Mohon tunggu...
トリス トリス
トリス トリス Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Katakan apapun yang ingin dikatakan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Seks-ku

29 Agustus 2012   19:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:10 40873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dulu zamannya SMP kalo ditanya apa itu seks aku malu2 menjawabnya sampe mukaku memerah yang kebayang dalam benakku seks adalah sesuatu yang membuat organ intimku geer…

Padahal Seks artinya tak lebih dari jenis kelamin, tapi kebanyakan orang apalagi para remaja menterjemahkan melebihi arti sebenarnya bahwa seks adalah hubungan badan antara pria dan wanita. Sehingga menjadi sesuatu hal yang tabu untuk dibicarakan.. kalo itu sih lebih tepatnya disebut Seksualitas yang artinya kurang lebih  menyatukan rasa dan tindakan  yang berhubungan dengan mencintai seseorang.

Pada kesempatan ini aku ingin menceritakan pengalaman seks-ku, bagaimana culunnya aku menghadapi peristiwa menakjubkan terkait organ seksku.. tapi pembaca harap tenang disini aku tidak akan menceritakan pengalaman nge-seks dengan pria tapi hanya berbagi pengalaman saat remaja puber dan mengalami pertumbuhan biologis.. so.. organ intimnya jangan pada geer dulu..

Pertama kali tumbuh payudara

Tiba-tiba dadaku memerah dan muncul benjolan halus sebesar kelereng rasanya agak ngilu… sakit sedikit… waktu itu aku kaget.. “waduh ini apa sih ? jangan2 kanker payudara… atau tumor, begitu pikirku. Beberapa hari aku pendam sendiri mendapati penyakit di dadaku, sebelum akhirnya aku berterus terang pada mama… bahwa aku menderita tumor… karena mamaku sudah pengalaman mama hanya tertawa melihatku… hari itu juga sorenya  aku diajak mama  membeli bra (mini set)… baru deh aku ngerti.. jadi ini toh yang namanya payudara…. Kukira kangker…

Pertama kali menstruasi

Belum lagi penyakit didadaku sembuh dan kian membesar.. lagi2 aku dikagetkan oleh sesuatu yang mengalir dari vaginaku.. ia berupa bercak darah awalnya hanya sedikt tapi lama kelamaan banjir, aku dibuatnya panic luar biasa… O my god ini penyakit apalagi… “aduuuh… ini pasti penyakit kotor ! tapi apa salah dan dosaku? hingga harus menanggung penyakit kotor ini “ ya Tuhaaan aku harus gimana… ini pasti gara2 aku suka berpikiran kotor (ngelonjor.. hehe)..beigtu sesalku dalam hati…  gini deh jadinya “

Meski sebelumnya aku pernah mendapat informasi bahwa wanita akan mengalami haid, tapi aku tetap kaget dan gak kepikir kesitu… hari2ku menderita gak mau sekolah, ini membuat mamaku penasaran dan mendesak aku dengan berbagai pertanyaan… akhirnya aku berterus terang juga meski dengan perasaan malu

Aku : “mama vegyku berdarah.. aku kena penyakit kotor mama ? kok bisa ya ma..

Mama : “jangan ngawur kamu.. pacaran aja belum pernah, kok kena penyakit kotor.. itu haid.. sayang.. “

Saat itulah untuk pertama kalinya aku disuruh pake pembalut wanita awalnya agak risih tapi lama kelamaan terbiasa

Pertama kali tumbuh bulu di Vagina

Kali ini aku tidak kaget lagi dengan perubahan di vegyku aku hanya bergumam ini pasti penyakit wanita lagi. Bahkan untuk kejadian yang satu ini aku merasa telah menjadi orang dewasa, seperti pada umumnya anak2 vaginaku waktu itu masih plontos.. tapi suatu hari tumbuh bulu2 halus di permukaannya… ada perasaan malu ketika melihatnya, tapi aku takjub kurasa vegyku jadi tambah manis aja..

Sikap akupun mulai berubah dalam hal berpakaian, jika biasanya habis mandi aku Cuma handukan aja, sejak bulu2ku tumbuh aku lebih hati2, sehabis mandi pasti udah pake celana dalam dan baju.. soalnya takut bulu2nya pada jatuh dan berserakan di lantai… haha

Jika pake rok gak cukup pake CD aja pasti double dengan leging pendek takut ada yang ngintip dari balik CDku…

semoga pengalamanku bermanfaat untuk adik2… jika menghadapi sesuatu nyantai aja jangan panic kayak aku.. jangan malu bertanya pada orang terdekatmu…

Catatan :

Organ tubuh manusia diciptakan dalam status yang sama dari ujung rambut sampai kaki, bagiku  tidak ada organ yang dianggap memalukan untuk diceritakan dalam batas wajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun