelas ide, gagasan, atau pun pengalaman kita. Didalam foto kita tidak berkata-kata, kita hanya diam, tetapi didalam tulisan kata-kata kita mengalir begitu derasnya bagaikan sebuah sungai dan bermuara di samudra pemahaman para pembacanya.
Menulis adalah upaya kita mendokumentasikan sejarah hidup kita. Kita pasti bertanya: "mengapa ada orang yang begitu giatnya menulis buku harian, jurnal ilmiah, menulis di Koran dan lain sebagainya? Itu semua dilakukan dengan maksud untuk mendokumentasikan ide, gagasan, pengalaman agar tidak hilang begitu saja. Mereka sedang mendokumentasikan sejarah hidupnya, agar kelak ada orang yang membacanya dan selalu mengingatnya. Coba Anda bayangkan apa jadinya jika Anda tidak pernah menuliskan sesuatu pun entah itu ide, gagasan, pengalaman tertentu? Bisa dipastikan Anda tidak punya sesuatu pun yang bisa dibaca oleh Anda sendiri dan orang lain, dan menjadikan itu sejarah hidup Anda.
Apa yang kita tulis memiliki daya keabadian yang lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang kita katakana. Apa yang kita katakana mungkin bisa diingat, tetapi dengan berjalannya waktu, apa yang kita katakana itu mulai diliputan dan hilang begitu saja, tanpa bisa dicari lagi.Â
Tetapi apa yang ditulis akan tetap ada dan menemani ziarah hidup kita dan ziarah hidup orang lain yang membaca tulisan kita. Menulis adalah sebuah usaha membangun prasasti hidup kita, karena dalam tulisan itulah jejak-jejak pemikiran dan kehidupan kita dihadirkan secara nyata. Ia menjadi sejarah hidup kita. Seseorang yang telah menyelesaikan kuliahnya, dapat dipastikan masih menyimpan diktat-diktat kuliah yang ia dapatkan sewaktu kuliah dulu.Â
Diktat-diktat itu berisikan tulisan materi-materi kuliah dan gagasan-gagasan dari dosen-dosen yang menulis diktat-diktat itu. Dikta-diktat itu berharga baginya karena suatu waktu dapat ia gunakan (membacanya) lagi jika diperlukan. Tetapi jika ia ditanya apakah ia masih mengingat semua kata-kata dosennya sewaktu kuliah dulu?Â
Tentu saja ia akan menjawab tidak semua. Ada yang masih ia ingat, tapi lebih banyak yang sudah dilupakan. Yang tertinggal dari dosennya hanyalah diktat-diktat itu. Dari diktat-diktat itulah ia bisa menemukan kembali jejak-jejak pemikiran dosennya yang mungkin telah ia lupakan jika hanya mendengar dari perkataan dosennya. Diktt-diktat itu menjadi prasasti hidup sang dosen. Ia menjadi sejarah hidup dari sang dosen. Diktat-diktat itulah yang kini menemani ziarah hidupnya.
Ilmu pengetahuan lahir dari rentetan sejarah panjang yang dituliskan. Ilmu pengetahuan bisa terus hidup karena ada yang menulis. Kita bisa tahu teori evolusi karena Charles Darwin menuliskannya. Kita bisa tahu dinamikan kepribadian id, ego dan superego karena Sigmund Fredu menuliskannya.Â
Kita bisa tahu teori relativitas karena Einstein menuliskannya. Ilmu pengetahuan terus berkembang dan memunculkan teori dan penemuan-penemuan baru tetapi dibalik itu semua kita tidak boleh lupa bahwa ia bisa lahir dan eksis karena ada yang menuliskannya. Teknologi dengan instrument-instrumen canggih yang dihasilkannya tak akan bisa dioperasikan tanpa ada tulisan; tanpa ada orang yang menulis bagaimana cara mengoperasikan instrument teknologi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H