seharusnya kamu tahu,
berapa besar aku menyimpan tanya,
berapa berat aku menahan pedih...
tapi pedih itu takkan pernah terungkap,
pedih itu kusimpan sendiri..
aku hanya bisa melihat,
lalu menangis sendiri..
mengapa kamu tak pernah mengerti?
mengapa kamu seolah tak peduli?
aku lelah harus menghapus air mata...
seharusnya kamu melihat,
bagaimana tatapanku...
seharusnya kamu melihat,
hanya kepura-puraan yang aku lakukan..
kamu menganggap aku baik-baik saja,
tapi tidak,
aku tidak baik-baik..
aku benci...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!