Setiap perjalanan selalu meninggalkan jejak positif dan menginspirasi, banyak cerita yang ingin dibagikan...dan ini adalah sepenggal cerita field trip dari rangkain Danone Blogger Academy 2018.
Siap menyimak ceritanya...yuk siapain potongan buah segar sambil menikmati sejuknya udara pagi ini *matahari masih malu-malu menunjukkan sinar indahnya hehehe.
Perjalanan ke Jogja selalu istimewa, kali ini saya tak sendirian...bersama dengan 19 peserta Danone Blogger Academy 2018 lainnya dan juga crew and team Danone. Yuhu...we are ready explore Jogja :)
Nah untuk episode kali ini...ciiieh episode kek sinetron aja ya xixixi. Saya mau berbagi cerita tentang sebuah Desa, Desa Kemudo, di mana di sana banyak hal yang membuat saya kagum sekaligus bangga.
Berkenalan dengan Desa Kemudo Yang Potensial
Desa Kemudo yang terletak di kecamatan prambanan kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah tergolong cukup mandiri dan mampu memanfaatkan berbagai potensi yang dimilikinya. Salah satu CSR (Corporate Social Responsibility) PT Sarihusada Generasi Mahardika di Indonesia yang berada di daerah Yogyakarta adalah "Projek Kemudo" yang merupakan sebuah program pengembangan dan pengelolaan desa di Desa Kemudo.Â
Program ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat Desa Kemudo dalam upaya meningkatkan  kesejahteraan secara berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2014 yang menegaskan bahwa posisi "Desa" sebagai wilayah pengembangan dan memberikan keleluasaan pengelolaan oleh perangkat desa.
Dikenal dengan BUMDes Kemudo Makmur (Badan Usaha Milik Desa) yang berdiri sejak 21 Agustus 2016, merupakan wadah yang tepat bagi Pemerintah Desa Kemudo yang bekerjasama dengan masyarkat Desa demi tercapainya kesejahteraan masyarakat desa.
Hal ini sesuai dengan visi pemerintah yaitu :
- Membangun daerah pedesaan yang dapat dicapai melalui pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan produktivitas dan keanekaragaman usaha-usaha ekonomi kerakyatan
- Ketersediaan sarana dan fasilitas untuk untuk mendukung ekonomi kerakyatan
- Membangun dan memperkuat isntitusi yang mendukung rantai produksi dan pemasaran
- Â Mengoptimalkan Sumber Daya Alam sebagai dasar pertumbuhan ekonomi kerakyatan
"Potensi yang dikembangkan oleh Desa Kemudo ini memiliki omset kotor 3,7 M dan omset bersih 1 M, "ujar Bapak Hermawan Kristanto selaku Kepala Desa Kemudo.
- Omah Tani Srikandi
Mengusung konsep pertanian terpadu, yang lebih modern, berwawasan lingkungan, organik dan berkesinambungan. Mengembangkan pertanian terpadu melalui Joglo Tani. Program pertanian yang digarap kelompok sadar wisata. Joglo Tani didirikan di lahan seluas 1.000 meter persegi yang berada di kompleks kantor desa.Di sinilah sayuran dan buah-buahan berbasis organik mulai dikembangkan, di area ini pula ada peternakan sapi, kambing, dan lele. Oiya ada juga pengelolaan pupuk organik loh, kami belajar sekilas dari ibu-ibu di sini tentang membuat pupuk organik.
Membuat Pupuk Organik
Bahan :
Bisa pilih salah satu dari (Pisang, bawang merah, nanas, tempe), air matang 1 liter, 2 sendok gula pasir, botol aqua kemasan 1,5 ml.
Cara membuatnya :
Cacah bahannya menjadi kecil-kecil, kemudian masukan ke wadah aqua botol yang berisi air matang 1 liter, masukkan 2 sendok gula pasir dan diamkan selama kurang lebih seminggu agar terjadi fermentasi. Setiap harinya di buka supaya gasnya keluar. Setelah tidak timbul gas baru bisa dipakai. Pupuk ini bisa dicampur untuk menyiram. Formulasinya 1 gelas aqua bisa dicampur dengan 10 liter air biasa.
Jadi ada 4 jenis yang dipraktekin waktu itu, yang mana memiliki fungsi yang berberda.
Pisang untuk penghancur daun, bawang merah penghancur lemak, nanas untuk penghancur ranting, tempe penghancur minyak. Ayo kita praktekan, mudah bukan membuatnya ^_^
Walaupun siang itu sangat terik tapi tak menyurutkan semangat saya untuk berkeliling melihat apa saja yang di tanam di Omah Tani Srikandi, saya pun melihat berbagai sayuran diantaranya ada tomat, kangkung, mangga, terong, cabe rawit, bayam tumbuh dengan subur. Bahkan saya coba iseng memetik terong atas izin ibu yang ada di sana hehehe.
2. Pengelolaan Afval Industri
Bergerak dibidang pengelolaan limbah kering industri, seperti karton, plastik, duplex, alumunium foil dan pallet kayu, jerigen, IBC Tank Afval bekas pengemas milik PT. Sarihusada Generasi Mahardika plant Prambanan dan perusahaan disekitar Desa Kemudo. Â Â Â Â Â
3. Pengolahan Limbah Kayu Pallet
Melimpahnya pallet jati belanda ex-packing merupakan potensi usaha yang dapat dikembangkan, terlebih pemanfaatan barang bekas tengah menjadi tren dikalangan masyarakat. Yup, melihat potensi tersebut, BUMDes Kemudo Makmur dan masyarakat bekerja sama untuk mengolah bahan baku pallet menjadi produk kerajinan.
Produk-produk yang dihasilkan meliputi furniture, handycraft dan souvenir. Pengolahan ini sekaligus sebagai upaya mendukung kampanye 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle. Siapa sangka limbah kayu pallet ini bisa menjadi furniture yang berdaya jual tinggi :)
4. Pelayanan Umum
Kemandirian desa Kemudo patut diacungi jempol dan layak mendapatkan apresiasi, tak hanya mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki desanya saja loh. Dalam pelayanan umum contohnya, Desa Kemudo menjangkau berbagai kebutuhan untuk membantu masyarakat. BUMDes Kemudo Makmur mempunyai beberapa usaha di bidang pelayanan umum. Satu diantaranya adalah BNI Laku Pandai yang meliputi pelayanan perbankan, pembayaran listrik, pembayaran BPJS, multifinance, registrasi uang elektronik dll. Yang lebih menarik lagi, BUMDes juga melayani kebutuhan ATK dan fotocopy untuk kebutuhan sehari-hari.
5. Angkringan Joglo
Rindu kuliner bernuansa tradisional seperti angkringan? Waah pas banget nih, saat kemarin ke Jogja kami para Danone Blogger Academy berkunjung ke suatu Desa bernama Kemudo, yang berlokasi di kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Adalah "Angkringan Joglo" tempat kuliner bernuansa tradisional yang dilengkapi dengan bangunan Joglo dan gerobak angkringan. Konsep yang unik dan merakyat ini memanfaatkan lahan kosong, menyuguhkan beragam hasil olahan warga setempat. Kala itu Ibu Kepala Desa mengantarkan kami menuju Angkringan Joglo, saat menyusuri desa ini sepanjang jalan rumah para warga terdapat jenis sayuran dan bunga yang berwarna-warni, mereka memang diajarkan untuk bercocok tanam di pekarangan rumah.Â
"Kenapa angkringan? Karena selama ini banyak masyarkaat yang tertarik dengan tempat berasantai namun bernuansa tradisional. Jadi di sini bisa ngobrol-ngobrol santai sambil menikmati sajian makanan rumahan, "ujar Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto.
Btw nih selain angkringan Joglo, akan dikembangkan juga kebun gizi, pembuatan sambal dan makanan ringan hasil olahan warga. Bisa buat oleh-oleh nih ketika berkunjung ke sini :) Hal ini dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan perekonomian masyarakat, melalui hasil usaha dan kreasinya.
Sampai jumpa lagi Jogja istimewa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H