Aku seorang pecandu kopi penyendiri bertempur dengan ilusiÂ
Secangkir kopi terjepit disela-sela telunjuk kiri
Kala mereka saling terhimpit berkobar glamor dan sensasi
Semakin ku sedu semakin menyatukan jiwa dan ilusi
Kehidupan tak terkendali, terjun bersama fantasi
Duduk menyendiri memikir hidup penuh redup cahaya berlahan melangkah pergiÂ
Ingin membagi kisah tapi tak ada yang menepi
Ingin ku tunjuk rasa tapi hanya kopi yang setia menemaniÂ
Berlahan berpikir siapakah aku?Â
Bingung, sambil sedu kopi yang selalu menepi menikmati cerita yang penuh cari solusiÂ
Semakin sepi kopi memberi aku solusi atas pertanyaan siapakah aku?
Aku bukan dia, bukan pula mereka atau sepercik harap yang menyembah
Aku bukan segelintir asa yang tergantung atau angan yang samar
Aku seorang pecandu kopi yang berusaha menyikapi diri dengan baikÂ
Menyendiri menikmati isi buku juga isi kepala yang berusaha untuk menemukan intiÂ
Kini aku berlahan sadar bahwa seorang manusia punya kurang dan lebih
Tidak terlepas akan keluh juga syukur
Tentang segala yang terjadi disetiap langkah kaki
Mari mencintai diri sendiri dengan harapan dan perjuangan yang tak akan lepasÂ
Tentang gapai dan hampa harus selalu memberanikan diri untuk mengambil resiko agar langkah tak pernah putus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H