Mohon tunggu...
トリス トリス
トリス トリス Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Katakan apapun yang ingin dikatakan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan ciptaan siapa ?

12 Juli 2012   15:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:01 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

.

Jika bukan oleh manusia, oleh siapa lagi? Jika memang Tuhan yang memberi tahu, ini akan menimbulkan pertanyaan dari banyak sisi, yang sampai saat ini tak pernah bisa dijawab kaum beragama, kecuali hanya dg jawaban yang berputar-putar dg kitab sucinya masing-masing.

.

Kosa kata Tuhan sudah lama muncul. Sudah lebih kurang 4000 tahun lalu (Karen Amstrong).

Kenyataannya itulah yang kita lihat dan alami sehari-hari secara nyata. Diluar itu, tentu kita tak bisa bicara, dan tentu tak terbayangakan.

.

Nah, yang tak terbayangkan itulah yang diukir manusia dalam agama dan kitab suci. Meski sebagian ayat-ayat itu begitu menyentuh sisi emosionl kita hingga bisa menangis, tapi semua itu tetaplah persepsi manusia akan hidup dan pencarian akan hakikatnya. Tapi hakikat yang standar, yang berlaku untuk semua orang, kenyataannya tdk ada. Seandainya ada (jika langsung dari Tuhan), tentu tak akan ada perdebatan ttg Tuhan. Justru karena keremang-remangannya itulah, wacana ttg Tuhan selalu menjadi perdebatan.

.

Dan ini tidak  berarti saya menolak bahwa Tuhan ada. Dan juga tidak mengatakan secara pasti Tuhan itu ada. Saya hanya mengakui bahwa ada rasa yang tak terjemahkan dalam diri. Rasa itu bagaikan sengatan listrik, spt rasa cinta. Dan itu termasuk bagian Misteri. Bagaimana cara kerjanya dan dari mana sumbernya. Kita jangan gegabah mengatakan begini begitu. Tapi cukup nikmati dengan rasa haru dan takjub yang tak terkatakan.

.

Tapi bukan berarti saya hanya mengakui alam yang tampak. Angin, kentut, listrik, sinyal, aura, vibrasi, getaran hati, kerinduan, kebencian, rasa suka, rasa cinta, dan imajinasi, adalah sesuatu yang tidak tampak. Tapi semua itu real. Nyata. Buktinya, saya merasakan dan mengalaminya. Sedang Tuhan ? saya belum pernah mencerapnya. Baik merasakan, melihat, mendengar, apalagi bersentuhan dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun