Saat ini stunting menjadi fokus permasalahan di setiap negara, dimana stunting termasuk salah satu target dari Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu agenda program pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia secara global dengan 17 tujuan dan 169 target yang terukur dan telah disepakati oleh 193 negara anggota termasuk Indonesia. Pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 di SDGs yaitu untuk menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan dimana hal ini sejalan dengan menurunkan prevalensi stunting dimana  prevalensi stunting di Indonesia tahun 2023 turun menjadi 21,6% dan ditargetkan tahun 2024 menjadi 14%. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan dari akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan menurut umur yang tidak sesuai dengan usianya. Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Permasalahan stunting sendiri tidak berhenti hanya pada gagal tumbuh, akan tetapi juga bisa mempengaruhi pertumbuhan kehidupannya hingga dewasa seperti kemampuan belajar yang menurun, meningkatnya risiko terpapar penyakit infeksi, hingga keterbelakangan mental.Â
Pemerintah Surabaya mewujudkan program dengan tujuan untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Surabaya hingga terwujudnya Zero Stunting atau Zero New Stunting pada tahun 2023. Universitas Airlangga dipercaya untuk bekerja sama dalam menjalankan program ini, maka dicanangkanlah kegiatan KKN-BBK Tematik : "Kampung Emas Madani 2.0" dengan tema kegiatan adalah Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya. Program ini merupakan program kolaborasi dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat terutama mahasiswa jurusan gizi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan sebanyak 459 mahasiswa yang diturunkan ke 153 kelurahan di Kota Surabaya, salah satunya pada Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan.Â
Pada Kamis, 5 Oktober 2023 kegiatan KKN-BBK Tematik Kampung Emas diawali dengan pelepasan mahasiswa yang dilaksanakan di Auditorium Ternate, Gedung ASEEC Lantai 1, Universitas Airlangga. Dalam acara tersebut, dihadiri oleh mahasiswa, dosen, rektor Universitas Airlangga, dan Walikota Surabaya yaitu Bapak Eri Cahyadi, S. T., M. T.Â
Karena kegiatan Kampung Emas 2.0 ini adalah berfokus pada upaya pencegahan stunting dengan sasaran hulu yaitu calon pengantin dan ibu hamil, kegiatan yang dilakukan juga merupakan bentuk preventif untuk pencegahan stunting. Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan selama KKN Kampung Emas ini yaitu LADUNI, SBCC - BESTIEZ, dan Formulasi Pangan BERIMAN.Â
Pada kegiatan pertama yaitu Layanan Terpadu Pranikah (LADUNI) yang disasarkan pada calon pengantin dan ibu hamil dengan tujuan meningkatkan cakupan pemeriksaan kesehatan pranikah dan menurunkan prevalensi anemia, komplikasi kehamilan, BBLR, dan neo-natal stunting. Pada kegiatan ini, mahasiswa Kelurahan Kemayoran melakukan monitoring konsumsi tablet Multiple Micro Nutrients (MMN) dan mengedukasi ibu hamil maupun calon pengantin untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan serta mendorong dalam kepatuhan minum. Tablet MMN ini akan selalu diberikan kepada calon pengantin dan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di puskesmas.
Kegiatan kedua adalah SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi). Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yang bertujuan untuk mengubah perilaku ibu hamil dalam praktik makan, dan manajemen kesehatan mental ibu, penguatan peran  TPK dan KSH sebagai edukator dan konselor Kesehatan. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu hamil (bumil), calon pengantin (catin), dan KSH Kelurahan. Bentuk kegiatannya sendiri adalah sosialisasi kepada ibu hamil, calon pengantin, TPK dan KSH Kelurahan terkait gizi ibu hamil dan manajemen stres, dan melakukan edukasi gizi melalui media kreatif seperti powerpoint dan poster. Materi edukasi yang dibawakan antara lain mengenai stunting, gizi prakonsepsi, obesitas, dan gizi ibu hamil. Selain itu, kami juga melakukan pendampingan dalam edukasi SBCC - BESTIEZ mengenai stunting melalui mendokumentasikan kegiatan PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak) kepada balita stunting atau pre-stunting di keluarga dampingan. Hal ini bertujuan untuk  evaluasi perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan konseling terkait materi SBCC-BESTIEZ. Untuk membantu pemaparan materi, kami menyediakan poster mengenai isi piringku untuk kasus obesitas karena dari analisis data ibu hamil dan calon pengantin sebagian besar mengalami obesitas. Pada saat pemaparan materi, ibu hamil dan calon pengantin menyimak dan menerima materi dengan baik yang ditandai dengan hasil post-test yang memuaskan. Selain itu, beberapa ibu hamil juga meminta materi yang kami sampaikan untuk dipelajari kembali.
Lalu, kegiatan ketiga adalah Formulasi Pangan BERIMAN (Beragam, Seimbang, dan Berbasis Hewani). Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan formula makanan berbasis pangan hewani, mengidentifikasi menu unggulan lokal, mengenalkan produk hasil perikanan dan produk pangan hewani, mengembangkan dan memodifikasi formula makanan berbasis pangan hewani dan praktik pengolahannya, dan untuk meningkatkan asupan protein bagi ibu hamil dan catin untuk mendukung program DASHAT (Dapur Sehat). Pembuatan formulasi pangan ini tentunya didukung dengan peran mahasiswa jurusan gizi dalam menentukan bahan-bahan makanan yang bisa digunakan dan kandungan gizi yang sesuai untuk pemenuhan gizi ibu hamil. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan survei pasar yang dengan mewawancarai beberapa penjual sayur, daging, dan buah yang ada di pasar Gresik PPI. Setelah itu, mengidentifikasi bahan-bahan yang sering digunakan untuk memasak dan menyusun formula pangan beriman berdasarkan analisis pasar yang telah dilakukan dan resep ini akan disosialisasikan kepada KSH. Media yang digunakan adalah video demonstrasi cara memasak dan brosur yang berisi resep serta bahan-bahan yang digunakan. Menu yang terpilih adalah dimsum ikan tongkol. Pemilihan menu sendiri didasarkan pada kandungan gizi pada ikan tongkol yang tinggi dan cara memasaknya yaitu dikukus dapat membantu mempertahankan kandungan vitamin dan mineral. Saat edukasi mengenai formulasi pangan BERIMAN, antusias yang ditunjukkan sangat tinggi sehingga menunjukkan formulasi pangan yang telah disusun sesuai dengan bahan-bahan yang dimiliki dan kebutuhan gizi ibu hamil dan calon pengantin.
Kegiatan Kampung Emas yang berfokus pada strategi percepatan penurunan stunting dengan fokus kegiatan mengintervensi ibu hamil dan calon pengantin, dapat diterima dengan baik oleh warga Kelurahan Kemayoran. Seluruh ibu hamil dan calon pengantin sangat kooperatif dan antusias dalam mengikuti proses kegiatan dari pengambil data hingga sosialisasi. Dengan adanya program edukasi Kampung emas, terdapat peningkatan pengetahuan serta tindakan dari ibu hamil dan calon pengantin sehingga kegiatan Kampung Emas ini memiliki dampak positif untuk pertumbuhan ibu hamil dan calon pengantin agar lebih memperhatikan kebutuhan gizi untuk mencegah stunting. Selain itu, kegiatan ini dapat terealisasikan dengan baik karena adanya kerja sama antara anggota kelompok, KSH, Kader, Puskesmas, dan Staf Kelurahan Kemayoran dalam penyusunan ide serta konsep program kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H