Mohon tunggu...
Nona Shalihah
Nona Shalihah Mohon Tunggu... Arsitek - pelajar

saya adalah seorang peajar yang sedag memenuhi tugas dan kewajibannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebaya Korean Style Jadi Tren! Tren atau Perusak Budaya Lokal?

16 Oktober 2024   20:39 Diperbarui: 16 Oktober 2024   20:43 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah pesatnya pengaruh budaya pop Korea di seluruh dunia, termasuk Indonesia, tak heran jika elemen-elemen dari K-Pop, K-Drama, hingga gaya busana Korea turut mempengaruhi banyak hal, termasuk tren kebaya! Kini, kebaya dengan sentuhan "Korean style" semakin banyak ditemukan. Apakah ini sebuah tren yang memperkaya budaya atau malah mengancam keaslian kebaya sebagai salah satu warisan budaya Indonesia?

Sejarah dan Nilai Kebaya Tradisional Kebaya telah menjadi simbol kecantikan dan identitas perempuan Indonesia selama berabad-abad. Dengan model yang anggun dan kaya akan detail, kebaya bukan sekadar pakaian biasa, melainkan juga memiliki makna budaya dan sosial yang dalam. Dari acara pernikahan hingga upacara tradisional, kebaya menjadi lambang keanggunan wanita Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kebaya mengalami berbagai inovasi, salah satunya adalah kebaya dengan gaya Korea.

Kebaya Korean Style:

Perpaduan Dua Budaya Tren kebaya Korean style memperlihatkan perpaduan antara bentuk klasik kebaya dengan elemen fashion Korea seperti potongan minimalis, warna-warna pastel, dan aksesori modern. Dipengaruhi oleh Hallyu atau Gelombang Korea, kebaya ini semakin populer di kalangan remaja dan generasi milenial yang gemar memadukan tradisi dengan tren modern.

Dampak Tren Kebaya Korean Style terhadap Budaya Lokal Bagi sebagian orang, tren ini adalah sebuah inovasi yang layak diapresiasi. Dengan adanya sentuhan Korea, kebaya menjadi lebih menarik dan relevan bagi generasi muda. Tren ini membuat banyak anak muda yang sebelumnya enggan memakai kebaya, kini lebih tertarik untuk mengenakannya. Namun, ada pula yang menganggap tren ini sebagai perusak budaya, menghilangkan esensi dan makna historis dari kebaya itu sendiri. Dengan semakin banyaknya modifikasi, kebaya yang dulunya identik dengan kearifan lokal kini terasa semakin asing.

Inovasi atau Eksploitasi? Ketika berbicara tentang mode, inovasi memang diperlukan agar sebuah pakaian tetap relevan dengan zaman. Namun, ada garis tipis antara inovasi yang memperkaya dan eksploitasi yang merusak. Dalam konteks kebaya Korean style, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara mengikuti tren tanpa melupakan akar budaya dari pakaian tersebut.

Penutup Di tengah dinamika tren fashion global, penting bagi kita untuk tetap menghormati dan menghargai kebaya sebagai warisan budaya Indonesia. Meski inovasi tak bisa dihindari, ada baiknya inovasi tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Bagaimana menurut Anda, apakah kebaya Korean style ini adalah sebuah tren positif atau ancaman bagi budaya lokal?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun